Menghindari Penyalahgunaan Narkoba
09.41 | Author: alinaksi ahmad




Akhir akhir ini, ada satu fenomena yang sebenarnya sudah ada sejak lama menggejala di negara kita Indonesia, yaitu penyalahgunaan narkoba. Narkoba yang memang sebenarnya bukan untuk dikonsumsi secara bebas sekarang sudah menjadi sesuatu yang sangat lazim dikonsumsi oleh banyak penggunanya, mulai dari orang dewasa, remaja bahkan sekarang anak-anak pun banyak yang terjerumus dalam penggunaan narkoba.
Dengan adanya fenomena penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas ini, banyak kalangan yang menyalahkan satu sama lain dan menuduh bahwa Fenomena ini terjadi karena kesalahan dari pihak-pihak tertentu, semisal aparat penegak hukum. Sebenarnya yang perlu dilakukan saat ini bukanlah mencari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas semua ini, akan tetapi mencari penyelesaian dari permasalahan yang terjadi.
Penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi kelompok-kelompok tertentu. Semua ini menjadi tanggung jawab semua pihak yang tinggal bersama di Indonesia. Tanpa adanya tanggung jawab bersama, mustahil narkoba akan bisa hilang dari negara kita.

Mengenal narkoba

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan/adiksi.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

Jenis Narkoba

Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

Dampak penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Penanggulangan
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

epilog
Melihat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh narkoba bagi kesehatan itu fisik, psikologis, ataupun kehidupan sosial seseorang, maka perlu kiranya kita menjadi lebih tanggap dan waspada terhadap semua itu. Mulailah dari lingkungan yang terkecil yaitu keluarga kita. Jaga dan hindarkan keluarga kita dari narkoba sejauh jauhnya. Manfaatkan kesempatan yang ada untuk bisa saling mengingatkan satu dengan yang lainnya agar keluarga kita benar benar terhindar dari yang namanya narkoba. Apabila lingkungan terkecil sudah bisa diselamatkan, dan semua keluarga mempraktikkan hal yang sama, bukan menjadi hal yang mustahil bagi bangsa Indonesia untuk bisa terlepasa dari ancaman penyalahgunaan narkoba yang lebih luas.
Disarikan dari berbagai sumber.
Wallahu a’alm bis shawab..
Selengkapnya...

Meminimalisir perilaku sex bebas
09.39 | Author: alinaksi ahmad


sex bebas merupakan satu perilaku yang akhir akhir ini banyak sekali menggejala di lingkungan kita. Sudah tidak pandang bulu, entah itu orang kaya atau miskin, di kota atau di desa. Hal yang paling memprihatinkan adalah saat ini perilaku itu telah menggejala tidak hanya di kalangan orang dewasa, akan tetapi saat ini anak SD pun telah banyak yang mempraktikan perilaku sex bebas , astaghfirullahal’adzim..
Fenomena ini akan sangat berbahaya apabila dibiarkan terus menerus terjadi di negara kita. Terlebih apabila perilaku yang terjadi di kalangan remaja yang merupakan cikal bakal penerus bangsa. Tanpa adanya pengarahan yang benar, maka remaja yang notabene masih dalam masa perkembangan dan ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan akan terjerumus dalam pergaulan bebas yang sudah melewati batas.


Perilaku sex bebas
Perilaku sex bebas sangat drastis peningkatannya pada tahun- tahun belakangan ini. Berdasarkan data yang diperoleh, perilaku seks remaja kita sudah semakin permisif (salah satu contohnya, baseline survey oleh UI-1996) Tingginya tingkat kehamilan di luar nikah yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit dibantah. World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman, dimana 95% terjadi dinegara-negara berkembang. Angka kematian yang disebabkan aborsi yang tidak aman ini adalah 15-20%.
Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, dimana 75.000 – 1,5 juta terjadi di Indonesia (A. Waluyo, 2003:113).
Survey yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2007 sangat mengejutkan yaitu 63 % remaja (Sekolah Menengah Pertama ) SMP dan ( Sekolah Menengah Atas ) SMA di Indonesia pernah berhubungan seks. Sebanyak 21 % diantaranya melakukan aborsi. Angka ini naik dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian BKKBN tahun 2005 – 2006 dikota – kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar, ditemukan sekitar 47 % hingga 54 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Penyebab perilaku sex bebas
Dari hasil penelitian tersebut, BKKBN merekomendasikan, ada beberapa faktor mendorong remaja melakukan hubungan seks pra – nikah. Beberapa diantaranya adalah,

1. Pengaruh liberalisme dan pergaulan bebas,
Liberalisme sangatlah berpengaruh pada perilaku sex bebas yang dilakukan remaja. Dengan adanya liberalisme, maka semua orang bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa ada batasnya. Liberalisme sangat kuat digencarkan oleh negara-negara barat. Salah satunya adalah Amerika, sehingga tidak heran kalau angka perilaku sex bebas aborsi, dan penyakit kelamin di Amerika sangatlah tinggi.
Berikut ini adalah sekedar contohkehidupan seksual remaja Amerika dengan segala macam dampaknya, termasuk penularan penyakit kelamin dan kehamilan (diluar nikah), dan keterlibatanya dalam dunia pelacuran serta kehidupan sosialnya (DiClemente, 1989),yaitu:
• Tujuh dari 10 wanita dan 8 dari 10 pria telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun.
• Satu dari 6 pelajar putri yang aktif bergaul seks bebas (sexually active) paling sedikit telah berganti-ganti pasangan dengan 4 pria berbeda.
• Setiao tahunnya 1 dari 7 remaja terkena penyakit kelamin.
• Sebanyak 2,5 juta hingga 5 juta orang Amerika di bawah umur 25 tahun telah memperoleh pengobatan untuk penyakit kelamin setiap tahunnya.
• Data pada tahun 1985 menyebutkan bahwa 62% dari penyakit kencing nanah(gonorrhoe), 40% dari penyakit sipilis, penderitanya adalah mereka yang berumur antara 10-24 tahun.

2. Pengaruh lingkungan sekitar dan keluarga
Lingkungan sekitar dan keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku seseorang. Lingkungan yang kurang baik tentu akan menghasilkan manusia yang kurang baik pula apabila tidak ada filter yang mampu membentengi individu darinya. Namun, lingkungan yang baik juga belum tentu mampu menghasilkan individu yang baik apabila dalam lingkup yang lebih kecil individu tidak mendapat pengajaran yang baik, yaitu dalam lingkup kecil keluarganya.
Seseorang yang diajarkan sesuatu yang baik, tentu ia akan belajar yang baik. Akan tetapi apabila seseorang diajarkan sesuatu yang buruk, maka kecil kemungkinan baginya untuk berbuat baik.

3. Pengaruh media massa, khususnya TV dan internet.
Tidak bisa dipungkiri lagi hadirnya teknologi mebawa perubahan yang begitu berarti. Tak terkecuali adanya media berupa TV dan internet. Piranti itu akan sangat bermanfaat apabila digunakan sesuai dengan fungsi yang semestinya, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi. Remaja sekarang justru menggunakan media-media itu untuk mengakses sesuatu yang sebenarnya tidak untuk konsumsi mereka, satu contoh adalah video porno. Dengan itu mereka belajar sesuatu yang tidak baik seperti sex bebas. Namanya remaja pasti akan memilik keingintahuan yang teramat besar pada hal-hal yang beum pernah mereka rasakan, dan bukan menjadi hal yang baru lagi jika remaja mempraktikkan apa yang mereka dapatkan di media dengan cara yang salah seperti sex bebas.

Upaya menanggulangi sex bebas
Banyak penelitian yang sudah dilakukan dan nyaris mengambil kesimpulan yang sama bahwa jumlah pasangan yang melakukan seks bebas semakin tinggi setiap tahunnya. Setiap tahun sejak terjadi krisis moneter, sekitar 150.000 anak dibawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks di Indonesia berusia dibawah 18 tahun, sedangkan 50.000 diantaranya belum mencapai usia 16 tahun (Pratiwi, 2005 : 11).
Dari data yang begitu banyak tersebut, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk turut serta dalam meminimalisir perilaku sex bebas yang terjadi di negara kita. Banyak hal yang dapat diupayakan, beberapa diantaranya adalah:

1. Pemberdayaan keluaga
Keluarga sangat memiliki peran dalam tumbuh kembang anak. Keluarga yang baik tentu akan tanggap terhadap kebutuhan anak dalam setiap tahapan perkembangannya. Ketika anak beranjak pada masa pubertas, sebaiknya keluarga tidak lagi memandang tabu tentang perilaku sex. Ajarkanlah anak tentang pendidikan sex yang benar sehingga diharapkan anak akan memahai dan mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan dan ia akan senantiasa menghindari perilaku sex yang tidak benar.

2. Pendidikan kesehatan reproduksi
Kebanyakan orang khususnya remaja melakukan sex bebas asal dasar keingintahuan yang dalam tentang sex, tetapi mereka kebanyakan malah tidak mau tahu tentang dampak-dampak yang akan terjadi ketika mereka melakukan sex bebas dan bergani ganti pasangan. Merek kurang memahami tentang kesehatan reproduksi yang baik. Untuk itu, perlu satu upaya khusus dari pihak-pihak terkait untuk meberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi ataupun penyakit yang mengancam seseorang yang suka melakukan sex bebas.

3. Membentengi diri dengan agama
Agama memberikan batasan-batasan bagi penganutnya untuk bergaul dan bersosialisassi dengan lawan jenis. Dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran agama sebaik-baiknya, niscaya seseorang akan lebih terhindar dari perilaku yang menjurus pada sex bebas.

4. Menjauhi hal yang berbau pornografi
Fenomena sex bebas yang terjadi tidak bisa dipungkiri disebabkan karena maraknya perdaran video ataupun gambar-gambar yang berbau pornografi. Media-media itu memicu seseorang untuk melakukan perilaku seksual karena tentu media itu memicu dorongan hasrat yang ada pada diri individu. Satu satunya cara agar terhindar dari hal itu adalah dengan menjauhi sejauh-jauhnya.

5. Memiliki aktivitas positif
Seseorang yang memiliki banyak kegiatan positif akan lebih selamat dari perilaku sex bebas dibandingkan seseorang yang tidak memilikinya.

epilog
Sebagai masyarakat yang cinta pada negara dan peduli pada kelangsungan hidup generasi penerusnya, kita selayaknya tanggap dan prihatin pada kondisi rakyatnya. Perilaku sex bebas yang semakin menggejala tentunya tidak bisa kita biarkan begitu saja. Perlu ada upaya nyata dari kita untuk mengurangi bahkan menghilangkannya. Memulai dari diri sendiri tentunya akan berdampak besar bagi lingkungan kita. Ketika kita sudah bisa mengatur dan menjauhkan diri kita dari perilaku itu, maka ligkunganpun akan mengikuti, dan pada akhirnya negara akan terbebas dari perilaku sex bebas dan Indonesia akan menjadi satu negara yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur…

Wallahu a’lam bis shawab…
Selengkapnya...

Bencana Alam dan Anak-Anak
09.35 | Author: alinaksi ahmad



Pada beberapa tahun terakhir ini sering sekali terjadi bencana alam yang melanda di berbagai negara. Bencana itu telah menyebabkan begitu banyak korban jiwa, fisik ,serta harta benda. Bagi korban yang selamat, maka ia akan sangat merasa terbebani dengan adanya cacat fisik yang ia derita, kerugian material, dan juga keadaan psikologis mereka. Hal ini tentu akan terasa sangat berat apabila tidak ada penanganan yang serius dari pihak-pihak yang terkait.
Penyintas tentunya akan merasa sangat terpukul dengan keadaan yang mereka alami, dan yang paling mengkhawatirkan adalah yang berasal dari kalangan anak-anak. Anak-anak masih sangat rentan kondisi psikologisnya, parahnya presentase jumlah koban yang berasal dari anak-anak di seluruh dunia lumayan besar , baik dalam angka kematian ataupun dampak lainnya. (Norris et al., 2002 a, b). Misalkan dalam bencana tsunami, 37 persen dari jumlah korban meninggal adalah berasal dari anak-anak (lebih dari 90.000), anak-anak yang masih hidup kehilangan saudara dan teman-temannya dan 7.722 anak ditinggal kedua orang tua mereka (World Bank, 2005).
Semua bencana yang terjadi tentunya akan menyebabkan trauma yang mendalam bagi para korbannya. Baik orang dewasa, maupun anak-anak. Pada awalnya, gejala trauma dari bencana pada anak dianggap sama dengan yang dialami oleh orang dewasa, (Anthony et al., 1999), hingga ditemukan satu hasil penelitian baru yang dilakukan oleh Terr (1979) yang mengemukakan pandangan bahwa anak akan merespon trauma dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa.
Para psikolog kemudian mulai kritis meneliti efek trauma terhadap anak-anak. Pynoos (1999) menyoroti model interaksi trauma dan stres dengan
tingkat perkembangan dan psikopatologi anak yang berbeda-beda. Tinjauan
Norris (2002) dan Vogel dan Vernberg (1993) menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak dalam menanggapi bencana berbeda-beda, tergantung pada banyak variabel, dan anak menunjukkan gejala trauma yang lebih parah daripada orang dewasa. Hal ini karena skema kognitif mereka yang masih terbatas (Leach, 2004).
Peran psikolog sangat diharapkan untuk bisa membantu penyintas kembali bangkit dan beraktifitas normal. Penyintas yang paling diprioritaskan adalah anak-anak. Psikolog yang ingin membantu dalam memulihkan kesehatan mental harus menyadari kompetensi dan keterbatasan yang mereka miliki. Psikolog harus memahami itervensi yang tepat bagi parapenyintas. Intervensi harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan para penyintas pada fase yang berbeda berdasarkan kondisi dan tingkat keparahan yang berbeda pula.
Kegiatan pencegahan dan mitigasi juga sangat penting untuk mengurangi masalah kesehatan mental yang disebabkan bencana. Menurut ARC (2005), penting untuk dicatat bahwa sebagian besar korban tidak menunjukkan reaksi trauma berat . Bahkan, Teicher (2002) menunjukkan bahwa manusia telah mampu mengatasi stres yang menimpa dirinya. Penyintas yang lebih membutuhkan intervensi adalah anak-anak, karena itu akan menjadi modal dasarnya di masa mendatang. Anak-anak yang sejak kecil sudah diajari mengatasi trauma, maka ia akan menjadi lebih kuat dan adaptif, bukan hanya sekarang tetapi juga kelak ketika ia dewasa.
Dari pemamparan yang telah disebutkan, maka ada banyak hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran. Sudah selayaknya kita harus banyak belajar dari negara-negara luar yang telah mampu menerapkan satu system yang tertata untuk menanggulangi dampak bencana. Mereka sudah diajarkan tentang cara penanggulangan bencana dengan sigap, sehingga ketika ada bencana bantuan bisa segera datang dan penyintas pun bisa lebih cepat ditangani. Hal ini tentu akan sangat berguna bagi penanggulangan dampak yang lebih berat yang ditimbulkan oleh bencana seperti stress, depresi, atau PTSD.
Anak –anak juga selalu menjadi prioritas utama bagi para psikolog dalam menangani masalah yang disebabkan oleh bencana alam. Banyak cara yang sudah dikembangkan untuk menanggulangi semua itu. Diantaranya adalah dengan mengembangkan program yang komprehensif yang mengaitkan antara aspek kognitif, behavioral, dan juga emosional untuk menanggulangi dampak bencana yang muncul pada anak-anak.
Selengkapnya...

Hubungan Akhlak Dengan Ilmu-Ilmu Lain
09.06 | Author: alinaksi ahmad


Seluruh umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Dari Anas bin Malik RA, Ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: "Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap Muslim." Hadis ini jelas memberitahukan kepada kita begitu pedulinya agama Islam terhadap ilmu pengetahuan. Islam adalah agama yang bersandar pada ilmu pengetahuan, baik dunia maupun akhirat, karena agama Islam adalah agama yang bersandar pada ilmu pengetahuan dan amal yang sempurna. Selain itu, umat Islam juga sudah terkenal sejak zaman dahulu sebagai umat yang terkemuka di seluruh dunia dalam bidang pengetahuannya. Hal ini disebabkan akhlakul karimah yang selalu dipegang dan diamalkan. Dengannya seseorang menjadi sabar dan tekun dalam menggali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga akhlak memiliki kaitan yang sangat erat dengan berbagai ilmu pengetahuan yang ada.


1. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)
Ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental yang terjadi pada manusia. Dengan kata lain, ilmu in meneliti tentang peranan yang dimainkan dalam perilaku manusia. Psikologi meneliti tentang suara hati (dhamir), kemauan (iradah), daya ingat, hafalan, prasangka (waham), dan kecenderungan-kecenderungan (awathif) manusia. Itu semua menjadi lapangan kerja jiwa yang menggerakkan perilaku manusia. Dengan demikian, psikologi merupakan mukadimah pokok sebelum mengkaji tentang akhlak. Prof. Ahmad Luthfi berpendapat, “ ilmu akhlak tidak akan bisa dijabarkan dengan baik tanpa dibantu oleh ilmu jiwa (psikologi).” Itulah yang menyebabkan Imam Al Ghozali sebelum mengajar ilmu akhlak, beliau mengajarkan terlebih dahulu kepada muridnya mengenai ilmu jiwa, dan itulah mengapa Imam Al Ghazali menyusun kitab Ma’arijul qudsi fi madaariji ma’riftin nafsi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa dan ilmu akhlak bertemu karena pada dasarnya sasaran keduanya adalah manusia. Ilmu akhlak melihat dari apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa (psikologi) melihat tentang apa yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku.
Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Sosiologi
Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata “socious” yang berarti kawan, dan “logos”yang berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia berkawan, atau dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan yang berobjek pada kehidupan bermasyarakat.
Ahmad Amin mengemukakan bahwa antara ilmu akhlak dan ilmu sosiologi memiliki kaitan yang sangat erat. Ilmu akhlak mempelajari tentang perilaku (suluk), artinya perbuatan dan tindakan manusia yang ditimbulkan oleh kehendak, dimana tidak akan bisa lepas dari kajian kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian sosiologi. manusia dalam hidupnya tidak akan mungkin bisa melepaskan diri dari kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, dalam membahas akhlak yang membahastentang kehidupan individu, perlu menelusuri dan membahas kehidupan dalam bermasyarakat juga.


2. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Logika ( Manthiq)
Ilmu logika adalah ilmu pengetahuan yang menetapkan kaidah dan ketentuan dalam berpikir, sehingga manusia terpelihara dalam cara berpikirnya. Jelasnya, ilmu logika adalah untuk membersihkan jiwa dan memperhalusnya agar dapat berpikir baik, mendidik pikiran dan menjaganya dari kekeliruan dalam membuat hukum yang berdasarkan kepada pikiran.
Apabila dipandang sebagai penimbang, maka ilmu logika dan ilmu akhlak memiliki keterkaitan dalam dua segi;
- Ilmu logika dan ilmu akhlak, masing – masing bertugas sebagai penimbang sesuatu. Ilmu akhlak merumuskan aturan dimana manusia harus berperilaku sesuai aturan itu, sedangkan ilmu logika merumuskan aturan dimna manusia harus berpikir sesuai dengan aturan yang telah dirumuskan itu.
- Ilmu logika dan ilmu dan ilmu akhlak keduanya membahas dan meneliti kejiwaan manusia. Ilmu akhlak menyoroti perilakunya, sedangkan ilmu logika menyoroti segi hasil pikirannya.
Ilmu logika sebagai kunci memahami filsafat, dengan pengertian orang yang tidak memahami logika tidak akan mampu memahami fislsafat. Ilmu akhlak disebut juga filsafat akhlak, maka seseorang tidak akan mampu memahami filsafat akhlak tanpa memahami ilmu logika.

3. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum
Pokok pembicaraan kedua hukum ini adalah perbuatan manusia, dan tujuan keduanya juga sama, yaitu mengatur perbuatan manusia untuk kebahagiaan mereka. Akan tetapi, cakupan ilmu akhlak lebih luas. Ilmu akhlak memerintahkan untuk melakukan apa yang bermanfaat dan meninggalkan apa yang mengandung mudharat, sedangkan ilmu hukum tidak. Ilmu hukum tidak memerintahkan apa yang baik untuk dilaksanakan, tidak juga melarang apa yang buruk untuk dilakukan.

4. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Agama
Ilmu agama adalah ilmu yang mengatur tata cara keimanan, peribadatan, kepada Allah SWT dan kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia kepada Allah, manusia kepada manusia, dan manusia kepada lingkungannya. Tujuan dari ilmu agama adalah untuk menjadikan manusia bahagia di dunia dan akhirat, sedangkan cara untuk bisa menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat salah satunya adalah dengan akhlak yang baik yang juga selalu diajarkan dalam ilmu agama.

5. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Ekonomi
Istilah ekonomi dalam bahasa Inggris disebut economic, sedangkan ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, Oikos dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. menurut Alfred Marshall, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sehari-hari bertindak dalam proses produksi, konsumsi, alokasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, sumbernya yang terbatas adanya.
Yang berhubungan dengan ilmu akhlak adalah sistem ekonomi Islam. ekonomi Islam adalah prinsip ekonomi yang berdasarkan syari’at islam yang bertujuan menciptakan kehidupan individu yang sehat dan kuat, sebagai individu atau anggota masyarakat. Dengan akhlak, maka tidak akan terjadi kecurangan dalam proses ekonomi. Semua perilaku ekonomi yang dilakukan akan berlangsung lancar karena semua yang dilakukan didasarkan atas nilai-nilai moral dan budi pekerti yang mulia.







DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an.Jakarta: Amzah.
Al Qardhawi, Yusuf. An Nasu Wal Haq. Kuwait.
Amin ,Ahmad. 1945. Al Akhlaq. Terj. Farid Ma’ruf. Kairo: Al Amiriyah.
Atkinson ,Rita L. dkk. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara.
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: UI Press.
Panji Masyarakat, Nomor 218, Maret 1977.
Pontjosoetirto, Soelardja. Asas – Asas Sosiologis. Yogyakarta: Gajah Mada.
Putong Iskandar. 2000, Pengantar Ekonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rajab, Mansur Ali. 1961 . Taammulat fi Falsafatil akhlaq, Mesir
Rasjidi. 1990. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Tantawi , Syekh. 1984. Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern. Surabaya: Al Ikhlas.
Thaib, Ismail. 1984. Risalah Akhlak. Yogyakarta: CV. Bina Usaha.
Selengkapnya...

Faedah Mempelajari Ilmu Akhlak
09.02 | Author: alinaksi ahmad


Faedah Akhlak
Akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan mahluk manusia dengan mahluk hewani. Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai mahluk Allah yang paling mulia dan meluncur turun ke martabat hewani. Manusia yang telah jauh dari martabat insaniyahnya bisa menjadi sangat berbahya dan lebih mengerikan dari bintang buas.
Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an surat At Tiin (95) ayat 4-6 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
Dikatakan oleh Imam Ghozali dalam bukunya “Mukasyafatul Qulub”, bahwa Allah telah menciptakan mahluknya atas tiga kategori. Allah menciptakan malaikat dan diberikan kepadanya akal, tetapi tidak diberi (nafsu) syahwat. Allah menjadikan bintang yang tidak dilengkapi dengan akal, tetapi diberikan syahwat saja. Akan tetapi Allah menciptaka manusia di dunia ini dilengkapi dengan akal dan syahwat, sehingga apabila nafsu yang ada pada diri seseorang mampu mengalahkan akalnya, maka hewan melata menjadi lebih mulia dari manusia itu. Sebaliknya, apabila manusia dengan akalnya mampu mengalahkan nafsunya , maka derajat manusia tersebut menjadi lebih tinggi daripada malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
Kepribadian seseorang, terutama yang terkait dengan pola pemikiran dan akalnya tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya akhlak dalam dirinya. Akhlak dalam diri manusia yang akan menggerakkan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Akhlak menjadi satu kontrol utama dalam berperilaku.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati posisi yang sangat penting, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya, apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya, sedangkan apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. Kejayaan seseorang juga terletak pada akhlaknya, yaitu pada akhlak yang baik, akhlak yang baik akan menjadikan seseorang menjadi aman, tenteram, dan tenang. Sebaliknya, seseorang yang memiliki akhlak buruk hidupnya akan kacau dan dipenuhi oleh kegelisahan karena biasanya seseorang yang berakhlak tercela akan dibenci dan dijauhi oleh masyarakat pada umumnya. Contoh nyata dari keterangan tersebut adalah Rasulullah SAW.
Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak dan budi pekerti Rasulullah Muhammad SAW, hingga salah seorang istri beliau, Aisyah RA pernah berkata, “Kana khuluquhul qur’an.”, yang berarti bahwa Akhlak Rasulullah ialah Al Qur’an (HR Abu Dawud dan Muslim). Tidak ada satupun perkataan Rasulullah yang merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, semua yang Rasulullah sampaikan berasal dari wahyu Ilahi. Hal ini menjadikan beliau selalu tenang dan sabar dalam menyampaikan risalah Islam, walaupun banyak yang tidak senang dengan dakwah yang dilakukannya, akan tetapi berkat kemuliaan akhlaknya maka banyak orang yang menjadi simpatik dan dengan sukarela memeluk agama Islam.
Bagi setiap muslim, berhias dengan akhlak mulia adalah merupakan sebagian pertanda kesempurnaan imannya. Hal ini sesuai dengan hadis yang menjelaskan bahwa di antara kesempurnaan iman adalah kesempurnaan akhlak, hadis itu mengatakan ,“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi semua umat Islam untuk meneladani semua akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.


Faedah Mempelajari Ilmu Akhlak
Dilihat dari kacamata agama Islam,maka setiap ilmu pengetahuan yang bermanfaat wajib dipelajari dan dicari di manapun ilmu itu berada, dari mulut siapapun keluarnya. Dalam hubungannya dengan topik di atas, maka timbul satu pertanyaan apakah ilmu akhlak mampu menjadikan subjeknya menjadi orang yang baik dan terhormat? Sebenarnya, apabila dikaji lebih dalam, letak faedah dari ilmu akhlak tidak secara otomatis bila sudah mempelajari ilmu akhlak lalu orang itu menjadi baik, terpuji dan dihormati orang lain. Kedudukan ilmu akhlak lebih menyerupai hubungan antara dokter dengan pasiennya. Tugas dokter bukanlah untuk menyembuhkan pasien, akan tetapi tugas dokter adalah memberi obat dan menjelaskan dengan sesempurna mungkin mengenai penyakit dan gejala-gejala penyakit yang timbul apabila si pasien tidak berhenti merokok atau minum-minuman keras misalnya. Jadi semuanya sangat tergantung kepada pasien, apakah setelah mendapat keterangan dari dokter ia mau menuruti nasihat yang diberikan atau tidak. Jika dituruti, insyaallah dia ada harapan untuk terhindar dari penyakit atau penyakit yang sedang diderita itu berangsur-angsur hilang dan menjadi pulih kembali.
Demikian pula halnya dengan orang yang mempelajari ilmu akhlak. Dengan ilmu tersebut, dia menjadi mengerti dalam batas-batas tertentu mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi, sekadar mengetahui yang baik dan yang buruk saja tanpa orang itu mau melakukan apa yang telah diketahui itu, maka tidak akan mungkin terwujud kebaikan pada diri orang yang bersangkutan.
Apabila kita aplikasikan dalam kehidupan masa sekarang ini yang dikenal sebagai zaman modern, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan demikian pesat, sangat sulit untuk dapat menerapkan akhlak dalam setiap lini kehidupan. Realita yang ada menunjukkan pelanggaran susila terjadi dimana-mana, yang menjadi ironi adalah orang yag melakukannya justru sudah mengetahui bahaya yang akan didapatkan nantinya. Sebagai contoh perzinahan, perjudian, korupsi, dan kekerasan sudah dipahami oleh masyarakat sebagai sesuatu yang tidak baik, akan tetapi dalam kenyataanya perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu justru dilakukan oleh mereka yang ahli hukum, ahli ekonomi, ahli moral, bahkan oleh mereka yang mengerti dan memahami tentang aturan agama. Oleh karena itu sangat tepat apa yang diungkapkan oleh Al Ghozali yang maksudnya adalah sebagai berikut, “ ilmuwan itu ada tiga macam, ada kalanya ilmuwan itu membinasakan dirinya dengan orang lain, mereka adalah orang yang terang-terangan memburu dunia. Ada kalanya ilmuwan itu membahagiakan dirinya dan orang lain, itulah mereka yang selalu mengajak ke jalan Allah secara ikhlas. Ada kalanya ilmuwan itu membinasakan dirinya dan membahagiakan orang lain, itulah tipe mereka yang mengajak orang lain mementingkan urusan akhirat, tetapi dia berpura-pura menolak, padahal ia meninggalkan urusan akhirat dan lebih mementingkan urusan dunia.” Kemudian Al Ghazali berseru dengan nada sinis, “perhatikanlah diri anda termasuk ilmuwan yang mana?”
Disebutkan oleh Yusuf Al Qardhawi dalam bukunya “An Nasu Wal haq” dengan mengutip kata-kata hikmah dari orang arab pada masa silam, bahwa manusia terdiri darii 4 golongan, yaitu: pertama,orang yang mengerti dan mengerti bahwa dirinya mengerti, inilah dia ilmuwan, maka ikutilah orang itu. Kedua adalah orang yang mengerti, inilah orang yang tidur pada siang hari, maka bangunkanlah orang itu. Ketiga adalah orang yang tidak mengerti dan tahu bahwa ia tidak mengerti, inilah orang – orang yang mencari petunjuk, maka tunjukilah orang itu. Keempat adalah orang yang tidak mengerti, tetapi tidak menyadari kalau dirinya tidak mengerti, inilah kelompok orangyang sesat., maka tinggalkanlah orang itu.
Ahmad Amin dalam bukunya Al Akhlaq menyebutkan urgensi ilmu akhlak yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ilmu akhlak dapat menyinari seseorang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada seseorang tentang sebab atau illat untuk memilih perbuatan yang lebih baik ataupun lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak memaksakan diri pada semua keinginan-keinginan yang mengarah pada keinginan syahwat dan mengarahkannya pada hal yang lebih positif.
d. Seseorang menjadi lebih mengerti sebab-sebab ia melakukan suatu perbuatan sehingga ia akan lebih mampu memilih perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Seseorang yang mempelajari ilmu akhlak akan lebih mampu memprediksi perilaku orang dan tidak akan menjadi pengekor sesuatu tanpa melalui pertimbangan yang matang terlebih dahulu.
Selengkapnya...


Wudhu
Wudhu adalah membasuh bagian tertentu yang ditetapkan dari anggota badan dengan air dengan niat membersihkan hadast sebagai persiapan menghadap Allah Ta’ala (mendirikan shalat) Wudhu mungkin sudah menjadi rutinitas para muslim yang senantiasa menunaikan shalat. Akan tetapi sejauh manakah kita mengetahui mengenai hukum tata cara wudhu sebenarnya? Ternyata masih begitu banyak orang yang kurang memahami akan hal tersebut, sehingga perlu kiranya untuk dibahas tentang permasalahan ini sehingga pada akhirnya diperoleh kejelasan tentang hukum dalam wudhu, yaitu pada permasalahan batas anggota wudhu yang harus dibasuh ketika berwudhu. jadi bagaimanakah sebenarnya batasan membasuh anggota wudhu dalam tata cara berwudhu?

Berikut ini akan dibahas beberapa hukum dan tata cara dalam berwudhu, terutama pada batas anggota badan yang harus dibasuh dalam rukun wudhu, yaitu wajah, tangan, sebagian kepala, dan kaki.
Dalil yang mewajibkan menunaikan wudhu sebelum shalat adalah :
Dalam Surat Al-Maidah ayat 6, Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

“ Wahai orang-orang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.”

A. Membasuh Wajah

فإن فرائض الوضوء قد اختلف في عدها أئمة المذاهب الأربعة ولكن الثابت بكتاب الله تعالى أربعة : أحدها : غسل الوجه ثانيها : غسل اليدين إلى المرفقين : ثالثها : مسح الرأس كلا أو بعضا رابعها : غسل الرجلين إلى الكعبين

Para Ulama bersepakat atas fardhu 4 yang telah disebutkan dalam al-Qur’an yaitu membasuh muka, membasuh 2 tangan sampai dua siku-siku, mengusap semua kepala atau sebagian, membasuh dua kaki hinggga tumit .

إنهم اختلفوا في حد الوجه فقال الشافعية والمالكية والحنابلة إنه يبتدئ من منابت شعر الرأس المعتاد وينتهي إلى آخر الذقن لمن ليست له لحية وإلى آخر شعر اللحية لمن له لحية ولو طالت إلا أن الشافعية قالوا : إن تحت الذقن من الوجه فيجب غسله أما الحنفية قالوا : إن حد الوجه من منابت شعر الرأس المعتاد إلى آخر الذقن ومن كانت له لحية نازلة عن جلد الذقن فإنه لا يجب غسلها ووافقوا المالكية والحنابلة على أن ما تحت الذقن لا يجب غسله واتفق الشافعية والحنفية على أن البياض الذي فوق وتدي الأذنين من الوجه فيجب غسله

Tidak ada perbedaan mendasar para imam tentang anggota wudhu tersebut. Perbedaan yang ada terdapat pada pendapat mereka mengenai batas-batas yang harus dibasuh ketika wudhu. Yang pertama adalah batas wajah yang harus dibasuh ketika berwudhu. Imam Syafi’i, Maliki dan Hambali berpendapat bahwa batas wajah dimulai dari tempat biasa tumbuhnya rambut sampai ujung dagu (janggut) bagi yang tidak mempunyai jenggot, dan sampai ujung rambut jenggot bagi orang yang mempunyainya, meskipun panjang. Hanya saja, Syafi’iyah mengatakan bahwa bagian bawah dagu termasuk dari wajah, maka harus dibasuh. Adapun Hanafiyah berpendapat, sesungguhnya batas wajah mulai tempat biasa tumbuhnya rambut kepala hingga ujung dagu. Orang yang memiliki jenggot yang menjulur dari kulit dagu, tidak wajib membasuhnya. Malikiyah dan Hanabilah bersepakat bahwa bagian bawah dagu tidak wajib dibasuh.

فالمشهور من مذهب مالك أنه ليس البياض الذي بين العذار والأذن من الوجه، وقد قيل في المذهب بالفرق بين الأمرد والملتحي فيكون في المذهب في ذلك ثلاثة أقوال

Keterangan dalam kitab yang lain, Madzhab Imam Malik menyatakan bahwa antara daun telinga dan bulu jampang tidak termasuk kategori muka(wajah). Madzhab Imam Malik lainnya berpendapat harus membedakan antara orang yang tidak berjenggot dengan orang yang tidak mempunyai jenggot. Sehingga madzhab Imam Malik terbagi menjadi 3 kelompok pendapat.

خلافا للمالكية والحنابلة فإنهم قالوا : إن البياض المذكور من الرأس فيمسح ولا يغسل

Syafi’iyah dan Hanafiyah bersepakat bahwa kulit putih diatas telinga merupakan bagian dari wajah, maka harus dibasuh. Berbeda dengan pendapat Malikiyah dan Hanabilah, mereka berpendapat bahwa kulit tersebut bagian dari kepala sehingga cukup dengan diusap, tidak perlu dibasuh.

و اتفقوا الأئمة على أنه إن كان شعر اللحية خفيفا بحيث يرى الناطر اليه ما تحته من جلد الوجه فإنه يجب تخليله كي يصل الناء إلى الجلد- البشرة – و إن كان غزيرا ، فإنه يجب غسل ظاهره فقط ، ولا يجب تخليل الشعر ، بل يسن فقط، إلا أن المالكية قالوا : إن الشعر الغزير و إن كان لا يجب تخليله ، ولكن يجب تحريكه باليد ، كي يدخل الناء خلال الشعر ، و إن لم يصل إلى الجلد : و اتفق ثلاثة من الأئمة على أن الأذنين ليستا من الوجه ، يجب غسلهما بالماء

Para imam berpendapat bahwa apabila rambut jenggot itu tipis, sekiranya kulit dibawahnya bisa kelihatan maka harus disela-selani , agar air sampai pada kulit. Apabila lebat, maka harus membasuh bagian luarnya tidak wajib menyela-nyelani rambut. Namun disunahkan. Hanya saja Malikiyah berpendapat bahwa rambut yang lebat meskipun tidak wajib disela-sela tapi wajib digerakkan dengan tangan agar air bisa masuk ke sela-sela rambut, meskipun tidak sampai pada kulit. Ketiga imam berpendapat bahwa kedua teinga tidak termasuk dari wajah, berbeda dengan hanabilah yang berpendapat bahwa kedua telinga bagian dari wajah yang harus dibasuh dengan air.
Perbedaan tersebut terjadi karena tidak adanya batasan yang jelas bagi penyebutan muka, apakah meliputi bagian yang berambut atau tidak. Mengenai membersihkan celah-celah jenggot, Imam Malik tidak mewajibkannya, senada dengan pendapat Abu Hanifah dan Syafi’i. namun, abdul Hakam (murid Imam Malik) mewajibkannya.

B. Membasuh kedua tangan sampai siku
Para ulama telah sepakat mengenai membasuh kedua tangan dan lengan. Dalilnya adalah Q.S. Al Maidah ayat 6.

وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ
…dan basuhlah tanganmu sampai dengan siku..

و قال صاحب التفسير المنير ( وهبة الزحيلي) أن اليد فى الوضوء : من رأوس الأصابع إلى المرفق
Menurut pengarang tafsir Al Munir, yang dimaksud dengan tangan dalam wudhu adalah mulai dari ujung jari hingga siku. Namun mereka berbeda pendapat tentang siku, apakah termasuk bagian tangan atau bukan?

واختلفوا في إدخال المرافق فيها؛ فذهب الجمهور ومالك والشافعي وأبو حنيفة إلى وجوب إدخالها، وذهب بعض أهل الظاهر وبعض متأخري أصحاب مالك والطبري إلى أنه لا يجب إدخالها في الغسل؛ والسبب في اختلافهم في ذلك الاشتراك الذي في حرف إلى، وفي اسم اليد في كلام العرب وذلك أن حرف إلى مرة يدل في كلام العرب على الغاية، ومرة يكون بمعنى مع، واليد أيضا في كلام العرب تطلق على ثلاثة معان على الكف فقط، وعلى الكف والذراع، وعلى الكف والذراع والعضد، فمن جعل "إلى" بمعنى مع (هنا في نسخة فاس بمعنى من)، أو فهم من اليد مجموع الثلاثة الأعضاء أوجب دخولها في الغسل (فيها هنا زيادة لأن إلى عنده تكون بمعنى من ومبدأ الشيء من الشيء)، ومن فهم من "إلى" الغاية ومن اليد ما دون المرفق ولم يكن الحد عنده داخلا في المحدود لم يدخلهما في الغسل،

Menurut jumhur ulama’ Imam Malik, As Syafi’i, dan Abu Hanifah, bahwa siku merupakan bagian dari tangan . Sedangkan fuqaha ahli dzahir beberapa ulama murid Imam Malik serta Imam At thabari berpendapat bahwa siku tidak wajib dibasuh. Yang menjadi penyebab perbedaan diantara mereka adalah karena adanya isytirak (arti lebih dari satu) pada huruf ila dan yadun (tangan). Dalam bahasa Arab, kata ila bisa diartikan sebagai ghayah, dan terkadang diartikan sebagai ma’a.
Kata yadun dalam bahasa Arab dipakai dalam arti arti sebagai berikut.
a. Telapak tangan
b. Telapak tangan dan lengan
c. Telapak tangan dan lengan atas.
Ulama yang berpendapat kata ila berarti ma’a, dan mengartikan yadun dengan ketiga arti di atas membasuh siku dinyatakan sebagai wajib. Ulama yang berpendapat kata ila berarti ghayah, dan mengartikan kata yadun sebagai tangan di bawah siku, kemudian berdasar pula dengan “suatu batasan, berarti tidak termasuk yang dibatasi” maka siku tidak termasuk yang harus dibasuh.
Dalam shahihnya Imam Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah,

وخرج مسلم في صحيحه عن أبي هريرة أنه غسل يده اليمنى حتى أشرع في العضد ثم اليسرى كذلك، ثم غسل رجله اليمنى حتى أشرع في الساق، ثم غسل اليسرى كذلك، ثم قال هكذا رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يتوضأ

Ia membasuh tangan kanannya hingga melewati daerah lengan atas, kemudian tangan kiri juga seperti itu. Ia lalu membasuh kaki kanannya sampai ke betis , kemudian kaki kiri juga seperti itu. Selanjutnya Abu Hurairah mengatakan, “ begitulah aku melihat Rasulullah saw berwudhu.”

وهو حجة لقول من أوجب إدخالها في الغسل، لأنه إذا تردد اللفظ بين المعنيين على السواء وجب أن لا يصار إلى أحد المعنيين إلا بدليل، وإن كانت "إلى" في كلام العرب أظهر في معنى الغاية منها في معنى مع، وكذلك اسم اليد أظهر فيما دون العضد منه فيما فوق العضد، فقول من لم يدخلها من جهة الدلالة اللفظية أرجح

Riwayat di atas dipegangi oleh orang yang menyatakan wajib membasuh siku. Alasannya jika suatu lafadz bisa berkemungkinan diantara dua arti yang berimbang, maka salah satu artinya tidak boleh dipakai, kecuali ada dalil yang menerangkan. Meskipun kata ila dalam bahasa arab lebih cenderung kepada ghayah disbanding arti ma’a. begitu pula dengan yadun lebih tepat diartikan berada di bawah lengan atas dibanding arti di atas lengan.
Bila dilihat dari dilalatul lafdhiyyah, pendapat ulama yang tidak memasukkan siku sebagai yang harus dibasuh adalah pendapat yang lebih kuat.

C. Mengusap Kepala
Sebagian besar ulama sepakat jika menyapu kepala dalam wudhu adalah merupakan rukun yang menjadi syahnya wudhu. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat mengenai batas terendahnya.

اتفق الحنابلة و المالكية على أن مسح جميع الرأس فرض ، و اتفق الحنفية و الشافعية على أن المفروض مسح بعض الرأس ، أما مسحها جميعها فهو سنة . ولكن الشافعية قالوا : المفروض مسح بعض الرأس . و لو يسيرا ، أما الحنفية فقالوا : المفروض مسح ربع الرأس

Hanabilah dan Malikiyah sepakat bahwa mengusap semua bagian kepala adalah fardlu, sementara Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa yang diwajibkan adalah mengusap sebagian kepala, adapun mengusap semua bagian adalah sunnah. Hanya saja menurut Syafi’iyah yang diwajibkan hanyalah sebagian, sedangkan Hanafiyah mengatakan bahwa yang diwajibkan adalah mengusap seperempat bagian kepala.

هذا كما شرح صاحب التفسير المنير أن مقدار المسح خلاف ، فقال الشافعي : يكفي أقل ما عليه إسم المسح ، و لو شعرة فى حد الرأس . و قال مالك و أحمد : يجب مسح كل الرأس أخذا بالأختياط

Hal ini seperti yang telah dijelaskan oleh penyusun tafsir Al-Munir bahwasanya ukuran mengusap kepala tersebut masih diperselisihkan. Imam Syafi’i berpendapat bahwa cukup dengan apa yang dimaksud lafal “mengusap” meskipun satu helai rambut sebagai batas kepala. Sedangkan menurut Malik dan Ahmad wajib mengusap semua bagian kepala sebagai bentuk langkah hati-hati .
Selain itu, Abu Hanifah juga menetapkan jumlah jari yang digunakan untuk menyapu kepala. Apabila kurang dari tiga maka dianggap kurang mencukupi. Dalam hal ini, Imam Syafi’i tidak memberi batasan mengenai tangan yang digunakakan untuk menyapu kepala, maupun kepala yang disapu.

وأصل هذا الاختلاف في الاشتراك الذي في الباء في كلام العرب، وذلك أنها مرة تكون زائدة مثل قوله تعالى {تنبت بالدهن} على قراءة من قرأ تنبت بضم التاء وكسر الباء من أنبت، ومرة تدل على التبعيض مثل قول القائل: أخذت بثوبه وبعضده، ولا معنى لإنكار هذا في كلام العرب، أعني كون الباء مبعضة، وهو قول الكوفيين من النحويين،

Perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan isytirak yang terkandung dalam huruf bi (pada kalimat bi ru usikum). Sebab huruf bi dalam bahasa Arab bisa berarti hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Seperti dalam firman Allah,

تنبت بالدهن
..yang menghasilkan minyak.. (Al Mu’minun23:20)

Atas bacaan yang berbunyi tunbitu (dengan men-dhomah-kan ta’ dan men-kasrah-kan ba’), dan diambil dari kata anbata. Terkadang berarti sebagian (at tab’idh), seperti perkataan seseorang, akhadztu bi’tsaubihi wa bi’adhudihi (aku ambil sebagian kain dan lengannya bagian atas).
Huruf bi dalm bi’adhudihi keberadaannya merupakan sesuatu yang biasa dalam bahasa Arab, pendapat seperti ini juga diakui oleh ahli nahwu Kuffah. Mereka berpendapat bahwa bi merupakan tambahan yang berfungsi sebagai penguat. Sedangkan orang orang yang berpendapat bi memiliki arti, yaitu sebagai tab’idh (sebagian), maka pendapatnya adalah menganggap membasuh kepala hanya sebagian saja. Orang yang berpendapat seperti ini mendasarkannya pada hadis dari Mughirah berikut ini,

أخذت بثوبه وبعضده

Bahwa Nabi SAW melakukan wudhu, lalu menyapu ubun-ubun dan serbannya. (H.R. Muslim)

D. Membasuh Kedua Kaki Sampai Tumit

اتفق العلماء على أن الرجلين من أعضاء الوضوء، واختلفوا في نوع طهارتهما، فقال قوم: طهارتهما الغسل، وهم الجمهور، وقال قوم: فرضهما المسح، وقال قوم: بل طهارتهما تجوز بالنوعين: الغسل والمسح، وإن ذلك راجع إلى اختيار المكلف، وسبب اختلافهم القراءتان المشهورتان في آية الوضوء: أعني قراءة من قرأ، وأرجلكم بالنصب عطفا على المغسول، وقراءة من قرأ وأرجلكم بالخفض عطفا على الممسوح، وذلك أن قراءة النصب ظاهرة في الغسل، وقراءة الخفض ظاهرة في المسح كظهور تلك في الغسل، فمن ذهب إلى أن فرضهما واحد من هاتين الطهارتين على التعيين إما الغسل وإما المسح ذهب إلى ترجيح ظاهر إحدى القراءتين على القراءة الثانية، وصرف بالتأويل ظاهر القراءة الثانية إلى معنى ظاهر القراءة التي ترجحت عنده؛ ومن اعتقد أن دلالة كل واحدة من القراءتين على ظاهرها على السواء، وأنه ليست إحداهما على ظاهرها أدل من الثانية على ظاهرها أيضا جعل ذلك من الواجب المخير ككفارة اليمين وغير ذلك، وبه قال الطبري وداود. وللجمهور تأويلات في قراءة الخفض، أجودها أن ذلك عطف على اللفظ لا على المعنى،

Para ulama sepakat bahwa kedua kaki merupakan anggota wudhu,akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang jenis mencucinya. Ada yang bependapat bahwa jenis mencuci kaki adalah dengan membasuh.
Ada juga ulama yang berpendapat mencucinya dengan menyapu. Sebagian yang lain berpendapat terserah kepada mukallaf, apakah dengan cara membasuh atau menyapu. Yang menjadi sebab perbedaan adalah adanya dua bacaan mengenai ayat wudhu, yaitu wa arjulakaum dan wa arjulikum. Bacaan wa arjulakaum diathafkan pada anggota yang dibasuh, sedangkan wa arjulikumdi athafkan pada anggota yang disapu.
Orang yang berpendapat bahwa kewajiban membasuh atau mengusap kedua kaki (salah satu dari itu) maka harus memperkuat salah satu bacaan dari kedua bacaan tersebut, juga harus mentakwilkan dzahir bacaan yang satu dengan dzahir bacaan yang lebih kuat.
Orang-orang yang berpendirian bahwa kedua bacaan sama kuat, berarti mambasuh dianggap sebagai wajib mukhayyar (wajib, tetapi boleh memilih salah satu. Seperti hukum kifarat bagi pelanggar sumpah dan lainnya. Ini adalah pendapat Ath Thabari dan Daud.
Menurut jumhur ulama, terdapat takwil di dalam membaca jar. Yang terbaik adalah bahwa ucapan wa arjulikum (bacaan jar) di athafkan pada ucapan wa ‘msahu bi ru usikum tidak di dalam artinya.
Golongan kedua mengharuskan menyapu kaki melakukan takwil terhadap bacaan wa arjulakum, bahwa lafadz tersebut athaf kepada wujuhakum, yang makna dan kedudukannya sama. Para fuqaha juga berbeda pendapat tentang batas membasuh kaki. Apakah sampai mata kaki ataukah tidak. Perbedaan itu timbul karena isytirak yang terkandung dalam lafadz ila yang tersebut dalam ayat wudhu.

وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

…dan kakimu sampai kedua mata kaki.. (Al Maidah, 5:6)

وأصل اختلافهم الاشتراك الذي في حرف إلى أعني في قوله تعالى {وأرجلكم إلى الكعبين} وقد تقدم القول في اشتراك هذا الحرف في قوله تعالى {إلى المرفقين} لكن الاشتراك وقع هنالك من جهتين من اشتراك اسم اليد، ومن اشتراك حرف إلى وهنا من قبل اشتراك حرف إلى فقط. وقد اختلفوا في الكعب ما هو، وذلك لاشتراك اسم الكعب واختلاف أهل اللغة في دلالته، فقيل هما العظمان اللذان عند معقد الشراك وقيل هما العظمان الناتئان في طرف الساق، ولا خلاف فيما أحسب في دخولهما في الغسل عند من يرى أنهما عند معقد الشراك إذا كانا جزءا من القدم،
Pembahasannya sama seperti yang telah disebutkan pada bagian pembahasan isytirak ila dan yadun. Pada pembahasan ini isytirak nya adalah pada lafadz ka’baini. Ada ulama yang mengartikan ka’bun sebagai dua tulang yang terdapat di antara telapak kaki dan betis, sedangkan pendapat yang lain mengatakan ka’bun sebagai tulang menonjol yang ada di ujung betis . Ada juga ulama yang mengartikan sebagai dua tulang yang menonjol pada tempat pisahnya betis dan telapak kaki dari dua arah .

و اتفق الأئمة على غسل الشقوق التى فى باطن قدمه و ظاهره. و إذا قطع محل الفرض كله سقط التكليف

Para imam telah bersepakat atas diwajibkannya membasuh sisi-sisi yang berada di bagian dalam dan luar kaki. Dan apabila terpotong bagian yang seharusnya dibasuh tadi, maka gugurlah kewajiban membasuhnya .


Kesimpulan
Begitu banyak pendapat dari berbagai ulama yang menjelaskan tentang batasan anggota yang wajib dibasuh dalam berwudhu.kita tak perlu risau dan khawatir apakah yang dilakukan benar ataukah salah, apabila kita punya dasar yang kuat, maka tak perlu ragu. Beberapa dasar mengenai batasan dalam membasuh anggota wudhu telah dijelaskan di atas, dan ini bisa menjadi patokan kita dalam berwudhu.
Saran
Ketidaktahuan akan hal ini seringkali membuat bingung masyarakat karena pengetahuan masyarakat yang masih awam tentang hukum-hukum itu. Tidak jarang karena adanya berbagai perbedaan pendapat itu menjadikan banyak pertentangan dan akhirnya saling mengklaim bahwa pendapat masing-masing itu merupakan pendapat yang paling benar. Untuk itu, perlu adanya sikap yang lebih dewasa dalam melihat permasalahan ini. pada dasarnya semua pendapat yang ada itu benar, asalkan memiliki hujjah yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Wallahu a’lam..

DAFTAR PUSTAKA
Al Jaziry, Abdurrahman. Kitabul fiqih ‘alal madzhabil arba’ah, juz 1. Beirut: Darul Kitab Al ‘ilmiyah.
Al-Zuhaily, Wahbah Mustafa. At Tafsir Al Munir fil ‘aqidah wa As syari’ah wa Al manhaj, Juz 5. Beirut: Darul Fikr Al Mu’asir.
Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid wa Nihayah Al Muqtashid,Juz 1. Beirut: Darul Fikr.
Abdurrahman, Muhammad. 1990. Tarjamah Bidayatul Mujtahid, jilid 1. Semarang: Penerbit Asy Syifa.
Selengkapnya...





Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tsai Chin-chung, Ed.D., dan Sunny S.J. Lin, Ph.D. di negara Taiwan mengenai sikap remaja di Taiwan dalam menyikapi jaringan computer dan ketergantungannya pada internet. Penelitian ini memang merupakan penelitian yang penting untuk dilakukan, karena saat ini komputer dan internet telah menjadi satu hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan orang-orang, terutama remaja. Internet akan sangat bermanfaat apabila difungsikan sesuai dengan tujuan awal ia diciptakan, yaitu untuk membantu penyebaran data, informasi dan berita dengan lebih efektif dan efisien. Akan tetapi dalam perkembangannya, saat ini internet telah menjadi suatu boomerang bagi para pemakainya, karena internet justru menjadi candu yang menyebabkan pemakainya memiliki ketergantungan dengannya.
Remaja merupakan user dari jaringan internet dengan jumlah terbesar. Remaja biasanya menggunakan internet untuk mencari data yang terkait dengan apa yang sedang mereka pelajari ataupun untuk mencari relasi dari jejaring sosial yang ada di internet. Akan tetapi, baru-baru ini muncul beberapa penelitian yang menyatakan bahwa banyak remaja yang saat ini sudah memiliki ketergantungan dengan internet. Mereka tidak bisa lepas dari internet.
Penelitian yang dilakukan oleh Chin-Chung Tsai, Ed.d., dan Sunny S.J. Lin, Ph.d., mencoba mencari tahu tentang ketergantungan remaja pada internet di Taiwan. Subjek yang digunakan sejumlah 753 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan kisaran umur siswa 16-17 tahun. Cara yang digunakan untuk mengambil data adalah dengan memberikan kuesioner pada para siswa.
Instrument yang digunakan menggunakan 2 skala, yang pertama adalah skala penggunaan internet, Computer Network Attitude Inventory (CNAI) dan skala ketergantungan internet, Internet Addiction Scale for high schoolers in Taiwan (IAST). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa remaja yang sangat sering menggunakan internet cenderung memiliki perilaku yang lebih kompulsif dalam menggunakan internet. Mereka akan merasa sangat tertekan jika dibatasi dalam menggunakan internet. Remaja yang sangat menyukai internet cenderung memiliki salah satu sindrom dari pecandu internet, yaitu tolerance. Mereka membutuhkan waktu yang berlebih untuk bisa benar-benar puas dengan internet. Perilaku tersebut akan menimbulkan gangguan pada sekolah, kesehatan, serta kehidupan dengan keluarganya. Selain itu, para pecandu juga akan merasakan kecemasan yang berlebihan terkait dengan kebiasaannya itu. Mereka akan bermasalah dengan lingkungan serta teman sebayanya.
Meskipun demikian, berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa internet mampu menjadikan remaja menjadi kecanduan bukan karena sikap remaja terhadap internetnya (misalkan kenyamanan ataupun kesenangan dari internet) akan tetapi justru pada respons emosional dari remaja terhadap internet, semisal control diri mereka terhadap konsumsi internet yang mereka gunakan.
Dari penelitian tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa anak ataupun remaja haruslah didik sejak awal tentang bagaimana cara yang benar dalam menggunakan media internet. Hal ini karena sikap anak terhadap internet lah yang justru menjadi penyebab dari kecanduan terhadap internet. Peran orang tua dan lingkungan sosial sangatlah signifikan untuk bisa menjadikan anak atau remaja menjadi individu yang sehat dan terhindar dari ketergantungan terhadap internet.
Selengkapnya...

HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEMS IN CRISES
08.24 | Author: alinaksi ahmad



Amy E. Hurley-Hanson, and Cristina M. Giannantonio, Chapman University
Allied Academies International Conference

Dalam dua dekade terakhir ini, negara-negara di dunia banyak yang mengalami krisis, baik itu krisis karena ketidakstabilan pemerintahan, serangan teroris, atau yang paling marak adalah karena bencana. Contoh dari semua itu adalah kekacauan ekonomi di Amerika yang ditimbulkan karena serangan teroris pada 11 september 2001 yang menewaskan 2.749 orang. Serangan itu mengakibatkan dampak ekonomi yang sangat parah, terutama untuk penerbangan, dan pasar saham kehilangan $ 1,2 triliun. Pada 26 Desember 2004, tsunami dengan gempa 9,1 SR menyerbu pantai di berbagai negara di Samudera Hindia menewaskan lebih dari 283.000 orang. Dengan adanya kejadian itu, maka akan sangat merugikan perusahaan apabila tidak ada tindakan nyata yang dilakukan untuk mengatasinya. Hal ini karena kejadian-kejadian itu berhubungan dengan tenaga kerja yang sangat diperlukan bagi kemajuan perusahaan.
Di Amerika, perusahaan yang mampu menanggapi krisis sumber daya manusia ini jauh lebih berkembang saat kondisi krisis dibandingkan perusahaan yang kurang tanggap akan hal itu. Bagian yang paling bertanggung jawab mengurusi hal itu adalah bagian SDM karena memang bagian itulah yang memiliki tugas mengelola dan mengembangkan SDM perusahaan. Cara yang digunakan adalah dengan mengelola HRIS dengan sebaik baiknya. Sejak kejadian 11 September, banyak perusahaan di Amerika mulai memikirkan bagaimana merancang sistem informasi perusahaan yang mampu membantu perusahaan untuk tetap eksis meski dalam keadaan krisis.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh HRIS dalam upaya membantu perusahaan dalam kondisi krisis. HRIS digunakan untuk sarana penghubung karyawan dengan perusahaan. Perusahaan tetap bisa memantau karyawannya yang berada di tempat-tempat terpisah karena bencana. Selain itu, perusahaan juga tetap bisa memberikan pantauan terhadap kesejahteraan karyawan, kesehatan, bahkan masalah keuangan karyawan yang sedang terkena musibah. Dengan cara demikian, diharapkan SDM perusahaan akan tetap tercukupi kebutuhannya, karena bagaimanapun juga mereka adalah asset perusahaan yang harus selalu dijaga.
Dengan sistem HRIS, perusahaan juga dapat memantau perkembangan dunia bisnis dalam kondisi apapun. Semua karyawan di daerah yang berbeda masih bisa melaporkan perkembangan apa yang terjadi di luar perusahaan. Banyak perusahaan yang memanfaatkan momen krisis untuk saling menjatuhkan. Dengan adanya HRIS, maka info-info terbaru pun akan tetap bisa di update sehingga perusahaan tidak akan mudah dijatuhkan oleh perusahaan lain. Pada intinya HRIS dalam krisis menjadi jembatan antara perusahaan dengan karyawannya agar tetap bisa saling komunikasi dan berbagi informasi.
Pada perkembangannya, HRIS seperti ini dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi. sehingga perangkat sederhana seperti handphone- pun bisa dugunakan untuk mengakses, sehingga dalam keadaan apapun dan bagaimananpun komunikasi antara perusahaan dengan karyawan tetap bisa berjalan dengan baik Sistem seperti ini akan sangat tepat apabila diaplikasikan di Indonesia. Persiapan perusahaan dalam merancang sistem HRIS yang akan membantu perusahaan dalam kondisi krisis, seperti bencana. Hal ini karena Indonesia merupakan daerah rawan yang sangat rentan terhadap bencana alam.
Selengkapnya...

kata bijak untuk diriku sendiri,
16.58 | Author: alinaksi ahmad




Pernahkah kamu belajar mengerti
sebelum kamu ingin dimengerti oleh orang lain?

Pernahkah kamu belajar untuk menghargai
sebelum kamu ingin dihargai oleh orang lain?

Pernahkah kamu belajar untuk mencintai
sebelum kamu ingin dicintai oleh orang lain?

Dalam kehidupan ini, tidak ada satupun yang bisa
dan mampu membuat seseorang merasa puas.
ya, karena kita manusia biasa...

Semua yang kamu anggap terbaik,
belum tentu menjadi yang terbaik olehku.
Begitu juga sebaliknya..
yang terbaik bagiku, belum tentu terbaik bagi kamu.

Semua yang dimatamu sempurna,
belum tentu menjadi sempurna dimataku.
Begitu juga sebaliknya..
yang sempurna dimataku, belum tentu sempurna dimatamu.
Pernahkah kamu mencintai seseorang tanpa berharap
dia mencintai kamu?

Pernahkah kamu menyayangi seseorang tanpa berharap
dia menyayangi kamu?

Dan juga,
pernahkah kamu menghargai seseorang tanpa berharap
dia menghargai kamu?

Kita memberi bukan untuk menerima..
Dan kita melakukan pengorbanan juga bukan untuk mengharapkan balasan.

Di sanalah letak ketulusan cinta...
Cinta tidak pernah meminta.
Ia sentiasa memberi dan selalu membawa pengorbanan
dan penderitaan.

Namun, cinta tidak pernah berdendam, dan tak
pernah membalas dendam.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar, dan dua mata untuk melihat.

Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan
satu hati untuk kita?
Itu semata mata agar kita hanya mencintai
seseorang dan memberikan hati kita seutuhnya pada
seseorang untuk kita cintai tersebut..

Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang
lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata..
"Saya turut bahagia untukmu, Jika kamu mencintai
orang tersebut"
Dan kamu ikut mendoakannya walaupun dia tidak
berada disisi kita.
Kamu masih bisa tersenyum walaupun dia sudah
menjadi milik orang lain.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun sering dikecewakan..

Cinta juga datang kepada mereka yang masih percaya,
walaupun mereka telah dikhianati..

Cinta juga akan datang kepada mereka yang masih
ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti
sebelumnya..

Dan cinta juga pasti akan datang kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk
membangunkan kembali rasa percaya..

Memang sungguh menyakitkan bila mencintai
seseorang namun orang itu tidak mencintai kamu..
tetapi lebih menyakitkan adalah bila kamu
mencintai seseorang namun kamu tidak pernah
memiliki kesempatan untuk menyatakan cinta kepadanya.
Dan akhirnya orang itu menjadi milik orang lain...

Begitu juga sama sakitnya dengan hal ketika kamu
bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu.
Dan namun akhirnya menjadi tidak berarti
dan kamu harus membiarkannya pergi..

Pintaku pada Tuhan Yang Mulia..
Jauhkan sifat yang manja darimu..
Bentuklah Segala warna warni jiwanya.
Karena kepada Tuhan lah tempatku bersumpah dengan
semua janjiku.

Cinta ibarat KUPU2

Cinta ibarat KUPU-KUPU
Makin kau kejar, makin ia menghindar
tapi bila kau biarkan ia terbang.
ia akan menghampirimu disaat kau tak menduganya.

cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti.
tapi cinta itu hanya istimewa, apabila kau berikan pada seseorang yang
layak menerimanya.......
jadi....tenang tenang saja jangan terburu-buru
hingga kau bisa memilih yang terbaik .

untuk kalian yang ......RAGU - RAGU DENGAN PERNIKAHAN
Cinta bukanlah perkara menjadi "ORANG SEMPURNA"nya seseorang.
justru perkara menemukan seseorang yang bisa membantumu menjadikan dirimu sempurna.

untuk kalian yang.......TIPE PLAYBOY / PLAYGIRL
Jangan katakan "AKU CINTA PADAMU" bila kau tidak benar-benar peduli padanya.
Jangan bicarakan soal perasaan -perasaan itu bila tidak benar - benar adanya.
Jangan kau Sentuh hidup seseorang bila kau berniat mematahkan hatinya.
Jangan menatap kedalam matanya bila apa yang kau katakan cuma DUSTA.

Hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta,padahal kau tidak berniat sama sekali untuk menerimannya saat ia terjatuh......

Untuk kalian yang .........SUDAH MENIKAH
Kalau Cinta jangan katakan "INI SALAHMU !" tapi maafkan aku ya?
Bukan "KAU DIMANA?! " melainkan "AKU DISINI,KENAPA?"
Bukan "KOK BISA SIH KAU BEGITU ?" tapi "AKU MENGERTI "
Dan bukan "COBA, SEANDAINYA KAU.... " akan tetapi "TERIMA KASIH YA, KAMU BEGITU...."

Untuk kalian yang......PATAH HATI Sakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya
dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya.
Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan Hikmahnya

Untuk kalian yang.............BELUM PERNAH JATUH CINTA
Bagaimana kalau jatuh cinta : Mau jatuh,jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus, tetaplah konsisten tapi jangan terlalu "NGOTOT" Berbagilah dan jangan sekali - kali tidak Fair.
Berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut,
siap - siaplah untuk terluka dan menderita,tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu itu.

Untuk kalian yang .........INGIN MENGUASAI
Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan oranglain, tapi seharusnya akan lebih sakit mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak bahagia bersamamu.

Untuk kalian yang...........TAKUT MENGAKUI
Cinta menyakitkan bila anda putuskan hubungan dengan seseorang. malah lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu.

Tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kau cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanmu terhadapnya.

Untuk kalian yang.......... MASIH BERTAHAN MENCINTAI SESEORANG YANG SUDAH PERGI
Hal menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta,hanya kemudian pada akirnya kau menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu.
Dan kau telah menyia2 kan bertahun-tahun untuk seseorang yang tidak layak. kalau sekarangpun ia sudah tak layak, 10 tahun dari sekarangpun ia juga tak akan layak.
maka biarkan ia pergi dan lupakan.........
Selengkapnya...

hafalan sholat delisa
07.47 | Author: alinaksi ahmad


Judul Buku : Hafalan Shalat Delisa
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Cetakan IX
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 270 lembar


Adalah Delisa seorang bungsu dari empat bersaudara, Fatimah, Aisyah dan Zahra yang menjadi tokoh utama cerita ini. Ayah mereka Abi Usman adalah seorang pelaut yang berbulan-bulan berlayar, ia hanya pulang tiga bulan sekali. Ia bekerja di salah satu kapal tanker perusahaan minyak asing - perusahaan di Arun yang berkeliling dari satu benua ke benua lainnya membawa ribuan meter kubik minyak mentah. Sementara ibu mereka, ummi Salamah bekerja menjahit, membordir, dan apalah pesanan tetangga. Mereka tinggal di komplek perumahan sederhana. Dekat sekali dengan bibir pantai. Lhok Nga memang tepat di tepi pantai. Pantai yang indah. Rumah mereka paling berjarak 400 m dari bibir pantai. Komplek itu seperti perumahan di seluruh kota Lhok Nga, religius dan bersahabat.
Sudah menjadi kebiasaan di keluarga sederhana tersebut bahwa setiap pagi, mereka melakukan shalat berjama’ah bersama. Ibu selalu menjadi imam shalat ketika ayah mereka tidak berada di rumah. Dan Delisa, seperti halnya anak kecil pada umumnya, selalu bersikap manja dan bermalas-malasan ketika kakak-kakaknya membangunkannya untuk shalat subuh berjama’ah.
Kegiatan rutin mereka selepas shalat subuh berjama’ah adalah mengaji. Ummi, begitu mereka sering memanggil ibunya mengajari Cut Aisyah dan Cut Zahra, sedangkan Fatimah mengaji sendiri, tidak lagi diajari ummi. Ini adalah jadwal rutin mereka setiap habis subuh, meskipun juga belajar mengaji di TPA dengan ustadz Rahman di meunasah (musholla).
Delisa masih Jus ‘amma. Ia masih terbata-bata mengeja alif-patah-a. ia memang masih pemula, Ia baru belajar mengaji enam bulan terakhir, sejak mulai masuk kelas satu sekolah ibtidaiyyah dekat rumah. Delisa sedang belajar menghafal bacaan sholat dan Aisyah-lah yang bertugas setiap sholat untuk membaca lebih keras di belakang agar Delisa bisa meniru, agar Delisa belajar lebih cepat. Tapi Delisa sering mengeluh karena bacaan Aisyah terlalu pelan. Ia meminta ummi mereka untuk mengubah keputusan agar Fatimah atau Zahra saja yang mengajarinya menghafal, Aisyah juga merajuk karena ia malas mengajari Delisa, namun ummi mereka tidak setuju. Aisyah dan Delisa memang selalu bertengkar, yang sebenarnya mereka saling menyayangi.
Fatimah, kakak tertua Delisa yang sudah menginjak bangku kelas 1 SMA, selalu bisa bersikap bijaksana terhadap Delisa. Meski umurnya masih 16 th, ia adalah tipikal anak sulung yang bisa diandalkan. Tapi kakaknya yang lain, Aisyah yang tengah duduk di bangku SMP kelas 1 selalu saja bersikap usil dan jahil, ia suka sekali mengganggu Delisa. Sementara Zahra, saudara kembar Aisyah yang juga duduk di kelas yang sama lebih sering diam, tidak banyak bicara. Delisa sendiri, si bungsu memiliki wajah yang sangat menggemaskan. Rambutnya ikal berwarna. Kulitnya putih kemerah-merahan bersih. Matanya hijau. Ia lebih terlihat seperti anak keturunan. Meskipun itu memang tidak aneh, umminya memang Turki-Spanyol (meskipun itu jauh ke kakek-kakeknya Delisa).
Delisa juga punya hobi yang berbeda dengan anak-anak gadis kecil di komplek perumahan mereka. Setiap sore, ia lebih suka bermain bola bersama teman laki-lakinya dibandingkan dengan kakak-kakak dan teman-teman ceweknya. Satu lagi bedanya dengan anak-anak lainnya, Delisa anak yang pandai bertanya. Meskipun terhitung bandel, Delisa memiliki pola pikir yang beda dengan anak-anak seumuran. Ia suka mengamati dan meniru-niru orang dewasa. Mengingat detail dengan baik. Dan pandai sekali menghubung-hubungkan sesuatu baik berbagai kejadian atau hanya kalimat-kalimat orang yang didengarnya.
Dimana-mana, Delisa menenteng-nenteng buku hafalan bacaan sholatnya, ia memang sedang berjuang keras menghafal bacaan sholat. Meski terkadang buku itu hanya sekedar dibawa-bawa saja. Tidak dibaca. Dan ia semakin bersemangat ketika umminya menjanjikannya sebuah kalung sebagai hadiah hafalan bacaan sholat, sementara Abinya menjanjikannya sepeda baru.
Suatu hari, umminya mengajaknya ke pasar membeli kalung. Dan demi persahabatan Koh Acan (pemilik toko) dengan abi Delisa, Koh Acan memberinya separuh harga. Sesampainya di rumah, Delisa buru-buru memamerkan kalung kebanggaannya kepada kakak-kakaknya. Tak disangka, kalung itu ternyata membuat Aisyah cemburu. Sebenarnya kalung itu sama seperti miliki Fatimah, Zahra dan Aisyah, yang berbeda hanya huruf D yang menggantung di kalung Delisa yang baru. Dan perbedaan itulah yang membuat Aisyah semakin cemburu. Namun setelah dibujuk oleh Ummi, Aisyah yang berhari-hari dirundung marah kembali baik.
Dan ternyata kalung itu sakti sekali. Delisa semakin giat menghafal karena ingin segera memiliki kalung itu. Berkali-kali ia minta ijin umminya untuk melihatnya, tapi umminya tidak mengijinkannya. Dan demi membantu adiknya yang tengah kesusahan menghafal, Aisyah membuatkan jembatan keledai untuk Delisa. Jembatan Keledai adalah petunjuk cara menghafal shalat yang baik. Seperti agar bagaimana bacaan rukuk tidak tertukar dengan bacaan sujud. Bagaimana agar bacaan diantara dua sujud tidak kebolak-balik. Semuanya ada jembatan keledai-nya. Cara menghafal dengan menganalogkan hafalan dengan urutan huruf atau benda-benda menarik lainnya. Dan dengan bantuan jembatan keledai yang dibuat Aisyah, Delisa menghafal bacaan shalatnya lebih cepat dan lebih lancar.
Sabtu pagi, 25 Desember 2004. Sehari sebelum tanggal yang akan diingat banyak orang. Rutinitas harian berjalan seperti biasa. Seminggu terakhir, Delisa sudah bisa bangun tepat waktu, ia juga sudah mahir mengendarai sepeda tiur sahabatnya. Hari-hari berjalan seperti biasa. Bermain bola di pantai bersama geng Teuku Umam (temannya di TPA), mengaji dengan ustadz Rahman di meunasah, dan bertengkar dengan kakaknya, Aisyah.
Subuh itu, Delisa mengatakan satu hal yang sangat mengharukan. Selepas shalat, Delisa memeluk tubuh umminya, berkata pelan “Delisa cinta ummi karena Allah….” Mendengar kata-kata Delisa yang pelan dan menggentarkan, Ummi dan kakak-kakaknya menangis saling berpelukan. Pagi itu, sabtu 25 Desember 2004. Sehari sebelum badai tsunami menghancurkan pesisir Lhok Nga, sebilah cahaya menyemburat dari rumah sederhana itu, menghujam langsung ke langit.
Sorenya, Delisa melaporkan kesuksesannya pagi itu, ternyata yang memiliki ide itu adalah ustadz Rahman. Ia menagih janji ustadznya yang akan memberinya hadiah kepada siapa saja yang bisa melakukannya, dan benar, Delisalah yang mendapat satu batang coklat besar dari ustadz tersayangnya.
26 Desember 2004, hari luluh lantahnya Aceh Darussalam, Delisa bangun dengan semangat. Hari ini adalah hari ujian hafalannya. Ibu guru Nur, guru Delisa di kelas satu sengaja memindahkan praktek shalat anak-anak di hari Ahad. Biar anak-anak bisa sedikit rileks dan keluarga juga bisa ikut mengantar. Cut Zahra dan Cut Aisyah buru-buru memasang karton-karton ucapan berwarna biru, dengan pita biru, warna kesukaan Delisa di depan rumah begitu Delisa dan ummi pergi. Kertas berisi ucapan selamat karena Delisa lulus ujian menghafal.
Nmaun ketika tiba giliran Delisa maju ke depan, ketika bibir mungilnya mulai mengucap “Allahu-Akbar!”, tanah bergetar dahsyat, menjalar merambat menggentarkan seluruh dunia. Persis ketika Delisa usai ber-takbiratul-ihram, persis ucapan itu hilang dari mulut Delisa. Banda Aceh gempa. Nias lebur seketika dan Lhok Nga hancur tak tersisa. Aceh dan sekitarnya diterjang badai besar tsunami, mengirimkan pertanda kelam, kematian.
Setelah tujuh hari pencarian. Delisa ditemukan, masih hidup, terseret empat kilometer hingga ke kaki bukit Lhok Nga. Tersangkut di semak-semak. Tubuhnya remuk, darah membeku menggumpal, tubuh itu mengkerut kedinginan, biru lebam penuh guratan luka. Siku kanannya patah bagai patahan dahan kayu yang masih menempel sedikit di pohonnya. Helikopter Super Puma membawanya ke kapal induk John F. Kennedy, Delisa selamat meski untuk beberapa lama ia pingsan. Ia dioperasi, betis kaki kanannya yang sudah membusuk bernanah diamputasi. Siku kanannya digips. Luka-luka di kepalanya dijahit dah muka lebamnya dibalsem tebal-tebal.
Mendapat kabar mengerikan tersebut, Abi Usman segera pulang ke Indonesia, setelah pontang-panting kesana kemari mencari informasi, dan setelah mengalami keputusasaan yang teramat dalam, Abi Usman pun bertemu dengan satu-satunya keluarga yang tersisa. Ia bersyukur bahwa Delisa selamat. Ketika ia menemuinya, Delisa sedang bermain dengan teman barunya, suster Shofy yang dengan tulus merawatnya. Abi diijinkan menemani Delisa di rumah sakit selama tiga minggu. Tinggal di salah satu kabin tamu. Menemani gadis bungsunya sepanjang hari, membaca buku, bercerita, menebus waktu-waktu kesendirian Delisa. Suster Shofi juga berbaik hati membawakan buku-buku bacaan. Termasuk bacaan shalat yang segera disambar oleh Delisa. Ya..Delisa ingin menghafal lagi, memorinya hilang ketika badai tsunami merampas keluarga dan ingatan akan bacaan shalatnya. Merampas kalung yang belum juga dimilikinya. Kalung yang setelah kejadian mengerikan itu tak lagi diingatnya.
Enam minggu setelah gelombang Tsunami menghantam Lhok Nga, tiga minggu setelah Delisa dirawat di rumah sakit kapal induk, Delisa pulang ke Lhok Nga. Dan untuk beberapa lamanya mereka tinggal di tenda pengungsian. Mereka tak mungkin tinggal di rumah sederhana mereka, Lhok Nga rata dengan tanah, tak satu bangunan pun tersisa. Tak ada kegiatan apa-apa kecuali membangun kembali reruntuhan rumah mereka. Abi dan Delisa masih jauh beruntung karena Abi masih memiliki sedikit tabungan, ia juga mendapat pesangon dari tempat ia bekerja. Abi memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia tidak mungkin meninggalkan putri bungsu kesayangannya sendiri.
Abi mengerjakan banyak hal di Lhok Nga, tidak jauh dari pekerjaannya dulu, ia banyak membantu sukarelawan mengurusi gardu listrik, alat pemancar, mesin-mesin umum dsb. Sementara Delisa, setelah memasuki bulan ketiga, sekolah daruratnya akhirnya dimulai. Di tenda-tenda. Ia mulai belajar apa saja, tidak ada kesulitan berarti karena ia memang anak yang cerdas. Yang sulit dan memberatkan bagi Delisa adalah hafalan bacaan shalatnya. Namun ia bersyukur, Kak Ubai, seorang relawan PMI dari Jakarta memulai pengajian di meunasah darurat.
Delisa tumbuh lebih dewasa dua bulan terakhir. Delisa jauh lebih bertanggungjawab. Delisa selalu mengerjakan sendiri apa yang bisa dia kerjakan. Tetapi tetap saja semua itu tidak sesederhana bagi Abi, apalagi dengan kejadian yang serba mendadak. Abi harus belajar semuanya dari awal. Belajar dengan pemandangan masa silam yang berserakan menyakitkan.
Bagi Delisa, masalah yang paling serius selama tiga bulan terakhir adalah menghafal bacaan shalat, ia bahkan dengan tulusnya menerima semua kehilangan yang menimpa dirinya. Namun bacaan shalat ini sungguh mengganggu pikirannya. Delisa sebenarnya sekarang tak pernah absen ikut shalat maghrib, isya’ dan subuh bersama abi. Bangun pagi bukan masalah besar. Tetapi shalat Delisa tidak pernah sempurna. Tidak pernah lengkap. Bacaannya kebolak-balik, bahkan lupa sama sekali.
Dan tahajjud di malam itu, Delisa kembali membuat rumahnya menyemburat cahaya. Ia mengatakan cinta kepada Abinya yang tengah tergugu mengingat keluarganya. Ungkapan yang sama seperti yang ia ungkapkan kepada umminya, namun kali ini tulus, tidak lagi untuk sebatang coklat.
Paginya di hari Ahad, sebagaimana minggu-minggu sebelumnya, Delisa rajin sekali mengunjungi makam Fatimah, Aisyah dan Zahra. Makam yang tak bernisan dan lebih mirip lapangan sepak bola. Ia tidak tahu dimana letak kuburan Fatimah, Zahra dan Aisyah. Jadi ia menganggap tempat ia dulu menggurat nama merekalah sebagai lokasi kuburan kakak-kakaknya. Setiap Ahad pagi ia akan datang, bercerita tentang apa saja kepada mereka dan membawakan tiga tangkai mawar biru yang pernah ditanam ummi di depan rumah. Dan pagi itu, Delisa tidak sendiri. Di sudut yang berbeda ada Teuku Umam, teman sekelasnya yang juga tengah mengunjungi kelima kakaknya yang meninggal karena badai tsunami. Perlahan Delisa mendekat dan berusaha menghiburnya, memberikan separuh coklat pemberian suster Shofi sebelum kepulangannya ke Virginia. Kesamaan perasaan itu mengakrabkan mereka. Mereka tak ingat lagi pertengkaran yang mereka lakukan, di sekolah, di meunasah dan di lapangan bola.
Di tengah percakapan mereka, ayah Umam datang membawa kabar bahwa ummi Umam telah ditemukan. Kabar yang justru mencabik-cabik Delisa. Membawanya pada sebuah penolakan akan kenyataan. Selama ini ia sangat merindukan umminya. Mengapa umminya Umam ditemukan dan Umminya tidak? Mengapa anak nakal seperti Umam justru mendapatkan Umminya kembali sementara ia yang sudah berusaha berbuat baik tidak? Ya..kecemburuan itu bagai api yang membakar semak kering. Cepat sekali menyala. Dan itulah yang terjadi sesaat setelah ayah Umam dengan wajah berbinar mengajak Umam bersegera pulang dari pemakaman masal tersebut menemui umminya. Delisa berlari, menangis mempertanyakan keadilan Tuhan.
Pulang dari pemakaman masal, Delisa jatuh sakit. Awalnya hanya meriang, tapi menjelang sore badan Delisa mulai panas tak terkendali. Dan mengingat keadaannya yang semakin parah, Ayahnya dengan ditemani dokter Peter dan kak Ubai membawanya ke rumah sakit. Kawan-kawannya banyak yang datang menjenguk, dan ini cukup membantu pemulihan kesehatan Delisa. Di rumah sakit, Delisa bertanya kepada kak Ubai, pertanyaan yang dulu belum sempat ia tanyakan kepada ustadz Rahman, pertanyaan yang tidak diketahui orang-orang. Pertanyaan mengapa ia susah sekali menghafal. Dan jawabannya ia temukan dalam mimpi bertemu dengan umminya. Ia bermimpi umminya menggenggam sebuah kalung yang berliontin huruf D. Delisa paham, selama ini ia susah menghafal karena ia melakukannya karena imbalan. Dalam hati ia membenarkan kak Ubai yang mengatakan bahwa Allah menutup pintu kebaikan orang-orang yang mengharapkan hadiah dan tidak ikhlas. Delisa paham, kesulitannya ini pasti disebabkan oleh hadiah yang dinanti-nantikannya.
Sekembalinya dari rumah sakit, Delisa kembali menghafal. Bukan karena kalung atau sepeda. Delisa benar-benar ingin menghafal karena ia ingin sholat dengan sempurna. Dan ketika pada hari sabtu, kak Ubai mengajak anak-anak mengaji di luar, di lapangan di lereng bukit Lhok Nga, Delisa sudah hafal bacaannya. Mereka shalat berjama’ah asyar di sana. Shalat yang sempurna karena Delisa sudah benar-benar hafal bacaannya. Delisa memulai shalatnya, “Allahu-Akbar!”, lautan bergolak lembut. Angin bertiup mempesona. Gunung-gunung bergetar lemah. Ujung pohon meliuk menunduk. Dedaunan menyebut salam. Begitu indah. Tiba-tiba ia terisak pelan. Menyadari bahwa ia baru saja mengerjakan shalatnya dengan lengkap. Disana tidak ada ibu guru Nur yang akan memberikan piagam kelulusannya, ustadz Rahman yang akan memberikan sebatang coklat, tidak ada Abi, kak Fatimah, kak Zahra, kak Aisyah, dan tidak ada ummi. Ya..ummi! Ia rindu ummi, Delisa ingin bertemu ummi.
Menjelang kepulangan mereka ke rumah, tiba-tiba Delisa ingin mencuci tangan, ia turuni anak sungai kecil di lereng bukit itu, tak disangka ia melihat kemilau kuning terjuntai di sebuah semak belukar, ia mendekat, dan benar, Delisa segera mengenali benda itu, itu adalah sebuah kalung dengan huruf D. Namun bukan karena kalung itu dia terkesiap, tapi karena kalung itu tidak tersangkut di dedaunan, tetapi di tangan. Tangan yang sudah menjadi kerangka, sempurna kerangka manusia. Putih. Tulang belulang. Utuh. Bersandarkan semak belukar. Dia tahu itu umminya, Delisa jatuh terjerembab ke dalam sejuknya air sungai. Ia buncah oleh sejuta perasaannya. Delisa menemui umminya...


Selengkapnya...