10 Kisah Lucu Penuh Motivasi
03.07 | Author: alinaksi ahmad


1. Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain,” sahut anaknya.

Quote:
Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.

2. Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya rusak parah dan tak terawat. Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.”

Quote:
Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.

3. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!” Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”3. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”

Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”

Quote:
Terkadang orang yang lebih tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.

4. Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!” Istrinya secara spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”

Quote:
Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.

5. Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang. Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!” Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”

Quote:
Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.

6. Si A : “Tetangga yang yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”
Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”
Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”

Quote:
Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.

7. Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang. Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “Babi!” Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang babi!” Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.

Quote:
Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.

8. Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”
Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!”
“Siapa yang menemukan listrik?”
“Edison.”
“Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”

Quote:
Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.

9. Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun, ibunya dengan gugup menelepon dokter rumah tangga minta pertolongan.

Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.”

Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan? Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.”

Quote:
Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Daripada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.

10. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya.

Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka.

Quote:
Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain.
Selengkapnya...

kisah tukang cukur
04.18 | Author: alinaksi ahmad


Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”
Selengkapnya...

Coba Lebih Panjang Lagi
03.46 | Author: alinaksi ahmad

Seperti yang telah biasa dilakukannya ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.Kemudian Rosulullah berkata,"tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?" Istrinya menjawab, saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal"

"Apa yang di katakannya?"
"saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong."
"Bagaimana bunyinya?" desak Rosulullah.
Istri yang setia itu menjawab,"suami saya mengatakan "Andaikata lebih panjang lagi....andaikata yang masih baru....andaikata semuanya...." hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?"Rosulullah tersenyum."sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,"ujarnya.
Kisahnya begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum'at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata "andaikan lebih panjang lagi".Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanyalebih besar pula.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?"tanya sang istri mulai tertarik.
Nabi menjawab,"adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, "Coba andaikan yang masih yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi".Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?" tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan,"ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ' kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda. Memang begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga akan menimpa kita sendiri.Karena itu Allah mengingatkan: "kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Danjika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula."(surat Al Isra':7)
Selengkapnya...

Lamaranmu Kutolak!!!
00.13 | Author: alinaksi ahmad


Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya. Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah. Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya. Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang perempuan muda, dari sisinya.

“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?” tanya sang setengah baya.

“Iya, Pak,” jawab sang muda.

“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? ” tanya sang setengah baya

sambil menunjuk si perempuan.

“Ya Pak, sangat mengenalnya, ” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya.

Si pemuda tergagap, “Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu.”“Lamaranmu kutolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam karung’ kan, aku tak mau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?” balas sang setengah baya,

keras.

Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda. Bisiknya, “Ayah, dia dulu aktivis lho.”

“Kamu dulu aktivis ya?” tanya sang setengah baya.

“Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus,” jawab sang muda, percaya diri.

“Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama

istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini kan?”

“Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak

yang nggak datang kalau saya suruh berangkat.”

“Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?”

Sang perempuan membisik lagi, membantu, “Ayah, dia pinter lho.”

“Kamu lulusan mana?”

“Saya lulusan UII, salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?”

“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak.”

“Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik

anak-anakmu kelak?”

Bisikan itu datang lagi, “Ayah dia sudah bekerja lho.”

“Jadi kamu sudah bekerja?”

“Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera

jualan produk saya Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu

nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu.”

“Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak

terlalu laku.”

“Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu,

kalau kerja saja nggak becus begitu?”

Bisikan kembali, “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya.”

“Rencananya maharmu apa?”

“Seperangkat alat shalat Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.”

“Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang limapuluh juta Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan

uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.”

Bisikan, “Dia jago IT lho Pak”

“Kamu bisa apa itu, internet?”

“Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak

saya nge-net.”

“Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan

anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata.”

“Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter,

Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu.”

Bisikan, “Tapi Ayah…”

“Kamu ke sini tadi naik apa?”

“Mobil Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya

Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik.”

“Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir”

“Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini

namanya payah. Memangnya anakku supir?”

Bisikan, “Ayahh..”

“Kamu merasa ganteng ya?”

“Nggak Pak. Biasa saja kok”

“Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini.”

“Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”

Sang perempuan kini berkaca-kaca, “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan

soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?”

Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang

muda yang sudah menyerah pasrah.

“Nak, apa adakah yang engkau hapal dari al-Quran dan Hadits?”

Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga.

Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, “Pak, dari tiga puluh

juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja.

Hadits-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”

Sang setengah baya tersenyum, “Lamaranmu kuterima anak muda. Itu

cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja

pun, aku masih tertatih.”
Mata sang muda ikut berkaca-kaca.

http://pacaranislamikenapa.wordpress.com/2010/08/15/lamaranu-kutolak/
Selengkapnya...

Perjalanan Hidup
09.03 | Author: alinaksi ahmad

B#m G B#m G
Dalam lelahnya hati Dalam resahnya jiwa
G# G G# G
Tak tahu kemana lagi kaki ini akan melangkah…
*
B#m G B#m G
Gelap jalan yang kulalui terjal bukit yang kudaki
G# G G# G
Betapa berat dan panjang perjalanan hidup yang kulalui
B#m Fm G# G
Allah ya Allah ya Allah ya Allah…

Reff:
B#m Fm
kucoba mencari arti hidup ini
G# G
Tuk temukan bahagia hakiki
B#m Fm
Walau harus kususuri lorong sunyi
G# G
Walau harus menahan lara hati
G# G
Tuk mendapati secercah cahaya
G B#m
Yang kan terangi jalan gelap ini
Kembali ke *
Kembali ke Reff.
Selengkapnya...

Allah itu ada..
20.10 | Author: alinaksi ahmad


Ada seorang pemuda yang lama menjalani pendidikan di luar negeri namun tidak pernah belajar agama Islam, kini kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia diminta kedua orang tuanya untuk belajar agama Islam, namun ia memberi syarat agar dicarikan guru agama yang bisa menjawab 3 pertanyaan yang selama ini mengganjal dihatinya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kyai dari pinggiran kota.



Pemuda : “Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?“

Kyai : “Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.“

Pemuda : “Anda yakin? Sedangkan Profesor di Amerika dan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.“

Kyai : “Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.“

Pemuda : “Saya ada 3 pertanyaan :

1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya !

2. Kalau memang benar ada takdir, tunjukkan takdir itu pada saya !

3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?“

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) “Hei ! Kenapa anda marah kepada saya?“

Kyai : “Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan

kepada saya.“

Pemuda : “Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.“

Kyai : “Bagaimana rasanya tamparan saya?“

Pemuda : “Tentu saja saya merasakan sakit.“

Kyai : “Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?“

Pemuda : “Ya!“

Kyai : “Tunjukan pada saya wujud sakit itu!“

Pemuda : “Saya tidak bisa.“

Kyai : “Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu

melihat wujudnya."

Kyai : “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?“

Pemuda : “Tidak.

Kyai : “Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?“

Pemuda : “Tidak.“

Kyai : “Itulah yang dinamakan takdir.“

Kiyai : “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?“

Pemuda : ”Kulit.“

Kyai : ”Terbuat dari apa pipi anda?“

Pemuda : ”Kulit.“

Kyai : ”Bagaimana rasanya tamparan saya?“

Pemuda : ”Sakit.“

Kyai : ”Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki

maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan. Semoga kita bukan

termasuk orang-orang yang ditempatkan bersama syaitan di neraka...“

Pemuda itu langsung tertunduk dan memeluk kyai tersebut sambil memohonnya untuk mengajarkan Islam lebih banyak lagi.
Selengkapnya...

Jafana Voice
02.34 | Author: alinaksi ahmad

1. The Great "Jafana Voice"


2. di Pernikahan

3. Mejeng dulu..


4. Pelatihan da'i Remaja


5. di FTSP


6. di acara Fak. Kedokteran



7. konser pertama

Selengkapnya...

Shalat Dalam Etos Kepemimpinan
02.18 | Author: alinaksi ahmad



Kenapa Anda tidak menjadi pemimpin? Untuk menjawabnya, seseorang perlu bertanya terlebih dulu pada diri sendiri,"Siapa yang menginginkan saya jadi pemimpin ? Apakah saya pantas menjadi pemimpin ? Jika saya punya kapasitas untuk memimpin, kenapa saya tidak menjadi pemimpin ?"


Begitu banyak upaya pencarian jati diri guna menemukan jawab serta pembuktian mengenai kapasitas seseorang. Sejatinya, siapa pun dia, pasti memiliki bakat serta kemampuan yang tidak diketahui oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Hanya melalui kerja keras, tujuan yang jelas, kehendak, dan motivasilah yang dapat membuat hal tadi menjadi kenyataan.
Salah satu cara untuk mengetahui bakat tersembunyi adalah dengan melihat dan meresapi rahasia sukses seseorang, yang antara lain, berhasil mencapai level pemimpin baik di komunitas maupun lembaga yang mewadahi aktivitasnya. Beberapa penelitian menyatakan, sukses seorang pemimpin terwujud berkat kapasitas mereka untuk giat bekerja dan mencapai cita-cita. Kegigihan orang-orang ini amatlah istimewa begitu mereka telah menetapkan cita-cita dan tujuan.

Sehingga pernah muncul satu anekdot yang mengatakan perbedaan antara orang besar dan orang biasa adalah jika orang biasa akan berhenti jika merasa lelah serta mengantuk, sementara orang besar justru tidak akan menyerah. Terkadang dia bekerja keras dengan maksud untuk mengajak orang lain untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan.


Hanya sedikit orang yang punya kemampuan semacam itu hingga kemudian menjelma sebagai pemimpin sejati. Elemen paling utama dalam hal ini adalah kerja keras dan menghargai waktu. Manusia sampai kini agaknya belum bisa menemukan pengganti dari kedua elemen tersebut. Hari ini, waktu tetap merupakan sesuatu yang amat penting bagi kehidupan manusia. Dan demi tujuan mewujudkan keinginan menjadi pemimpin maka mau tidak mau harus mengedepankan semangat kerja dan waktu tadi.

Islam telah mengakomodasi dua elemen menuju sukses itu dalam pelaksanaan shalat. Untuk tujuan ini, bisa disimak mulai dari penggilan shalat (adzan) sebanyak lima kali sehari. Satu contoh yakni efek psikologis dari adzan di waktu fajar untuk shalat Subuh adalah mengajarkan untuk bersegera mencapai ridha Allah SWT adalah lebih baik dari tidur.
Waktu dinilai sebagai elemen yang memberikan signifikansi terbesar pada kehidupan tiap-tiap Muslim. Perintah shalat lima waktu telah memberikan pelajaran mengenai pentingnya menghargai waktu. Aspek penting lain dalam shalat adalah bagaimana umat dapat mengatur waktu di tengah padatnya kegiatan. Pernah ada yang mengatakan, jika ingin kerjaan itu selesai tepat waktu, maka berikan kepada orang-orang sibuk. Seorang Muslim sebaiknya tetap menjaga dua hal ini yakni tidak meninggalkan semangat kerja namun harus bijaksana mengatur waktu. Dalam kaitan ini, sifat malas jelas tidak ada dalam kamus mereka.

Kemalasan, dalam banyak segi, kerap dituding sebagai musuh terbesar manusia. Nah shalat lima waktu, dengan kata lain, merupakan persiapan umat untuk menjadi lebih aktif baik secara fisik, mental, dan spiritual. Sekarang dua faktor bersatu dalam shalat dan tidur; pertama ialah seseorang dapat bekerja dengan waktu lebih panjang lantaran memilih tidur secukupnya, dan kedua, seseorang harus mampu menggunakan waktu sedemikian rupa sehingga efektif dan efisien. Umat Muslim punya kewajiban mengeliminasi penyakit malas, dan salah satu latihan terbaik adalah melalui shalat.
Maka jika seseorang sanggup bekerja keras, punya cita-cita, tujuan dan mampu membagi waktu, maka orang itu adalah pemimpin. Pemimpin merupakan seseorang yang punya arahan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Dia mengambil tongkat kepemimpinan pelaksanaan tugas, mengatur rencana kerja dan mengevaluasi. Dia pun senantiasa mencurahkan perspektifnya dan terus berusaha sebelum tugas selesai.
Perlu diingat bahwa kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan, bukan sekedar posisi. Intinya yakni mengambil tindakan. Seseorang mesti menetapkan kebutuhan, tak peduli besar dan kecil, di masyarakat dan membuat rencana guna pengejewantahannya. Ingat, ada tiga kategori manusia di dunia ini. Manusia yang mampu mewujudkan, yang hanya melihat dan cuma berkhayal.

Agama Islam ialah pandangan hidup. Situs populer www.islamicity.com mengkatagorikan, di dalam ajarannya, terkandung huqooq-Allah, huqooq-un-nafs, dan huqooq-ul-ibad. Huqooq-Allah, yaitu seseorang yang bekerja demi Allah, percaya pada Yang Mahaesa, tidak menyekutukan-Nya, dan berbuat baik di muka bumi. Jika seseorang benar-benar mempraktekkan ajaran agama, maka akan bisa mencapai level B, jika tidak A, pada huqooq-Allah.
Pada kaitan huqooq-un-nafs, dikatakan seseorang yang memperhatikan dirinya, hanya mengkonsumsi makanan halal, tidak mencederai diri sendiri, dan sebagainya. Adapun huqooq ul ibad, perhatian yang diberikan lebih banyak untuk kemanusiaan, berbuat baik terhadap sesama, ringan tangan (suka membantu), dan lain-lain. Apabila seseorang merasa belum sanggup melaksanakan tiga unsur ini, agaknya perlu lebih giat lagi untuk meningkatkan kapasitas diri.
Kewajiban pada wilayah huqooq ul-ibad merupakan tanggung jawab seseorang pada masyarakatnya. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-Maidah (3):110 yang intinya manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna sehingga wajib menjunjung ajaran Alquran dengan mengedepankan perdamaian, keadilan, dan persamaan.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubahnya. Hanya menunggu sang juru selamat hanya akan membuang-buang waktu. Tiap-tiap Muslim harus melaksanakan kewajiban seperti tertuang dalam Alquran dan hadis demi mencapai kehidupan sejahtera di dunia dan akherat.
Oleh karenanya, tiap-tiap Muslim juga harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin, dalam hal apapun. Karena sesungguhnya, masih-masing kita adalah pemimpin, setidaknya bagi diri kita sendiri. Jadilah pemimpin sejati dan segera ambil tindakan, demu kebaikan dan peningkatan kualitas hidup.
Selengkapnya...

Hari per-1,
tahajudku tetinggal
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib
Dengan niat kulakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara
tv selesai

Hari ke-2,
tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ke-3
aku lalai lagi akan tahujudku
Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dr 200 hlmn
Dalam waktu tidak 1 hari aku telah selesai membacanya
Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juzz
Al-qur'an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan
terbata-bata
Tapi... ketika temanku bertanya ttg novel tadi betapa mudah dan
lancarnya aku menceritakan

Hari ke-4
kembali aku lalai lagi akan tahajudku
Sorenya aku datang ke Selatan Jakarta dengan niat mengaji
Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan
Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yg ada disamping
kiri & kananku
Padahal bada magrib tadi betapa sulitnya aku merangkai
Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa

Hari ke-5
kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam sholat jum'at
kelamaan bacaannya Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan
betapa nikmat,
serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam

Hari ke-6
aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu di mall & bioskop bersama teman2ku
Demi memuaskan nafsu mata & perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar
Aku lupa.. waktu diperempatan lampu merah tadi
Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa menoleh

Hari ke-7
bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal
Aku bermalas2an ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga
Aku tersentak kaget mendengar khabar temanku kini
Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya
& ¾ malam tadi dia dengan misscallnya mengingat aku ttg tahajud

kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya?
Padahal dari dulu sayap2nya selalu mengelilingiku dan
Dia bisa hinggap kapanpun dia mau

¼ abad lebih aku lalai....
Dari hari ke hari, bulan dan tahun
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunah
Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta
Berkata kuno akan nasehat ke-2 orang tuaku
Padahal keringat & airmatanya telah terlanjur menetes demi aku

Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah
Walaupun imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa
Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas
Saat aku melipat sajadahku.....
Amin....
Selengkapnya...

proposal menikah
02.05 | Author: alinaksi ahmad

Latar Belakang

Ibu dan Bapakku tersayang, semoga Allah selalu memberkahilangkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita.

Ibu dan Bapak sebagai hamba Allah, anakmu ini telah diberi berbagai nikmat. Diantaranya adalah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis. Fitrah merupakan pemberian Allah yang telah melekat secara inheren dengan kehidupan manusia itu sendiri.Hanyalah kehancuran yang didapatkan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah itu. Sungguh, kebutuhan ini wajar bagi manusia normal, selain untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

Ibu dan Bapakku, melihat kehidupan remaja dewasa itu sungguh amat memprihatinkan. Mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk sih, lagian saya masih ngumpulin barang dulu," begitu kata sebagian dari mereka. Padahal , kurang apa sih mereka. Wallahua'lamu, mudah-mudahan saja mereka bisa bertahan untuk tidak berbuat maksiat.

Ibu dan Bapakku tersayang, bercerita tentang pergaulan remaja umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk ditorehkan. Setiap saya menulis peristiwa remaja, pada saat yang sama, terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita.

Ibu dan Bapak, inilah antara lain yang melatarbelakangi anakmu ini untuk segera menikah.

Dasar Pemikiran

"Dan nikahkanlah orang-orang bujangan di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS .24 32).

"Dan segala sesuatu kami jadikan berjodoh-jodohan, agar sekalian kamu berpikir." (QS 51 : 49).

Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya,berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT.

Dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW :

"Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah,sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (Al-Hadits).

Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah

Rasulullah SAW bersabda:
"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku!"(Al-Hadits).

"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah :
a. Pejuang di jalan Allah.
b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya.
c. Pemuda yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
(Al-Hadits)

" Hai golongan pemuda !Bila di antara kamu ada yang mampu menikah hendaklah ia nikah, karena nanti mata akan lebih terjaga dan kemaluan akan lebih terpelihara." (Al-Hadits).

Akibat-akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan :

1. Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
2. Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
3. Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
4. Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini:

- Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang : Ir, DR, SE, SH, dsb
- Pesta pernikahan mestilah yang wah..., karena merupakan prestise tersendiri, bukan diselenggarakan dengan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
- Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
- Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan dicampuri dengan harapan ridha dari manusia(sanjungan, tidak enak, apa kata orang).
- Yakinlah...! Bila Allah ridha terhadap apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Tujuan Pernikahan

1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
4. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).


Kesiapan Pribadi

1. Kondisi Qalb yang sudah mantap (setelah istikharah).
2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
3. Secara materi, siap.

Penutup

Ibu dan Bapak, demikanlah proposal ini diajukan anakmu. Semoga ibu dan bapak memahami keinginan anakmu ini. Atas bantuan dan doa dari ibu dan bapak, anakmu mengucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira."

Yogyakarta, Rabiul Awal 1421 H

Anakmu

(Dikutip dari majalah Ishlah Edisi Awal Tahun 1995)
Selengkapnya...

demi masa
19.58 | Author: alinaksi ahmad



Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Yang beriman dan beramal saleh

Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Nasihat kepada kebenaran dan kesabaran

Gunakan kesempatan yang masih diberi
Moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan
Kerna ia takkan kembali

Ingat lima perkara, sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua, kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati

Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Yang beriman dan beramal saleh


dipopulerkan oleh: Raihan
Selengkapnya...

oleh oleh dari puncak Si Kunir
18.41 | Author: alinaksi ahmad

1. jejak petualang..

2. kemesraan di atas bukit.. :p


3. ini critanya sunrise nya.. (yang blom nongol)


4. panorama pagi di si Kunir (wonosobo)



5. mengejar sunrise..



Selengkapnya...

Budaya Barat No, Budaya Islam Yes !!
01.00 | Author: alinaksi ahmad


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al Baqarah 120)

Perkembangan teknologi di era modern ini berlangsung dengan begitu pesat. Banyak perubahan yang terjadi dalam setiap sendi kehidupan yang menuntut manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Menurut Sidek (2009), perubahan memiliki dua pengertian; perubahan ke arah kebaikan dan perubahan ke arah keburukan. Apabila perubahan menjadikan manusia menjadi insan yang unggul dalam ilmu, iman, dan akhlak berarti perubahan itu mengarah pada kebaikan. Akan tetapi, apabila perubahan itu hanya merupakan tuntutan dari nafsu yang mengarah pada sifat sombong, angkuh, dan tamak, maka perubahan itu jelas menuju pada keburukan.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, perubahan zaman membawa dampak yang yang sangat bervariasi pada masyarakat. Bukan hanya pada sekelompok usia ataupun golongan, tetapi hampir merata pada semua lapisan masyarakat. Salah satu contoh nyata saat ini adalah maraknya penyebaran budaya-budaya barat yang sebenarnya bukan merupakan bagian dari kehidupan kita. Memang harus kita akui kalau bangsa barat memang unggul di beberapa bidang seperti teknologi dan informasi, tetapi bukan berarti kita harus menyerap semua budaya yang berasal dari mereka. Kita harus pandai-pandai memilah-milah mana yang bisa kita serap dan mana yang harus benar-benar kita jauhi.

Sebelum kita menyerap budaya orang lain, marilah kita mencoba mengenal budaya kita sendiri yang sebenarnya sudah sangat maju sejak berabad-abad yang lalu, budaya luhur yang telah diajarkan sejak zaman Rasulullah SAW. Akan tetapi masalah yang ada saat ini adalah ketika budaya yang baik dianggap kuno dan seakan-akan ada stigma dari masyarakat yang mengatakan kalau kita tidak mengikuti trend masa kini (yang biasanya diidentikkan dengan budaya barat) maka kita akan dicap sebagai orang yang kampungan dan tidak gaul. Masyaallah.
Sebagai umat Islam seharusnya kita mengenal budaya kita sendiri dan melestarikan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi apa yang terjadi saat ini? Budaya Islam yang seharusnya dilestarikan justru malah terkikis oleh berbagai budaya barat yang kian meprihatinkan. Beberapa contoh tentang kelunturan budaya Islam oleh budaya barat adalah ketika kita ditanya kapan hari valentine dilaksanakan? Tentu akan banyak orang yang dengan bangga menjawab tanggal kapan perayaan ini banyak dirayakan orang, terlebih apabila pertanyaan ini diajukan pada generasi muda. Mereka seakan merasa sangat bangga ketika mereka bisa menyebutkan tanggal itu apalagi apabila mereka bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang sama sekali bukan bagian dari budaya Islam, justru malah budaya yang menjauhkan kita dari agama Islam.

Contoh lain, ketika kita ditanya kapan hari natal dilaksanakan? Maka akan dengan cepat orang menjawab tanggal kapan dilaksanakan natal itu. Berbeda halnya ketika kita yang mengaku generasi muslim ini ditanya, kapan hari raya Idul Fitri dilaksanakan? Kapan terjadinya peristiwa nuzulul qur’an? Atau kapan Nabi Muhammad SAW dilahirkan? Mungkin akan lebih sedikit umat Islam yang mampu menjawab pertanyaan itu jika dibandingkan dengan jumlah penjawab pertanyaan mengenai hari valentine dan sebagainya.

Ada lagi sesuatu yang menunjukkan bahwa kita sebagai umat Islam ternyata masih lebih banyak menganut budaya barat dibanding budaya kita sendiri. Ketika ditanya, apa rencana akhir tahunmu nanti? Tentu banyak orang akan mampu menjawab pertanyaan itu dengan begitu runtut dan jelas bahwa besok ketika akhir tahun saya akan melakukan ini dan itu, saya akan berlibur kesana dan kesini. Berbeda halnya ketika kita ditanya, besok akhir tahun Hijriyah (akhir bulan Zulhijjah) kamu punya rencana apa? Mungkin masih banyak orang yang akan menjawab jika mereka tidak punya agenda apapun. Bahkan sekadar agenda untuk bermuhasabah, menghitung hitung diri tentang apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan.

Ada lagi contoh tentang pergeseran budaya Islam, terutama di kalangan anak-anak, yaitu ketika ditanya tentang siapa itu sinchan? Siapa itu naruto? Maka akan dengan cepat anak-anak menjawab dengan sangat jelas dan rinci kalau tokoh-tokoh itu merupakan idola mereka. Tetapi ketika ditanya siapa itu Hasan? Siapa itu Husain? Maka akan kebingungan mereka menjawabnya, padahal Hasan Husain merupakan keturunan Rasululah SAW yang lebih layak untuk kita ketahui dibandingkan tokoh-tokoh idola anak saat ini.

Dikala orang nasrani dengan bangga menenteng kitabnya menuju ke gereja, ternyata umat Islam masih malu untuk membawa kitab sucinya ke masjid. Seharusnya kita malu dengan budaya yang sebenarnya sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW pada kita, ternyata sekarang justru diterapkan oleh bangsa barat, dan ironisnya budaya yang sekarang sudah mulai bangsa barat tinggalkan, kita serap menjadi budaya yang kita lestarikan dalam keseharian kita.
Bangsa barat yang merupakan basis orang Yahudi dan Nasrani tentu memiliki misi khusus ketika menciptakan berbagai budaya yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka ingin agar mereka bisa benar-benar masuk dalam kehidupan umat Islam. Mereka tidak akan pernah rela sampai umat Islam masuk dalam ajaran mereka. Bagi mereka, umat Islam yang merupakan jumlah terbesar penganut agama di dunia merupakan sasaran empuk bagi perluasan gerakan mereka. Bagi umat Islam yang masih hidup dalam keadaan perekonomian yang belum mapan, maka sembako dan semua kebutuhan hidup merupakan senjata utama untuk menarik umat Islam menjadi bagian dari mereka. Akan tetapi, untuk umat Islam yang sudah tercukupi kebutuhan ekonominya maka perubahan pola pikir dan budayalah senjatanya.

Kaum Yahudi dan Nasrani akan dengan gencar memasukkan muatan-muatan dari budaya mereka dalam kehidupan umat Islam. Mereka ingin umat Islam semakin jauh dari ajaran agama nabi Muhammad SAW, sehingga otomatis umat Islam akan jauh dari tuhannya. Ketika umat Islam jauh dari ajaran agamanya, maka berjayalah musuh-musuh Allah di muka bumi ini, na’udzubillah..

Ikhtitam

Dengan banyaknya contoh yang telah disebutkan di atas, seharusnya kita bisa lebih sadar bahwa kita sebagai umat Islam punya budaya, dan budaya itu harus kita lestarikan, bukan malah kita berpaling pada budaya barat yang sebenarnya dirancang oleh mereka untuk menghancurkan generasi Islam. Banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari menerapkan kebiasaan-kebiasaan dan akhlak Islam dari hal-hal yang kecil, diawali dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan kita. Semoga kita bisa lebih sadar, mawas diri, dan semakin lantang berkata

“Saya bangga sebagai seorang muslim..”
Wallahu a’lam bis shawab
Selengkapnya...

Kedudukan Wanita dalam Islam
00.46 | Author: alinaksi ahmad




Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun (QS, Al-Ahqaf 15)

Sebagai agama yang sempurna, Islam memberikan perhatian khusus terkait masalah orangtua. Orangtua memiliki kedudukan yang sangat penting, sehingga Allah SWT menyebutkan begitu banyak ayat dalam al Quran yang membahas tentang orangtua. Salah satu ayat adalah tentang perintah untuk selalu berbakti kepada orangtua, yaitu dalam Q.S. 17:23-24, yang artinya,
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya, atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah!" - Jangan pula engkau membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku! Sayangilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku semenjak kecil."

Dalam membahas tentang peran orangtua, Islam memberikan “tempat khusus” bagi sosok wanita. Wanita dalam Islam memiliki keistimewaan tersendiri yang membuat dirinya begitu mulia. Apabila kita perhatikan, maka setidaknya akan ada 3 peran yang penting wanita dalam keluarga. Peran yang pertama adalah untuk suami, yang kedua untuk anak, dan yang ketiga adalah untuk lingkungan.

Peran wanita sebagai istri

Sosok ayah sebagai kepala rumah tangga dalam keluarga memiliki begitu banyak nilai strategis yang mampu menghantarkan keluarga menjadi sebuah keluarga yang luar biasa. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa begitu saja bahwa dari “kehebatan” seorang ayah ternyata ada satu sosok bernama istri. Istri memberikan suatu dorongan tersendiri agar suaminya mampu menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman. Dalam al Quran surat Ar-Rum: 21, Allah menjelaskan peran istri bagi suaminya, yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.”

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan pengertian firman Allah:“mawaddah wa rahmah” bahwa mawaddah adalah rasa cinta, dan rahmah adalah rasa kasih sayang. Cinta dan kasih sayang itulah yang justru mampu mendorong suami untuk bisa menjadi seorang kepala keluarga yang baik. Sungguh, kita bisa melihat teladan yang baik dalam masalah ini dari Khadijah, isteri Rasulullah, yang telah memberikan andil besar dalam menenangkan rasa takut Rasulullah ketika beliau didatangi malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama kalinya di goa Hira’. Nabi pulang ke rumah dengan gemetar dan hampir pingsan, lalu berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku, selimuti aku! Sungguh aku khawatir dengan diriku.” Demi melihat Nabi yang demikian itu, Khadijah berkata kepada beliau, “Tenanglah. Sungguh, demi Allah, sekali-kali Dia tidak akan menghinakan dirimu. Engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim, senantiasa berkata jujur, tahan dengan penderitaan, mengerjakan apa yang belum pernah dilakukan orang lain, menolong yang lemah dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari, Kitab Bad’ al-Wahyi no. 3, dan Muslim, Kitab al-Imanno. 160)

Peran wanita sebagai ibu

Peran wanita yang tidak akan mungkin tergantikan bagi siapapun adalah ketika ia menjadi sosok ibu. Sembilan bulan ibu mengandung anaknya dalam keadaan lemah dan tersiksa, namun ia menjalaninya dengan perasaan sabar dan ikhlas. Bagi ibu kesabarannya pada saat itu merupakan kasih sayang untuk anaknya, kegelisahannya pada saat itu semata-mata hanya mengkhawatirkan bayi yang dikandungnya, dan kepenatan ibu pada saat itu adalah demi kesehatan bayinya, serta tiada yang dilakukan ibu pada saat mengandung kecuali untuk memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.

Perjuangan ibu dilanjutkan dengan waktu dimana kita dilahirkan ke dunia. Saat itu adalah saat yang sangat mendebarkan dan menegangkan bagi semua orang yang mengharapkan kehadiran kita, terutama ibu. ibu merasakan rasa sakit yang tidak pernah dirasakan sebelumnya dan perasaan khawatir yang sangat besar akan keselamatan kita, hingga seolah-olah terdapat dua pilihan yang nampak di depan matanya yaitu mati ataukah hidup. Dan aku yakin, engkau pasti mengetahui apa yang dipilih oleh ibumu, dengan menahan rasa sakit saat melahirkanmu, di dalam hati, ibumu seraya berdoa, “ Yaa Allah Rabku, permudahlah kelahiran anakku, apabila saat ini adalah kematianku maka matikanlah aku, namun biarkanlah anakku hidup sehingga dia dapat merasakan dunia serta isinya yang telah engkau ciptakan untuknya.”.

Ikhtitam

Semua yang telah disampaikan merupakan sebagian kecil gambaran begitu mulianya peran wanita dalam Islam. Untuk itu, tidak ada alasan bagi kita sebagai umat nabi Muhammad SAW untuk tidak menghargai wanita, termasuk bagi para wanita sendiri. Hargailah mereka dengan menjadikan mereka ibu terbaik yang selalu kita nantikan doa dan keihklasannya, sebagai istri yang selalu sabar berjuang bersama mengarungi lautan kehidupan, dan sebagai penghias terbaik di dunia ini dengan menjadi wanita sholehah untuk diri, untuk keluarga, untuk agama, dan semua untuk mengaharap ridho Allah SWT.

Wallahu a’lam bisshawab..
Selengkapnya...

lagu yang lagi dihapalin.. :p
09.31 | Author: alinaksi ahmad


Brian Mcknight
Marry Your Daughter lyrics

Sir, I'm a bit nervous
'Bout being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time,
See in this box is a ring for your oldest
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Very soon I'm hoping that I...
Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
Can't wait to smile
When she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

She's been hearing for steps
Since the day that we met (I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far (So bring on the better or worse)
And tell death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I say I do
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
Selengkapnya...

Akhlak Terhadap Diri Sendiri
06.30 | Author: alinaksi ahmad



Membicarakan tentang akhlak, tentunya akan membutuhkan waktu yang sangat lama agar semua makna dan arti yang terkandung dalam akhlak dapat terjelaskan dengan detail dan rinci . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walau pun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS.Al-Qalam : 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi Muhammad Saw. salah satunya hadis yang berbunyi: “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Bertitik tolak dari pengertian bahasa ini, akhlak bisa dimaknai sebagai kelakuan manusia yang beraneka ragam. Keanekaragaman kelakuan ini antara lain, nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk, serta dari objeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan.

Banyak ulama yang memberikan pengertian tentang akhlak. Diantaranya adalah :
1. Imam Ghazali dalam kitab ulumuddin, akhlaq adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Ibnu Maskawaih dalam kitab tahzibul akhlaq watathirul araq, mendifinisikan bahwa akhlaq itu sebagai sikap jiwa seserorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran.
3. Prof. Ahmad Amin, mendifinisikan akhlaq adalah adatul iradah (kehendak yang dibiasakan) lalu menjadi kelaziman (kebiasaan).
Dari pengertian-pengertian tersebut tentunya semua orang dapat menyimpulkan bahwa seseorang yang berakhlak terpuji akan melakukan berbagai tindakan yang mencerminkan ketaatannya pada Allah dimanapun dan kapanpun dia berada tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.

Akhlak
Banyak hal yang dapat kita kaitkan dengan permasalahan akhlak, bahkan semua perbuatan yang dilakukan manusia tidak akan pernah terlepas dari akhlak, baik akhlak terpuji maupun tercela.
Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak diperlukan bukan hanya untuk bergaul dengan orang lain. Akhlak terhadap diri sendiri pun tidak dapat dianggap remeh. Jasmani yang diberikan Allah kepada manusia perlu dijaga dan diperlakuka sesuai dengan tuntunan yang ada.
Begitu pula dengan akal dan pikiran yang kita miliki. Kita tidak boleh menyia-nyiakan anugerah yang begitu besar ini, namun kita juga tidak boleh memaksa dan menyiksa semau kita. Cara memperlakukan akal yang baik adalah dengan menggunakannya sebagai sarana menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
Sudah sepantasnya sebagai seorang muslim, kita belajar sebaik-baiknya untuk mengembalikan kejayaan islam di masa yang lalu. Sebagaimana yang dikatakan oleh sejarah, sebenarnya ilmuwan muslim lenih dahulu dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dibanding para ilmuwan barat. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh kekuasaan Allah dalam menciptakan Al Qur'an yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari zaman dahulu sampai zaman yang akan datang.
Para ulama' generasi terdahulu pun telah mengisyaratkan pentingnya ilmu dalam karya2 mereka. Imam al-Bukhari memulai kitab al-jami' as-Shahih dengan Kitab Bad'il Wahyi ( awal mula turunnya wahyu ). Ini adalah pengakuan terhadap otoritas tertinggi wahyu sebagai sumber ilmu. Dapat dimaklumi pula, wahyu pertama adalah surah al-'alaq ayat 1-5, dimana di dalamnya Alloh berfirman " alladzi 'allama bil qalam, 'allamal insana malam ya'lam ". Hampir seluruh tafsir akan mencantumkan riwayat detail dan panjang tentang al-qalam (pena) dan peran sentralnya dalam peradaban. Bahwa, al-qalam adalah ramz al-'ilmi wa at-ta'lim ( simbol ilmu dan pengajaran). Ilmu adalah ruh Islam. Tanpanya, Islam akan mati.
Kitab al-'ilmi ditempatkan oleh Imam al-Bukhari sebagai bab ke-3, setelah Kitab Bad'il Wahyi Dan Kitab al-Iman. Bahkan didalamnya ada bab yg berjudul bab al-Ilmi qablal Qaul wal 'Amal (pasal tentang ilmu sebelum berbicara dan bnerbuat), yang merupakan pasal ke-10 dalam Kitab al-'Ilmi.
Imam al-Ghazali memulai kitab Ihya' 'Ulumiddin-nya dg bab al-'Ilm. Dengan kitab at-Targhib wa at-Tarhib, imam al-Mundziry menempatkan Kitabul 'Ilmi : at-Targhib fil 'Ilmi wa Thalabihi wa Ta'allumihi wa Ta'limihi wa ma Jaa'a fi Fadhlil 'Ulama' wal Muta'allimin (Bab tentang Ilmu : Motivasi tentang Ilmu, Mencari Ilmu, Mempelajari dan Mengajarkannya, serta Riwayat lain tentang Keutamaan Ulama' dan Pengajar), sebeum bab2 ibadah spt bersuci, sholat, zakat, puasa, haji, dan bahkan jihat fisabillilah. Kitab al-'Aqidah an-Nasafiyah yang berbicara tentang teologi, juga mengawali pembahasannya dengan menjelaskan konsep ilmu dalam pandangan Islam. Dengan demikian sangatlah jelas digambarkan bahwa menunut ilmu merupakan suatu akhlak mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Kemudian, akhlak terhadap jiwa kita juga sangat diperlukan agar tecipta pribadi yang utuh . Agar jiwa kita menjadi utuh, maka jiwa harus bersih untuk itu perlu adanya upaya penyucian jiwa. Beberapa hal yang dapat membersihkan jiwa antara lain :


Bertaubat
Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.

Bermuqarabah
Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya adalah dengan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dan memperbanyak ibadah.

Bermuhasabah
Arti muhasabah ialah introspeksi atau mawas atau meneliti diri. Yakni menghitung-hitung perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari bahkan setiap saat. Oleh karena itu muhasabah ini tidak harus dilakukan pada akhir tahun, akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat. Satu hal yang perlu diingat adalah muhasabah tak akan ada artinya tanpa adanya tidak lanjut dari apa yang telah dievaluasinya.

Bermujahadah
Makna asal dari mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan musuh. Namun secara spesifik mujahadah berarti Pengamalan Sholawat Wahidiyah atau sebagian dari padanya menurut adab, cara dan tuntunan yang diberikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah, sebagai penghormatan kepada Rasulullah SAW dan sekaligus merupakan doa permoohonan kepada Allah SWT yang diperuntukkan diri pribadi dan keluarga baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, bagi bangsa dan negara serta pemimpin mereka di segala bidang dan umumnya bagi segalah makhluk ciptaan Allah SWT.

Memperbanyak ibadah

Memperbanyak ibadah baik mahdhah ataupun ghairu mahdhah tentunya akan membuat kita senantiasa lebih baik dari sebelumnya.

Menghadiri majelis Iman

Yang dimaksud majelis iman adalah majelis yang apabila kita menghadirinya akan menambah keimanan kita kepada Allah.


Ikhtitam

Begitu banyak ajaran dalam islam yang mengajak kita untuk senantiasa menjadi manusia yang mulia dan sempurna . Namun begitu masih banyak orang yang acuh dan melalaikannya. Untuk itu, sebagai generasi muslim yang baik, sudah sepantasnya kita memulai dari diri kita sendiri untuk dapat brakhlakul karimah baik pada Allah, diri sendiri maupun orang lain.
Selengkapnya...

Keterampilan asesor
06.15 | Author: alinaksi ahmad


Seorang asesor yang baik memiliki banyak sekali persyaratan yang diharuskan untuk dimiliki dalam dirinya, paling tidak ada 3 hal pokok yang harus ada yaitu pengetahuan, content skill, dan karakteristik pribadi.
Hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang asesor adalah pengetahuan. Dalam wawancara yang kami lakukan terhadap seorang praktisi asesmen psikologi, dijelaskan bahwa Pengetahuan yang dimaksud adalah pemahaman yang baik terkait dengan teori dan praktik. Ketika meng-ases seseorang, seorang asesor tidak akan mungkin bisa menangkap poin-poin yang dimaksud oleh klien apabila tidak memiliki landasan teori yang mendasarinya. Teori juga berfungsi sebagai alat untuk mempertimbangkan perlakuan apa yang dikenakan pada klien setelah diketahui duduk permasalahan yang terjadi. Selain itu, pengetahuan mengenai praktik juga sangat penting. Tanpa adanya pengetahuan yang menjadi acuan, maka seorang asesor akan kesulitan dalam menghadapi klien karena klien yang dihadapi pasti bermacam-macam dan tentunya akan membutuhkan treatmen khusus yang berbeda-beda. Dengan pengetahuan yang baik tentang praktik ini, maka dimungkinkan seorang asesor akan lebih siap dan professional dalam mengahdapi klien yang akan di-ases.
Seorang asesor yang baik harus mengetahui betul apa yang akan diungkap dari seorang klien. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan yang tepat bagi klien. Apabila seorang asesor tidak mampu menangkap tentang apa yang akan diungkap, maka proses asesmen yang dilakukan hanya akan sia-sia dan tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Apabila asesor sudah tahu apa yang akan diungkap, selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana mengungkap permasalahan tersebut.
Untuk dapat mengungkap permasalahan klien, seorang asesor harus memiliki pengetahuan tentang alat untuk mengungkap semua itu yang berupa alat tes. Seorang asesor yang ideal wajib mengetahui tentang beberapa alat tes, bahkan tidak hanya sekadar itu tetapi juga harus mengetahui sejarah dan perkembangan alat tes tersebut.
Bukan hanya mengetahui berbagai alat tes yang diharapkan dimiliki oleh seorang asesor karena akan sangat sia-sia apabila mengetahui alat tesnya tetapi tidak mampu dalam pengadministrasiannya. Untuk itu, pengetahuan tentang administrasi alat tes juga menjadi hal yang harus diperthatikan oleh seorang asesor yang baik.
Terkait dengan Content skill, Seorang asesor harus mahir dalam memahami setiap informasi yang ingin diperoleh dari klien. Beberapa informasi yang akan digali adalah aspek-aspek yang terkait dengan riwayat hidup klien, keluhan atau problemnya, latar belakang keluarga dan lingkungan, pekerjaan dan lain lain. Apabila klien mahir dalam memahami semua informasi informasi tersebut, maka asesmen yang dilakukan akan menjadi lbih mudah karena semua hal itu akan sangat berkaitan dengan permasalahan inti yang dihadapi oleh klien.
Seorang asesor yang baik idealnya memiliki karakteristik pribadi yang baik pula. Seorang asesor harus memiliki pola kerja yang teliti. Hal ini sangat penting karena pekerjaan seorang asesor terkait dengan kepentingan orang lain. Apabila salah mendiagnosa sedikit saja, maka akan dapat berakibat fatal bagi kehidupan orang lain. Selain itu, seorang asesor harus mampu mengambil kesimpulan dari interpretasi yang dilakukan terhadap permasalahan yang diungkapkan klien.
Beberapa uraian yang telah disebutkan di atas sangat erat hubungannya dengan teori yang diungkapkan oleh Anastasi (2007) dan Marnat (1999) terkait dengan syarat-syarat seorang asesor sebagai berikut ::
1. Memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman ter-supervisi yang memadai
2. Mampu memilih alat tes yang sesuai dengan tujuan pengetesan & orang yang di-tes
Mampu mengevaluasi alat tes (kelebihan & kelemahan terkait: norma, validitas, reliabilitas, riset
4. Peka terhadap kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi hasil tes (variasi instruksi, tingkatan rapport, mood testee, waktu pelaksanaan)
5. Menarik kesimpulan atau membuat rekomendasi dengan mempertimbangkan informasi lain yang terkait
6. Memiliki pengetahuan yang luas tentang perilaku manusia
7. Menyadari batas-batas kompetensi & keahlian diri mereka sendiri.
Semua keterampilan yang disyaratkan untuk dimiliki seorang asesor akan dapat dicapai apabila asesor mampu memadukan pengetahuan teoritik dan praktis terapan. Untuk bisa mendapatkan semua itu maka seorang asesor harus memperbanyak jam terbang dan selalu melakukan sertifikasi ataupun menambah pengetahuan yang dimilikinya dengan berbagai cara. Hal lain yang tidak boleh dikesampingkan oleh asesor adalah kode etik psikologi yang sangat penting untuk dijaga dan dilaksanakan.
Selengkapnya...

Kesehatan Mental, Optimis..
06.07 | Author: alinaksi ahmad




SEKILAS TENTANG KESEHATAN MENTAL

Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.
Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan, dsb. Akan tetapi lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.
Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak bersemangat.
Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah dianalisa, dicari sebab-sebab yang dimenimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lain. Mempunyai kesehatan mental yang baik juga berarti mempunyai perasaan positif tentang diri sendiri, mampu menyelesaikan masalah dan tekanan hidup sehari-hari, dan bisa membentuk dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Kesehatan mental menurut Zakiah Darajat dalam buku Kesehatan Mental mengemukakan bahwa kesehatan mental merupakan pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindarnya dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Secara luas Zakiah Dradjat memberi batasan tentang kesahetan mental mencakup dari semua batasan yang pernah ada yaitu : terhindarnya seseorang dari gangguan dan pnyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan biasa, adanya keserasiaan fungsi-fungsi jiwa (tidak adanya konflik) dan merasa dirinya tidak berharga, berguna dan bahgia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptomal mungkin, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemapuan dirinya, juga memilki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakatserta lingkungan dimana ia berada.
Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah. Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu ; perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini semua tergolong kepada gangguan jiwa, sedangkan sakit jiwa adalah jauh lebih berat.
Dalam sosialisasi yang dilakukan PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) dan IPK (Ikatan Psikologi Klinis) Surabaya dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia ( World Mental Health ), yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2007 yang lalu di sebutkan bahwa paling tidak, satu dari lima orang dalam satu populasi terganggu kesehatan mentalnya.
Mempunyai masalah kesehatan mental tak ubahnya dengan masalah kesehatan fisik. Sangat penting untuk mengenali gejala-gejala, menemukan cara untuk mengatasinya, dan melakukan langkah-langkah untuk melindungi diri dari berbagai masalah yang terkait dengan kesehatan mental. Mengabaikan masalah kesehatan mental pada diri sendiri atau orang lain, tidak akan membuat hal itu akan berlalu dengan sendirinya. Kenyataannya, perlahan atau cepat akan membuat keadaan bertambah buruk, paling tidak menurunkan kualitas hidup.

PEMBAHASAN

Dalam sebuah hadis yang mahsyur di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan, “Dalam diri seseorang ada segumpal daging, yang apabila itu baik, maka baiklah seluruh perbuatannya. Apabila itu buruk, maka buruklah perbuatannya.”
Hal ini mengindikasikan bahwa hati memiliki titik sentral dalam diri manusia. Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang manusia, dapat mencerminkan hati dan pribadi orang tersebut.
Dalam konsep Islam, hati manusia dapat teridap penyakit yang tiap jenis penyakit penyakit dapat menimbulkan dampak dan bentuk perilaku yang berbeda pula. Pada makalah ini, kelompok kita akan memfokuskan pembahasan pada masalah “optimisme”. Mengingat begitu pentingnya masalah optimisme ini, kami akan melakukan pembedahan masalah optimisme sedalam yang kami mampu. Optimisme begitu vital dalam kehidupan manusia, karena tanpa adanya optimisme, manusia niscaya tidak akan pernah berkembang, tidak akan memiliki motivasi, dan manusia tidak akan pernah dapat mengaktualisasikan dirinya.

OPTIMISME
Konsep yang akan dibahas dalam makalah ini adalah konsep optimisme yang bisa dipersamakan dengan konsep Islam yang disebut dengan ar raja’. Kata ar raja’ dalam bahasa arab berarti harapan. Apabila dihubungkan dengan konsep optimisme, maka ini sangat berkaitan erat dengan apa ang akan kita bicarakan.
Masalah ar raja’ membawa kita berhadapan dengan sebuah pertanyaan, “Mengapa optimisme diharuskan bagi Umat Islam, dan hal itu juga memiliki kebenaran yang objektif, mengapa demikian?” Untuk mendapatkan jawabannya, pertama kita akan mengarahkan pandangan kita pada sepercik pengertian optimis yang bisa disebut ar raja’ . Optimis merupakan perasaan tenang dalam diri seseorang menunggu (mengharapkan) sesuatu yang disukai olehnnya. Akan tetapi perasaan ini harus berdasarkan suatu alasan yang dapat diraih melalui penyebabnya. Jika tidak ada penyebab (jalan) untuk meraihnya, maka disebut angan-angan, karena sesungguhnya manusia itu apabila menunggu sesuatu tanpa penyebab, bukan disebut sebagai orang yang optimistis, melainkan orang yang berangan-angan alias melamun. (Al Munajjid, 2006)
Adapun sesuatu yang mempunyai penyebab, sedang orang yang bersangkutan menunggu hasil yang sisukainya berkat karyanya, maka hal seperti inlah yang disebut optimism/harapan. Sikap raja’ banyak diibaratkan oleh ulama salaf dengan petani yang rajin. Ia membajak tanahnya, menyemai bibit, menanamnya, memupuknya, mengairinya, memeliharanya, menjaganya dari hama, serta mencabuti rumput dan gulma. Setelah itu, ia berharap Allah menghasilkan rezeki dari usaha pertaniannya tersebut. Inilah orang yang bersikap raja’.
Optimisme timbul dari rasa gembira dengan kemurahan Allah dan karunia-Nya serta perasaan lega menanti kemurahan dan anugerah-Nya karena percaya akan kemurahan Tuhannya. Perassan inilah yang memacu hati manusia untuk sampai ke negeri yang dicintai, yakni surga.
Helen Keler yang merupakan seorang penulis tuna netra dan aktivis politik Amerika memberikan benih-benih pikirannya dalam membahas masalah optimisme yaitu, menurutnya optimisme adalah keyakinan yang menggiring kamu untuk meraih prestasi. Tidak ada yang bisa kamu lakukan tanpa harapan dan keyakinan. Oleh sebab itu optimisme merupakan suatu bentuk sikap yang sangat perlu tertanam pada jiwa setiap muslim, sebab dengan adanya sikap optimis dalam relung jiwa seorang manusia pasti dapat menjadikan manusia lebih giat lagi beribadah pada Allah SWT dan lebih percaya diri untuk menuju kesuksesan dan kebahagian dunia dan akhirat. Sebaliknya jika manusia tidak mempunyai sifat optimis, maka dia akan terkekang dan terpenjara dalam kerangkeng pesimstis yang memonopoli jiwa manusia, sehingga melahirkan suatu sifat keputusasaan akan rahmat Allah SWT.
Optimisme adalah lawan kata dari putus asa. Putus asa timbul karena luputnya rahmat Allah dan tiada kemauan hati untuk mencapainya. Sikap ini merupakan perbuatan durhaka. Sehubungan dengan hal ini, Allah telah berfirman : qs, Yusuf, 87. “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”
Sehubungan dengan ayat ini al-Qurtubi ( 1214 - 1273), seorang ahli tafsir mengomentari realita tersebut dengan kalimat, ”Bahwa sesungguhnya orang mukmin itu selalu mengharapkan kelapangan dari Allah SWT, sedang orang kafir berputus asa saat dalam kesulitan. Ayat ini menunjukan bahwa putus asa dalam berharap sesuatu yang baik adalah dosa besar.” Di samping itu, putus asa dapat mengakibatkan munculnya angan-angan, khayalan, lamunan belaka dalam diri manusia. Pada akhirnya, dia akan menjadi malas atau tidak mau memperjuangkan apa yang dia inginkan, maka dia akan menjadi orang yang benar-benar pailit (bangkrut) dunia dan akhirat. Sehubungan dengan ini Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa : 123, yang artinya, “(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalsan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”
Berkenaan dengan masalah pesimisme, L.P. Jack menyatakan: “Orang pesimisme melihat kesulitan dari setiap peluang; sementara orang optimisme melihat peluang dari setiap kesulitan.” Lazimnya, jika kita tilik secara mendalam, bahwa faktor yang paling menonjol dari penyebab orang putus asa biasanya dikarenakan adanya masalah atau problematika dalam kehidupannya, seperti; terhimpitnya masalah ekonomi, konflik dalam rumah tangga, patah hati, tak kunjung tibanya kesuksesan atau selalu gagal dalam melakukan sesuatu, dan lain sebagainya. Realita telah membuktikan hal semacam itu bila berlarut-larut kerap memicu rasa frustasi, yang dapat melahirkan kesedihan, kegelisahan, dan kecemasan, yang tidak akan pudar. Krisis yang dialami orang-orang seperti ini merupakan sebuah jalan keuguncangan jiwa yang tidak dapat tertata. Sehingga tidak ada jalan kebenaran yang menghampirinya.
Fenomena seperti ini merupakan sebuah kasus guncangan jiwa yang secara lambat atau cepat yang akhirnya menemukan perdebatan yang tidak layak bagi dirinya. Sehingga dapat mengakibatkan orang menjadi lupa diri dan dapat menimbulkan dampak negatif yang sangat fatal, implikasi itu biasanya orang sering sekali melakukan tindakan yang tidak disukai oleh Allah SWT, yaitu bunuh diri (suiside). Namun, kebanyakan orang sejenis ini disebabkan keputusasaannya yang sudah tidak terbendung lagi. Apalagi kalau setan sudak merasuk/meracuni otaknya, agar dia terjerumus ke dalam jurang kenistaan, kekufuran, dan kesesatan.
Kalau kita lihat dari kasus-kasus gangguan jiwa yang mengakibatkan orang bunuh diri. Di Cina pada tahun 1998 bahwa bunuh diri menjadi pemicu utama kematian terbesar penduduk usia 15 sampai 31 tahun. Di Negeri itu, bunuh diri menyalip kecelakaan lalu lintas sebagai pemicu kematian di usia muda, urutan ketiga di tempati kanker dan penyakit lain. Di Eropa bunuh diri menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas disusul kanker. Berdasarkan catatan WHO (World Health Organization) sebanyak 450 juta orang di muka bumi ini mengalami gangguan mental (mental disorder), 150 juta orang mengalami depresi atau gangguan jiwa berat, 25 juta orang mengalami Skizofrenia, dan setiap tahunnya, satu juta orang bunuh diri akibat gangguan mental.
Di Indonesia orang yang mengalami gangguan mental sebesar 10 sampai 15 persen jumlah penduduk alias 22 sampai 23 juta orang, mereka ada di mana-mana dan jumlahnya lebih besar dari itu. Studi World Bank pada tahun 1995 dibeberapa Negara menunjukan bahwa gangguan jiwa menyumbang 8,1 persen terhadap hilangnya hari-hari produktif atau disability adjusted life years (DALY’s) dari kelompok global byrden of disease. Angka ini lebih tinggi daripada dampak yang disebabkan tubercolosis (7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen), dan malaria (2,6 persen).
Ketua Federasi Psikiater ASEAN, Dr. Pandu Setiawan SpKJ Psych mengatakan, “Tak diragukan bahwa gangguan jiwa berpengaruh terhadap produktivitas dan daya kreatifitas seseorang. Mereka tak bisa konsentrasi dan banyak membuat kesalahan.” Di Indonesia pada tahun1997, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat hilangnya waktu produktif lantaran gangguan jiwa mencapai Rp 31,9 triliun atau sepersepuluh dari jumlah APBN. Pada tahun 2000 di Inggris kerugian akibat mental disorder mencapai sembilan miliar poundsterling. Angka ini dihitung berdasarkan ongkos pengobatan, kematian (bunuh diri), serta menurunnya produktifitas.
Penyakit jiwa jelas menimbulkan kerugian tak sedikit, sayangnya ini tak pernah disadari oleh para politisi. Padahal jauh-jauh hari WHO telah mengingatkan. WHO mencatat, bahwa hingga saat ini penyebab dissabilitas nomor satu di dunia adalah gangguan jiwa unipolar deppresive, dan pada UU no 23 tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari hal tersebut tersirat kesehatan jiwa merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Adapun indikator untuk mengenali ciri-ciri jiwa yang sehat, merasa senang terhadap diri sendiri, mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda, memiliki tujuan hidup yang realistis, merasa nyaman berhubungan dengan orang lain, dan mampu memenuhi tuntunan hidupnya. (REPUBLIKA, “Yang Terpinggirkan” sabtu 1 Juli 2006, hal. 22)
Di sisi lain orang yang putus asa atau mengalami gangguan jiwa tapi tidak melakukan tindakan bodoh (bunuh diri) biasanya dia hanya mengalami sedikit guncangan mental yang dapat mengakibatkan dia menjadi tidak berdaya dan patah semangat dalam melakukan sesuatu tindakan. Akan tetapi, dalam hal ini ada sebuah surat dalam al-Qur’an, yang dapat memberikan motivasi kepada orang bersangkutan, agar lebih semangat,dan optimis. Allah SWT berfirman,
“Bukankah Kami telah melapangakan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS. Al Insyiroh: 1-8)

Sedangkan untuk tingkatan-tingkatan yang diperlukan guna merealisasikan sikap optimisme adalah sebagai berikut:
1. Senantiasa mengingat limpahan karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada hamba pada waktu-waktu terdahulu.
2. Sanantiasa mengingat janji Allah berupa pahala-Nya yang berlimpah dan kmurahan sserta kedermawan-Nya yang sangat besar tanpa meminta terlebih dahulu oleh seorang hamba.
3. Hendaklah sseseorang selalu mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan berkenaan dengan urusan agama, kesehatan badan, dan urusan dunia pada masa sekarang.
4. Senantiasa mengingat luasnya rahmat Allah, dan bahwa rahmat Allah itu senantiasa mendahului murka-Nya.
Orang yang memiliki sikap optimis ialah orang yang mempunyai kelestarian dalam menjalankan ketaatan lagi menegakan semua yang dituntut oleh keimanannya. Dia berharap agar Allah tidak memalingkannya, menerima amalnya, dan tidak menolaknya, serta melipatgandakan pahala-Nya dan melimpakan imbalan. Dia berharap demikian dengan mengerjakan semua penyebab yang mampu dilakukannya seraya berharap beroleh rahmat Tuhannya. Optimis adalah obat penawar yang diperlukan bagi dua macam orang, yaitu:
1. Orang yang disukai oleh rasa putus asa, sehingga meninggalkan ibadah, dan tiba dia bertekad bahwa mengerjakan ibadah tidak membawa faedah apapun.
2. Orang yang dikecam rasa takutnya, sehingga merugikan dirinya dan juga keluarganya.ketakutan yang melanda dirinya telah melampui batas kewajaran sehingga dia memerlukan kestabilan dan harus dibantu dengan sesuatu yang yang dapat menimbulkan keseimbangan dalam dirinya, yaitu dengan menumbuhkan rasa optimism yang merupakan kondisi normal bagi seorang yang beriman.
Sebagian orang memang ada yang terobati bila diajak bicara tentang hal-hal yang dapat menumbuhkan optimisme dalam dirinya. Akan tetapi, ada orang yang diberikan terapi dengan menanamkan benih-benih optimisme dalam dirinya tidak akan member guna apa pun selamanya. Yaitu, orang-orang yang pendurhaka, terperdaya, lagi suka berangan-angan kepada Allah, sementara dia enggan menyembah-Nya. Orang semacam ini harus diberikan terapi yang lebih menakutkan, dengan cambukan peringatan yang menakutkan dan ditakut-takuti dengan kematian, karena dia adalah orang yang suka berangan-angan, meremehkan kewwajiban, dan melampui batas. Hal ini penting untuk diperhatikan para juru nasehat dan para da’I dan juga para psikolog.
Seorang ulama telah mengatakan: “seorang juru nasihat diharuskan bersikap lembut dalam berbicara kepada pasien seraya memperhatikan celah-celah kelemahan yang ada dan mengobati setiap penyakit dengan terapi yang sesuai. Namun demikian, pada masa sekarang tidak layak lagi menggunakan cara yang lunak dengan memberikan terapi pemberian optimism kepada semua orang. Seorang juru nasehat hanya baru menyebutkan hal-hal keutamaan dan berbagai kisah yang menumbuhkan sikap optimism, manakala yang menjadi tujuannya adalah memikat hati para pasien guna memperbaiki kondisinya. Dan sahabat Rasulullah saw yang terkemuka, yaitu Ali ra pernah mengatakan: “sesungguhnya orang yang ‘alim itu hanyalah orang yang tidak membuat orang lain putus asa dari rahmat Allah dan tidak pula membuat mereka merasa aman dari pembalasan Allah”.

BUAH SIKAP OPTIMISME

Optimisme sangat berguna dalam kehidupan kita, diantara manfaat yang dapat kita rasakan dengan adanya optimisme dalam hidup adalah sebagai berikut,
1. Menumbuhkan kemauan dalam diri untuk merealisasikan amalan dengan kerja keras.
2. Menumbuhkan kemauan untuk melestarikan ketaatan, sekalipun kondisinya berubah-ubah.
3. Hamba yang bersangkutan akan merasa senang dengan melestarikan diri menghadap kepada Allah, merasa nikmat dengan bermunajat kepada-Nya, dan memelas dalam meminta kepada-Nya dengan permintaan yang mendesak.
4. Sikap hamba yang bersangkutan akan terlihat sangat berhajat kepada Tuhannya dan bahwa dia merasa tidak dapat terlepas dari karunia dan kebijakan-Nya barang sekejap mata pu.
5. Sesungguhnya Allah menyukai bila para hamba meminta kepada-Nya, berharap kepada-Nya, dan mendesak kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia adalah Maha Pemurah lagi Mahamulia. Dan orang yang tidak berharap kepadaa-Nya, Maka Dia akan murka. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa diantara buah optimism ialah terhindar dari murka Tuhan.
6. Siakp optimis tak ubahnya bagaikan pemacu seorang hamba yang memberinya semangat dalam perjalanan menuju kepada Allah.
7. Bersimpuh di hadapan pintu kecintaan Allah dan merebahkan diri di hadapan-Nya. Semakin bertambah keras optimisnya semakin sang hamba dapat meraih apa yang diharapkannya, maka semakin cinta mereka kepada Allah dan semakin merasa puas dengan-Nya.
8. Sikap optimis akan membangkitkan seorang hamba untuk menempati kedudukan bersyukur akan nikmat-Nya.
9. Sikap optimis akan memastikan seorang hamba untuk lebih mengenal asma-asma dan sifat-sifat Allah.
10. Apabila kalbu seorang hamba menggantungkan harapannya kepada Tuhannya, niscaya Allah akan memberikan kepadanya apa yang diharapkan, dan hal ini akan menambah semangat hamba untuk lebih menghadapkan diri kepada Tuhannya.
11. Sesuai dengan kadar optimism dan rasa takut seorang hamba, maka kelak akan mendapatkan kenikmatan yang mereka dambakan di akhirat, yaitu mendapatkan Ridho Allah, surge, dan dapat bertemu Allah di surga.

BERBAGAI MACAM OPTIMISME

Optimisme dibagi ke dalam tiga macam, dua macam diantaranya terpuji, sedang yang lain merupakan jenis memperdaya dan tercela.
1. Optimisme seseorang yang dibarengi dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah berdasarkan penerangan dari Allah; tiada lagi yang ditunggunya selain pahal Allah.
2. Seseorang yang berbuat banyak dosa, kemudian bertobat, maka tiada lagi yang diharapkannya selain ampunan Allah.
3. Seseorang yang berkelanjutan dalam sikapnya yang melampui batas, tenggelam dalam kemaksiatan dan keburukan, lalu dia mengharapkan rahmat Tuhan dan ampunan tanpa amalan. Optimism ini jelas merupakan sikap menipu diri sendiri, berangan-angan, dan menaruh harapan kosong, dan selamanya tidak bias disebut sikap optimisme yang terpuji.

TINGKATAN-TINGKATAN OPTIMISME

1. Tingkatan pertama
Optimisme yang menggugah seorang hamba untuk berusaha keras dalam ibadahnya, bahkan dapat menumbuhkan kenikmatan beribadah betapapun beratnya dan betapapun sulitnya ibadah tersebut dan ia rela meninggalakan semua larangan. Barang siapa mengetahui bobot sesuatu yang dicarinya, akan terasa ringanlah baginya semua pengorbanan yang dialaminya demi meraihnya; dan barang siapa yang mengharapkan keuntungan yang besar dalam perjalannanya, akan terasa ringanlah baginya penderitaan yang dialami dalam perjalannanya.
2. Tingktan kedua
Orang-orang yang berjuang melawan hawa nafsunya dengan meninggalkan kebiasaan semulanya, lalu mengganti dengan kebiasaan yang lebih baik daripada yang semula, maka optimisme mereka untuk meraih tujuan akan akan dijalinya dengan semangat yang tinggi.
3. Tingkatan ketiga
Optimisme orang-orang yang memiliki hati nurani untuk bersua dengan Allah dengan perasaan sangat merindukan-Nya; inilah optimisme yang dapat melakukan zuhudnya secara sempurna terhadap perkara duniawi. Optimisme ini termasuk jenis yang paling tinggi.

PENUTUP

Demikanlah pembahasan kelompok kami berkaitan dengan kesehatan mental berupa optimisme. Hal yang harus kita ingat adalah bahwasanya kesehatan mental seseorang tidaklah hanya mencakup satu aspek saja. Melainkan banyak aspek yang harus terpenuhi agar seseorang dapat diberi predikat manusia yang sehat secara mental. Manusia tidak ada yang diciptakan secara sempurna (tidak memiliki “cacat”). Setiap manusia pasti memiliki kelemahan dan kekurangan dalam dirinya. Kekurangan ini harusnya dapat memecut semangat dan motivasi kita agar kita dapat menjadi lebih sempurna. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah saw, bahwa barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Sementara orang yang hari ini sama saja dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka.
Hal lain yang harus kita garis bawahi adalah bahwa sikap optimis adalah suatu senjata yang sangat ampuh dalam menghadapi masa yang akan datang. Karena tanpa adanya sikap optimis, maka individu akan menjalani setiap hari dan setiap kejadiaanya dengan penuh kebijaksanaan.




REFERENSI

Al Munajjid, Muhammad Bin Shalih, Silsilah Amalan Hati, terjemahan Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi Lc, Bandung: Irsyad Baitussalam, 2006.
Aspek Psikologis Muhasabah dan ImplikasinyaTerhadap Kesehatan Mental, Jurnal Tazkiya Vol. 2 No. 3, Desember 2002.
Majalah NIKAH, Volume 7; 5 Juli – 15 Agustus 2008
Seligman, Martin E.P. ,Menginstal Optimisme, terjemahan Budhi Yogapranata, Bandung: Momentum, 2008.
Wijaya, Ahsin, Fikih Kesehatan, Jakarta: Amzah, 2008.
http://hidayahfikri.wordpress.com/?m=artikel&page=detail&page=&no=64
http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=64
http://bawsa.blogspot.com/2008/06/ar-raja.html
Selengkapnya...