Terdengar nada sendu di ujung hari
Di simpang jalan demi sesuap nasi
Berbaju lusuh seakan tiada yang peduli
Berjuang dalam kerasnya hidup ini
Jangan pernah dilupa, Mereka saudara kita
Jangan engkau jauhi, mari kita sayangi
Dengan saling berbagi
Reff:
Bersedekah…
Tak akan mengurangi rizki
Justru akan menambah
Apa yang telah dimiliki
Menambah berkah, pada setiap rizki
Dengan saling berbagi
By: Alinaksi Ahmad
I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
OOOOO
And theres a couple words I want to say
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart
I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife and my friend and my strength
And I pray we`re together eternally
Now I find myself so strong
Everything changed when you came along
OOOOAnd theres a couple word I want to say
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart now that you`re here
Infront of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I`m singing loud that I`ll love you eternally
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you.loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart
Pernahkah anda bertanya-tanya atau bahkan mengeluh ketika suatu saat kita sedang berusaha?? Tidak jarang kita menjadi pesimis dan putus asa di tengah jalan. Suatu ketika kita akan menghadapi ujian. Ujian dalam konteks ini adalah ujian yang biasa ditemui para pelajar baik itu di sekolah ataupun perguruan tinggi. Ketika mau ujian, mereka mengeluh tentang banyaknya materi yang harus dipelajari agar bisa sukses dalam ujian nanti. Banyak dari mereka yang kemudian justru berhenti dan tidak mau melanjutkan lagi belajar mereka, mungkin karena mereka sudah terlalu letih dan tidak sanggup untuk melanjutkan membaca bahan yang segepok itu. memang sebenarnya kalau mau dirunut penyebabnya, ya semua itu buah dari menunda nunda dan menumpuk apa yang seharusnya mereka lakukan. Tetapi mari kita coba melihat dari sisi yang berbeda.
Sebagai seorang muslim, kita sudah selayaknya dan semestinya yakin 100% bahwa Allah itu merupakan sebaik-baik pengatur kehidupan ini. tak ada alasan untuk tidak percaya dan yakin pada semua ketetapan Allah, karena kita hanya mahluk (yang diciptakan) dan Allah adalah Khalik (pencipta). Belajar merupakan salah satu usaha kita untuk bisa menjadi lebih tau dari sebelumnya, kalau dalam bahasa sederhananya kita belajar agar menjadi pintar. Nah, perlu kita ingat lagi tuh kalau membuat orang menjadi tahu, menjadi pintar, ataupun menjadi seorang yang jenius adalah wewenang Allah. Allah lah yang menjadikan semua itu bisa terjadi, bukan kita. Jadi, tanamkanlah keyakinan dalam diri kita bahwa apa yang kita lakukan pada dasarnya merupakan washilah (perantara) untuk menuju pada hajat kita. Kita belajar adalah salah satu usaha untuk menjadi pintar, tapi tetap saja yang menjadi penentunya adalah Allah. Gak usah terlalu risau dengan usaha kita, Allah tentu akan menghargai setiap usaha hambanya..
Apabila perasaan tersebut sudah kita mantapkan dalam hati, insyaallah apapun yang kita kerjakan tidak akan pernah merisaukan kita. Belajar dengan materi segepok atau sebanyak apapun gak masalah, urusan paham gak paham biar Allah yang ngatur. Yang penting kita belajar beneran dan sungguh-sungguh agar bisa menjalani setiap ujian yang menghadang..
Dewasa ini, media komunikasi menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan manusia, baik itu anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa. Media komunikasi itu bisa berupa Koran, televise, handphone , dan juga jejaring sosial di internet. Di satu sisi, media komunikasi sangat membantu dalam penyebaran informasi terkini, akan tetapi di sisi lain, media komunikasi saat ini justru menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas bahasa Indonesia.
Kabar jelek untuk bangsa Indonesia di tahun ini adalah nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat untuk materi Bahasa Indonesia anjlok luar biasa, yakni 73 persen siswa tidak lulus materi tersebut. (www.suarapembaruan.com). Begitu juga di tingkat SMP mengalami hal yang sama, khususnya SMP di Jakarta sebanyak 4.198 siswa dari 13.326 peserta UN atau 31,5 persen tidak lulus UN karena gagal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. (www.beritajakarta.com). Tidak akan ada kebakaran tanpa adanya api, begitu pula dengan fenomena ini. tentu ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya.
Sebuah stasiun televisi swasta memberitakan bahwa ditengarai penggunaan bahasa gaul, khususnya dalam berkomunikasi sehari-hari di antara para remaja menjadi sebab menurunnya kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia. Hal ini berpengaruh langsung terhadap kemampuan siswa memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia, dan akhirnya penalaran dalam menjawab soal UN juga terhambat.
Bahasa remaja atau ABG yang sedang populer sekarang ini adalah bahasa Alay yang biasanya digunakan secara tertulis berupa SMS (Short Message Service) atau status di Facebook (FB). Bahasa anak remaja yang merupakan bahasa gaul paling mutakhir ini memang bahasa paling kacau sepanjang sejarah bahasa gaul di Indonesia. Bahasa ini sangatlah jauh dari ketentuan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi tidak berlebihan kiranya kalau banyak pakar bahasa yang menyebut bahasa alay sebagai bahasa perusak bahasa ibu, bahasa Indonesia.
Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat. Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar ( kuncorodiningrat ) Bahasa alay itu adalah variasi bahasa yang muncul karena adanya komunitas anak-anak remaja/muda, ia logikanya karena orang tua jarang memakai bahasa alay tersebut. Dulu pernah kita tahu adanya bahasa gaul yang digunakan dalam film lupus itu. Kalau definisi alay yang aku temukan dipelabagai media, ada yang menyebutkan bahwa alay itu adalah anak layangan, anak layu dan sebagainya, akan tetapi dalam makalah ini hanya membatasi pada bahasa alay yang sering digunakan oleh anak muda.
Kalau dulu bahasa gaul mempunyai aturan-aturan baku tertentu yang mesti dipatuhi, seperti bahasa prokem misalnya dengan menyisipkan kata “ok” untuk setiap perubahan kata, atau bahasa dibolak-balik yang mempunyai aturan sendiri, maka bahasa alay tidak mempunyai aturan sama sekali. Semakin sulit dipahami, maka bahasa alay dinilai semakin canggih.
Dengan meletakkan huruf kapital (huruf besar) dan kecil di mana saja suka-suka, menggantikan huruf tertentu dengan angka, simbol-simbol, atau huruf lain yang sebunyi, dan kemudian menyingkatnya sesuka hati, maka lengkaplah sudah kekacauan bahasa Alay.
Sebagai contoh penggunaan bahasa Alay dalam ber-SMS:
Qu mO d474ng k humz Qmu lEh g? Nx Qu tilp. Ppi Low @D
Bos d Humz qu g jd. Or qT MamZ d lwar za, gmn? Ntr Qu pckup d /4an Iank byza, oce. Saiang qmu.
- tulisan gede-kecil. “aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!” atau dengan a ngggka “K4Ng3nZ dWEcChh” NNNNNZZZZZ
- iya : ia
- kamu: kamuh,kammo,kamoh,kamuwh,kamyu,qamu,etc
- aku : akyu,aq,akko,akkoh,aquwh,etc
- maaf: mu’uph,muphs,maav,etc
- sorry: cowyie,cory,tory(?),etc
- add : ett,etths,aad,edd,etc
- for : vo,fur(zz),pols,etc
- lagi : agi,agy
- makan: mums,mu’umhs,etc
- lucu : lutchuw,uchul,luthu,etc
- siapa: cppa,cp,ciuppu,siappva,etc
- apa : uppu,apva,aps,etc
- narsis: narciezt,narciest,etc
Dari susunan katanya sudah terlihat jelas sekali perbedaan, ada yang menambahkan huruf dari perubahannya seperti lucu menjadi lutchuw ataupun yang dikurangi hurupnya seperti makan menjadi mums. Sekilas memang masih bisa dipahami kalau kita mengamati bahasa tersebut, akan tetapi bahasa ini sudah sangat menyimpang jauh dari kaidah penulisan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
ANTARA BAHASA ALAY, KREATIFITAS, DAN KEMEROSOTAN KUALITAS BAHASA INDONESIA
Sebenarnya, tujuan dari penggunaan bahasa Alay oleh para remaja ABG sangat beragam, ada yang beralasan untuk kreatifitas, ada juga yang bertujuan untuk menyingkat karakter agar efisien atau agar ortu (orang tua) yang kebetulan memergoki mereka ketika ber-SMS atau mencuri-curi membuka hape anaknya menjadi puyeng sendiri karena tidak mengerti. Alasan-alasan itu sah-sah saja dan bisa diterima, asalkan masih dalam tahap yang “wajar”. Akan tetapi, pada perkembangannya, saat ini bahasa alay justru menjadi salah satu trend yang menyumbang besar pada kemerosotan kualitas bahasa Indonesia.
Bisa dibayangkan apabila setiap hari para remaja sudah biasa ber-SMS sampai ratusan kali dengan menggunakan bahasa alay terus-menerus, tidak mustahil mereka menjadi bingung ketika harus menjawab soal bahasa Indonesia yang mempunyai aturan baku tentang penggunaan huruf besar dan kecil, tanda-tanda baca, dan lain-lain.
Tidak berbeda dengan jejaring sosial. Jejaring sosial yang ada seperti facebook ataupun twitter juga menjadi wadah yang sangat nyaman bagi berkembangnya bahasa alay di kalangan remaja. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh pakar linguistik dari Universitas Kristen Petra Surabaya Prof. Dr. Esther Kuntjara yang menilai sejumlah situs jejaring sosial di dunia maya seperti facebook, twitter, dan sejenisnya telah merusak bahasa (www.wikimu.com).
Dalam seminar “Language in The Online and Offline World (LOOW)" yang digagas Jurusan Sastra Inggris UK Petra Surabaya, dosen UK Petra Surabaya itu mengungkapkan tentang kemerosotan kualitas bahasa.
Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya jejaring sosial yang sangat digandrungi oleh banyak kalangan, terutama remaja. Di dunia maya, bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan yang ditulis, bukan bahasa tulis atau bahasa lisan, sehingga bahasa lisan yang ditulis dapat mengacaukan bahasa baku (Kompas - Rabu, 2 Juni).
Kreatifitas
Ekspresi kreatifitas, mungkin kata itu juga yang menjadi senjata utama para anak muda menyukai dan tetap melestarikan bahasa alay dalam kesehariannya. Bahasa alay menjadi salah satu cara mengekspresikan kreatifitas mereka karena di dalam bahasa alay terdapat banyak kombinasi huruf dan symbol-simbol. Bahasa yang seharusnya bisa ditulis dengan beberapa huruf saja, di tangan anak-anak muda bisa menjadi sangat panjang. Sebagai contoh adalah seperti yang telah diutarakan di bagian awal makalah ini. misal kata lucu, bisa menjadi : lutchuw,uchul,luthu, lutcyuuw dan lain sebagainya.
Apabila ditelaah lebih mendalam, ternyata kreatifitas itu justru menimbulkan kekacauan dalam berbahasa. Kekacauan bahasa itu terlihat karena peletakan gambar yang seenaknya dan kadang emosi juga diungkapkan secara tidak tepat. Hal ini karena kemunculan bahasa alay itu ternyata juga disebabkan adanya gambar-gambar dan simbol emosi yang tidak tepat penggunaannya.
sebagai contoh, kalau menyatakan tertawa keras ditulis dengan LOL, padahal mungkin saja penulis itu justru sedang marah, bukan tertawa, sehingga semuanya menjadi kacau atau rumit. Dengan semua kondisi yang telah dijelaskan, maka masih pantaskah bahasa alay tersebut disebut sebagai bahasa kreatif?
Penurunan Kualitas Bahasa
Seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, ternyata, Indonesia justru sangat tertinggal dalam kosakata baru dalam istilah teknologi informasi. Hal ini berdampak pada pengambilan bahasa asli seperti komputer, online, download, upload, website, dan sebagainya. Memang sudah diupayakan download diterjemahkan dengan unduh atau website dengan laman, tapi hal itu kalah cepat, sehingga hal itu tidak laku. Dr. Sudjoko (dalam Mulyana, 2006) pernah berujar, bangsa kita menderita krocojiwa yang rendah diri di hadapan Barat yang mereka kagumi sehingga membuat kita terlalu senang meniru dan membanggakan apapun yang berasal dari mereka.
Penyerapan bahasa asing dalam bahasa Indonesia saja sudah cukup menurunkan kualitas bahasa Indonesia, sekarang justru dipeparah oleh adanya bahasa baru, bahasa alay. Bahasa alay muncul dengan desain yang begitu beragam dan tanpa ada aturan. Semau penulis ingin berkata apa, ingin menyampaikan apa, tinggal mereka tulis dengan bahasa dan huruf sekenanya. Bukan menjadi hal yang aneh apabila saat ini bahasa Indonesia juga menjadi mata pelajaran yang sulit bagi anak-anak SMA, meskipun mereka adalah orang Indonesia yang juga berbahasa Indonesia setiap harinya.
Sebenarnya, hal demikian bukan hanya terjadi di Indonesia, di Inggris sejumlah media sempat mengangkat hal serupa dan mengemukakan bahwa komunikasi melalui media elektronik mulai memberi dampak negatif pada bahasa tulis. The Sun (24 April 2001) memandang fenomena bahasa yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi ini merupakan awal dari kematian bahasa Inggris yang baik. Ulasan padaThe Sun itu seolah dipertegas lagi dalam The Scotsman (4 Maret 2003), yang mengungkapkan betapa para guru saat itu mulai diperhadapkan pada esai yang tidak ditulis dalam bahasa Inggris standar, tetapi justru dalam bahasa pesan teks telepon selular yang minimalis dan ringkas. Demikian begitu dahsyatnya dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi apabila tidak bisa disikapi dengan baik.
EPILOG
Perkembangan media dan teknologi komunikasi saat ini sudah sangat luar biasa. Tanpa adanya perhatian khusus, maka kita semua justru akan terjajah oleh teknologi itu. Dalam kata-kata Williams (1987:7), “Apakah kita tuan atau korban teknologi komunikasi bergantung pada kemampuan kita sebagai kelompok untuk menggunakannya secara bijaksana agar bermanfaat bagi manusia.” Apabila kita hanya bisa menjadi korban, maka penyakit-penyakit yangs edang menggejala seperti “alay” akan terus tumbuh dan mengganas menjadi penyakit besar dan melumpuhkan bangsa kita.
Perlu tindakan nyata untuk bisa mengurangi atau bahkan kalau memungkinkan harus dihilangkan “penyakit” yang tengah menggejala ini. apabila dibiarkan terus menerus maka bangsa Indonesia hanya tinggal menghitung waktu menunggu punahnya bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bagaimana tidak, bahasa Indonesia akan tergantikan oleh bahasa-bahasa serapan dari bahasa asing dan juga bahasa-bahasa baru termasuk bahasa alay yang tidak jelas kaidahnya.
Tidak salah memang apabila kita menyingkat kata-kata dalam penulisan di SMS ataupun di jejaring sosial untuk tujuan efisiensi, yang salah adalah apabila kita merubah kata-kata sehingga kita lupa bagaimana bentuk aslinya. Tindakan seperti inilah yang seringkali membuat pelajar kesulitan mengenal bahasa mereka, bahasa Indonesia. Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya apabila kita mencintai bahasa Indonesia dan melestarikannya, bukan malah ikut-ikutan merusak.
Mari kita cintai bahasa Indonesia.
sumber:
Ahmad, Abdullah Ibnu. 2010. Bahasa Alay Bisa, Nilai UN Bahasa Indonesia Anjlok, Sih Biasa. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=17013. Diakses pada tanggal 4 Juni 2010.
Internet dan Dampaknya bagi Komunikasi Berbahasa Indonesia. 2009. http://indonesiasaram.wordpress.com/2009/10/28/internet-dan-dampaknya-bagi-komunikasi-berbahasa-indonesia/ . Diakses pada tanggal 4 Juni 2010.
Kompas: Facebook dan Twitter Rusak Bahasa. Rabu, 2 Juni 2010. http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010.
Mulyana, Deddy. 2006. Peran komunikasi dalam pengembangan dan Penerapan iptek di Indonesia. Bandung: Widya Padjadjaran.
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa: Kontroversi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.
Williams, Frederick. 1987. Technology and Communication Behavior. Belmont, California: Wadsworth.
Dengan adanya fenomena penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas ini, banyak kalangan yang menyalahkan satu sama lain dan menuduh bahwa Fenomena ini terjadi karena kesalahan dari pihak-pihak tertentu, semisal aparat penegak hukum. Sebenarnya yang perlu dilakukan saat ini bukanlah mencari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas semua ini, akan tetapi mencari penyelesaian dari permasalahan yang terjadi.
Penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi kelompok-kelompok tertentu. Semua ini menjadi tanggung jawab semua pihak yang tinggal bersama di Indonesia. Tanpa adanya tanggung jawab bersama, mustahil narkoba akan bisa hilang dari negara kita.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
Melihat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh narkoba bagi kesehatan itu fisik, psikologis, ataupun kehidupan sosial seseorang, maka perlu kiranya kita menjadi lebih tanggap dan waspada terhadap semua itu. Mulailah dari lingkungan yang terkecil yaitu keluarga kita. Jaga dan hindarkan keluarga kita dari narkoba sejauh jauhnya. Manfaatkan kesempatan yang ada untuk bisa saling mengingatkan satu dengan yang lainnya agar keluarga kita benar benar terhindar dari yang namanya narkoba. Apabila lingkungan terkecil sudah bisa diselamatkan, dan semua keluarga mempraktikkan hal yang sama, bukan menjadi hal yang mustahil bagi bangsa Indonesia untuk bisa terlepasa dari ancaman penyalahgunaan narkoba yang lebih luas.
Disarikan dari berbagai sumber.
Wallahu a’alm bis shawab..
sex bebas merupakan satu perilaku yang akhir akhir ini banyak sekali menggejala di lingkungan kita. Sudah tidak pandang bulu, entah itu orang kaya atau miskin, di kota atau di desa. Hal yang paling memprihatinkan adalah saat ini perilaku itu telah menggejala tidak hanya di kalangan orang dewasa, akan tetapi saat ini anak SD pun telah banyak yang mempraktikan perilaku sex bebas , astaghfirullahal’adzim..
Fenomena ini akan sangat berbahaya apabila dibiarkan terus menerus terjadi di negara kita. Terlebih apabila perilaku yang terjadi di kalangan remaja yang merupakan cikal bakal penerus bangsa. Tanpa adanya pengarahan yang benar, maka remaja yang notabene masih dalam masa perkembangan dan ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan akan terjerumus dalam pergaulan bebas yang sudah melewati batas.
Perilaku sex bebas
Perilaku sex bebas sangat drastis peningkatannya pada tahun- tahun belakangan ini. Berdasarkan data yang diperoleh, perilaku seks remaja kita sudah semakin permisif (salah satu contohnya, baseline survey oleh UI-1996) Tingginya tingkat kehamilan di luar nikah yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit dibantah. World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman, dimana 95% terjadi dinegara-negara berkembang. Angka kematian yang disebabkan aborsi yang tidak aman ini adalah 15-20%.Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, dimana 75.000 – 1,5 juta terjadi di Indonesia (A. Waluyo, 2003:113).
Survey yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2007 sangat mengejutkan yaitu 63 % remaja (Sekolah Menengah Pertama ) SMP dan ( Sekolah Menengah Atas ) SMA di Indonesia pernah berhubungan seks. Sebanyak 21 % diantaranya melakukan aborsi. Angka ini naik dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian BKKBN tahun 2005 – 2006 dikota – kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar, ditemukan sekitar 47 % hingga 54 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum menikah.
Penyebab perilaku sex bebas
Dari hasil penelitian tersebut, BKKBN merekomendasikan, ada beberapa faktor mendorong remaja melakukan hubungan seks pra – nikah. Beberapa diantaranya adalah,
1. Pengaruh liberalisme dan pergaulan bebas,
Liberalisme sangatlah berpengaruh pada perilaku sex bebas yang dilakukan remaja. Dengan adanya liberalisme, maka semua orang bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa ada batasnya. Liberalisme sangat kuat digencarkan oleh negara-negara barat. Salah satunya adalah Amerika, sehingga tidak heran kalau angka perilaku sex bebas aborsi, dan penyakit kelamin di Amerika sangatlah tinggi.
Berikut ini adalah sekedar contohkehidupan seksual remaja Amerika dengan segala macam dampaknya, termasuk penularan penyakit kelamin dan kehamilan (diluar nikah), dan keterlibatanya dalam dunia pelacuran serta kehidupan sosialnya (DiClemente, 1989),yaitu:
• Tujuh dari 10 wanita dan 8 dari 10 pria telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun.
• Satu dari 6 pelajar putri yang aktif bergaul seks bebas (sexually active) paling sedikit telah berganti-ganti pasangan dengan 4 pria berbeda.
• Setiao tahunnya 1 dari 7 remaja terkena penyakit kelamin.
• Sebanyak 2,5 juta hingga 5 juta orang Amerika di bawah umur 25 tahun telah memperoleh pengobatan untuk penyakit kelamin setiap tahunnya.
• Data pada tahun 1985 menyebutkan bahwa 62% dari penyakit kencing nanah(gonorrhoe), 40% dari penyakit sipilis, penderitanya adalah mereka yang berumur antara 10-24 tahun.
2. Pengaruh lingkungan sekitar dan keluarga
Lingkungan sekitar dan keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku seseorang. Lingkungan yang kurang baik tentu akan menghasilkan manusia yang kurang baik pula apabila tidak ada filter yang mampu membentengi individu darinya. Namun, lingkungan yang baik juga belum tentu mampu menghasilkan individu yang baik apabila dalam lingkup yang lebih kecil individu tidak mendapat pengajaran yang baik, yaitu dalam lingkup kecil keluarganya.
Seseorang yang diajarkan sesuatu yang baik, tentu ia akan belajar yang baik. Akan tetapi apabila seseorang diajarkan sesuatu yang buruk, maka kecil kemungkinan baginya untuk berbuat baik.
3. Pengaruh media massa, khususnya TV dan internet.
Tidak bisa dipungkiri lagi hadirnya teknologi mebawa perubahan yang begitu berarti. Tak terkecuali adanya media berupa TV dan internet. Piranti itu akan sangat bermanfaat apabila digunakan sesuai dengan fungsi yang semestinya, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi. Remaja sekarang justru menggunakan media-media itu untuk mengakses sesuatu yang sebenarnya tidak untuk konsumsi mereka, satu contoh adalah video porno. Dengan itu mereka belajar sesuatu yang tidak baik seperti sex bebas. Namanya remaja pasti akan memilik keingintahuan yang teramat besar pada hal-hal yang beum pernah mereka rasakan, dan bukan menjadi hal yang baru lagi jika remaja mempraktikkan apa yang mereka dapatkan di media dengan cara yang salah seperti sex bebas.
Upaya menanggulangi sex bebas
Banyak penelitian yang sudah dilakukan dan nyaris mengambil kesimpulan yang sama bahwa jumlah pasangan yang melakukan seks bebas semakin tinggi setiap tahunnya. Setiap tahun sejak terjadi krisis moneter, sekitar 150.000 anak dibawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks di Indonesia berusia dibawah 18 tahun, sedangkan 50.000 diantaranya belum mencapai usia 16 tahun (Pratiwi, 2005 : 11).
Dari data yang begitu banyak tersebut, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk turut serta dalam meminimalisir perilaku sex bebas yang terjadi di negara kita. Banyak hal yang dapat diupayakan, beberapa diantaranya adalah:
1. Pemberdayaan keluaga
Keluarga sangat memiliki peran dalam tumbuh kembang anak. Keluarga yang baik tentu akan tanggap terhadap kebutuhan anak dalam setiap tahapan perkembangannya. Ketika anak beranjak pada masa pubertas, sebaiknya keluarga tidak lagi memandang tabu tentang perilaku sex. Ajarkanlah anak tentang pendidikan sex yang benar sehingga diharapkan anak akan memahai dan mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan dan ia akan senantiasa menghindari perilaku sex yang tidak benar.
2. Pendidikan kesehatan reproduksi
Kebanyakan orang khususnya remaja melakukan sex bebas asal dasar keingintahuan yang dalam tentang sex, tetapi mereka kebanyakan malah tidak mau tahu tentang dampak-dampak yang akan terjadi ketika mereka melakukan sex bebas dan bergani ganti pasangan. Merek kurang memahami tentang kesehatan reproduksi yang baik. Untuk itu, perlu satu upaya khusus dari pihak-pihak terkait untuk meberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi ataupun penyakit yang mengancam seseorang yang suka melakukan sex bebas.
3. Membentengi diri dengan agama
Agama memberikan batasan-batasan bagi penganutnya untuk bergaul dan bersosialisassi dengan lawan jenis. Dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran agama sebaik-baiknya, niscaya seseorang akan lebih terhindar dari perilaku yang menjurus pada sex bebas.
4. Menjauhi hal yang berbau pornografi
Fenomena sex bebas yang terjadi tidak bisa dipungkiri disebabkan karena maraknya perdaran video ataupun gambar-gambar yang berbau pornografi. Media-media itu memicu seseorang untuk melakukan perilaku seksual karena tentu media itu memicu dorongan hasrat yang ada pada diri individu. Satu satunya cara agar terhindar dari hal itu adalah dengan menjauhi sejauh-jauhnya.
5. Memiliki aktivitas positif
Seseorang yang memiliki banyak kegiatan positif akan lebih selamat dari perilaku sex bebas dibandingkan seseorang yang tidak memilikinya.
epilog
Sebagai masyarakat yang cinta pada negara dan peduli pada kelangsungan hidup generasi penerusnya, kita selayaknya tanggap dan prihatin pada kondisi rakyatnya. Perilaku sex bebas yang semakin menggejala tentunya tidak bisa kita biarkan begitu saja. Perlu ada upaya nyata dari kita untuk mengurangi bahkan menghilangkannya. Memulai dari diri sendiri tentunya akan berdampak besar bagi lingkungan kita. Ketika kita sudah bisa mengatur dan menjauhkan diri kita dari perilaku itu, maka ligkunganpun akan mengikuti, dan pada akhirnya negara akan terbebas dari perilaku sex bebas dan Indonesia akan menjadi satu negara yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur…
Pada beberapa tahun terakhir ini sering sekali terjadi bencana alam yang melanda di berbagai negara. Bencana itu telah menyebabkan begitu banyak korban jiwa, fisik ,serta harta benda. Bagi korban yang selamat, maka ia akan sangat merasa terbebani dengan adanya cacat fisik yang ia derita, kerugian material, dan juga keadaan psikologis mereka. Hal ini tentu akan terasa sangat berat apabila tidak ada penanganan yang serius dari pihak-pihak yang terkait.
Penyintas tentunya akan merasa sangat terpukul dengan keadaan yang mereka alami, dan yang paling mengkhawatirkan adalah yang berasal dari kalangan anak-anak. Anak-anak masih sangat rentan kondisi psikologisnya, parahnya presentase jumlah koban yang berasal dari anak-anak di seluruh dunia lumayan besar , baik dalam angka kematian ataupun dampak lainnya. (Norris et al., 2002 a, b). Misalkan dalam bencana tsunami, 37 persen dari jumlah korban meninggal adalah berasal dari anak-anak (lebih dari 90.000), anak-anak yang masih hidup kehilangan saudara dan teman-temannya dan 7.722 anak ditinggal kedua orang tua mereka (World Bank, 2005).Semua bencana yang terjadi tentunya akan menyebabkan trauma yang mendalam bagi para korbannya. Baik orang dewasa, maupun anak-anak. Pada awalnya, gejala trauma dari bencana pada anak dianggap sama dengan yang dialami oleh orang dewasa, (Anthony et al., 1999), hingga ditemukan satu hasil penelitian baru yang dilakukan oleh Terr (1979) yang mengemukakan pandangan bahwa anak akan merespon trauma dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa.
Para psikolog kemudian mulai kritis meneliti efek trauma terhadap anak-anak. Pynoos (1999) menyoroti model interaksi trauma dan stres dengan
tingkat perkembangan dan psikopatologi anak yang berbeda-beda. Tinjauan
Norris (2002) dan Vogel dan Vernberg (1993) menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak dalam menanggapi bencana berbeda-beda, tergantung pada banyak variabel, dan anak menunjukkan gejala trauma yang lebih parah daripada orang dewasa. Hal ini karena skema kognitif mereka yang masih terbatas (Leach, 2004).
Peran psikolog sangat diharapkan untuk bisa membantu penyintas kembali bangkit dan beraktifitas normal. Penyintas yang paling diprioritaskan adalah anak-anak. Psikolog yang ingin membantu dalam memulihkan kesehatan mental harus menyadari kompetensi dan keterbatasan yang mereka miliki. Psikolog harus memahami itervensi yang tepat bagi parapenyintas. Intervensi harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan para penyintas pada fase yang berbeda berdasarkan kondisi dan tingkat keparahan yang berbeda pula.
Kegiatan pencegahan dan mitigasi juga sangat penting untuk mengurangi masalah kesehatan mental yang disebabkan bencana. Menurut ARC (2005), penting untuk dicatat bahwa sebagian besar korban tidak menunjukkan reaksi trauma berat . Bahkan, Teicher (2002) menunjukkan bahwa manusia telah mampu mengatasi stres yang menimpa dirinya. Penyintas yang lebih membutuhkan intervensi adalah anak-anak, karena itu akan menjadi modal dasarnya di masa mendatang. Anak-anak yang sejak kecil sudah diajari mengatasi trauma, maka ia akan menjadi lebih kuat dan adaptif, bukan hanya sekarang tetapi juga kelak ketika ia dewasa.
Dari pemamparan yang telah disebutkan, maka ada banyak hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran. Sudah selayaknya kita harus banyak belajar dari negara-negara luar yang telah mampu menerapkan satu system yang tertata untuk menanggulangi dampak bencana. Mereka sudah diajarkan tentang cara penanggulangan bencana dengan sigap, sehingga ketika ada bencana bantuan bisa segera datang dan penyintas pun bisa lebih cepat ditangani. Hal ini tentu akan sangat berguna bagi penanggulangan dampak yang lebih berat yang ditimbulkan oleh bencana seperti stress, depresi, atau PTSD.
Anak –anak juga selalu menjadi prioritas utama bagi para psikolog dalam menangani masalah yang disebabkan oleh bencana alam. Banyak cara yang sudah dikembangkan untuk menanggulangi semua itu. Diantaranya adalah dengan mengembangkan program yang komprehensif yang mengaitkan antara aspek kognitif, behavioral, dan juga emosional untuk menanggulangi dampak bencana yang muncul pada anak-anak.
Selengkapnya...
Seluruh umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Dari Anas bin Malik RA, Ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: "Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap Muslim." Hadis ini jelas memberitahukan kepada kita begitu pedulinya agama Islam terhadap ilmu pengetahuan. Islam adalah agama yang bersandar pada ilmu pengetahuan, baik dunia maupun akhirat, karena agama Islam adalah agama yang bersandar pada ilmu pengetahuan dan amal yang sempurna. Selain itu, umat Islam juga sudah terkenal sejak zaman dahulu sebagai umat yang terkemuka di seluruh dunia dalam bidang pengetahuannya. Hal ini disebabkan akhlakul karimah yang selalu dipegang dan diamalkan. Dengannya seseorang menjadi sabar dan tekun dalam menggali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga akhlak memiliki kaitan yang sangat erat dengan berbagai ilmu pengetahuan yang ada.
1. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)
Ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental yang terjadi pada manusia. Dengan kata lain, ilmu in meneliti tentang peranan yang dimainkan dalam perilaku manusia. Psikologi meneliti tentang suara hati (dhamir), kemauan (iradah), daya ingat, hafalan, prasangka (waham), dan kecenderungan-kecenderungan (awathif) manusia. Itu semua menjadi lapangan kerja jiwa yang menggerakkan perilaku manusia. Dengan demikian, psikologi merupakan mukadimah pokok sebelum mengkaji tentang akhlak. Prof. Ahmad Luthfi berpendapat, “ ilmu akhlak tidak akan bisa dijabarkan dengan baik tanpa dibantu oleh ilmu jiwa (psikologi).” Itulah yang menyebabkan Imam Al Ghozali sebelum mengajar ilmu akhlak, beliau mengajarkan terlebih dahulu kepada muridnya mengenai ilmu jiwa, dan itulah mengapa Imam Al Ghazali menyusun kitab Ma’arijul qudsi fi madaariji ma’riftin nafsi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa dan ilmu akhlak bertemu karena pada dasarnya sasaran keduanya adalah manusia. Ilmu akhlak melihat dari apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa (psikologi) melihat tentang apa yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Sosiologi
Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata “socious” yang berarti kawan, dan “logos”yang berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia berkawan, atau dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan yang berobjek pada kehidupan bermasyarakat.
Ahmad Amin mengemukakan bahwa antara ilmu akhlak dan ilmu sosiologi memiliki kaitan yang sangat erat. Ilmu akhlak mempelajari tentang perilaku (suluk), artinya perbuatan dan tindakan manusia yang ditimbulkan oleh kehendak, dimana tidak akan bisa lepas dari kajian kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian sosiologi. manusia dalam hidupnya tidak akan mungkin bisa melepaskan diri dari kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, dalam membahas akhlak yang membahastentang kehidupan individu, perlu menelusuri dan membahas kehidupan dalam bermasyarakat juga.
2. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Logika ( Manthiq)
Ilmu logika adalah ilmu pengetahuan yang menetapkan kaidah dan ketentuan dalam berpikir, sehingga manusia terpelihara dalam cara berpikirnya. Jelasnya, ilmu logika adalah untuk membersihkan jiwa dan memperhalusnya agar dapat berpikir baik, mendidik pikiran dan menjaganya dari kekeliruan dalam membuat hukum yang berdasarkan kepada pikiran.
Apabila dipandang sebagai penimbang, maka ilmu logika dan ilmu akhlak memiliki keterkaitan dalam dua segi;
- Ilmu logika dan ilmu akhlak, masing – masing bertugas sebagai penimbang sesuatu. Ilmu akhlak merumuskan aturan dimana manusia harus berperilaku sesuai aturan itu, sedangkan ilmu logika merumuskan aturan dimna manusia harus berpikir sesuai dengan aturan yang telah dirumuskan itu.
- Ilmu logika dan ilmu dan ilmu akhlak keduanya membahas dan meneliti kejiwaan manusia. Ilmu akhlak menyoroti perilakunya, sedangkan ilmu logika menyoroti segi hasil pikirannya.
Ilmu logika sebagai kunci memahami filsafat, dengan pengertian orang yang tidak memahami logika tidak akan mampu memahami fislsafat. Ilmu akhlak disebut juga filsafat akhlak, maka seseorang tidak akan mampu memahami filsafat akhlak tanpa memahami ilmu logika.
3. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum
Pokok pembicaraan kedua hukum ini adalah perbuatan manusia, dan tujuan keduanya juga sama, yaitu mengatur perbuatan manusia untuk kebahagiaan mereka. Akan tetapi, cakupan ilmu akhlak lebih luas. Ilmu akhlak memerintahkan untuk melakukan apa yang bermanfaat dan meninggalkan apa yang mengandung mudharat, sedangkan ilmu hukum tidak. Ilmu hukum tidak memerintahkan apa yang baik untuk dilaksanakan, tidak juga melarang apa yang buruk untuk dilakukan.
4. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Agama
Ilmu agama adalah ilmu yang mengatur tata cara keimanan, peribadatan, kepada Allah SWT dan kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia kepada Allah, manusia kepada manusia, dan manusia kepada lingkungannya. Tujuan dari ilmu agama adalah untuk menjadikan manusia bahagia di dunia dan akhirat, sedangkan cara untuk bisa menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat salah satunya adalah dengan akhlak yang baik yang juga selalu diajarkan dalam ilmu agama.
5. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Ekonomi
Istilah ekonomi dalam bahasa Inggris disebut economic, sedangkan ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, Oikos dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. menurut Alfred Marshall, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sehari-hari bertindak dalam proses produksi, konsumsi, alokasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, sumbernya yang terbatas adanya.
Yang berhubungan dengan ilmu akhlak adalah sistem ekonomi Islam. ekonomi Islam adalah prinsip ekonomi yang berdasarkan syari’at islam yang bertujuan menciptakan kehidupan individu yang sehat dan kuat, sebagai individu atau anggota masyarakat. Dengan akhlak, maka tidak akan terjadi kecurangan dalam proses ekonomi. Semua perilaku ekonomi yang dilakukan akan berlangsung lancar karena semua yang dilakukan didasarkan atas nilai-nilai moral dan budi pekerti yang mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an.Jakarta: Amzah.
Al Qardhawi, Yusuf. An Nasu Wal Haq. Kuwait.
Amin ,Ahmad. 1945. Al Akhlaq. Terj. Farid Ma’ruf. Kairo: Al Amiriyah.
Atkinson ,Rita L. dkk. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara.
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: UI Press.
Panji Masyarakat, Nomor 218, Maret 1977.
Pontjosoetirto, Soelardja. Asas – Asas Sosiologis. Yogyakarta: Gajah Mada.
Putong Iskandar. 2000, Pengantar Ekonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rajab, Mansur Ali. 1961 . Taammulat fi Falsafatil akhlaq, Mesir
Rasjidi. 1990. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Tantawi , Syekh. 1984. Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern. Surabaya: Al Ikhlas.
Thaib, Ismail. 1984. Risalah Akhlak. Yogyakarta: CV. Bina Usaha.
Faedah Akhlak
Akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan mahluk manusia dengan mahluk hewani. Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai mahluk Allah yang paling mulia dan meluncur turun ke martabat hewani. Manusia yang telah jauh dari martabat insaniyahnya bisa menjadi sangat berbahya dan lebih mengerikan dari bintang buas.
Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an surat At Tiin (95) ayat 4-6 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
Dikatakan oleh Imam Ghozali dalam bukunya “Mukasyafatul Qulub”, bahwa Allah telah menciptakan mahluknya atas tiga kategori. Allah menciptakan malaikat dan diberikan kepadanya akal, tetapi tidak diberi (nafsu) syahwat. Allah menjadikan bintang yang tidak dilengkapi dengan akal, tetapi diberikan syahwat saja. Akan tetapi Allah menciptaka manusia di dunia ini dilengkapi dengan akal dan syahwat, sehingga apabila nafsu yang ada pada diri seseorang mampu mengalahkan akalnya, maka hewan melata menjadi lebih mulia dari manusia itu. Sebaliknya, apabila manusia dengan akalnya mampu mengalahkan nafsunya , maka derajat manusia tersebut menjadi lebih tinggi daripada malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT.Kepribadian seseorang, terutama yang terkait dengan pola pemikiran dan akalnya tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya akhlak dalam dirinya. Akhlak dalam diri manusia yang akan menggerakkan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Akhlak menjadi satu kontrol utama dalam berperilaku.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati posisi yang sangat penting, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya, apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya, sedangkan apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. Kejayaan seseorang juga terletak pada akhlaknya, yaitu pada akhlak yang baik, akhlak yang baik akan menjadikan seseorang menjadi aman, tenteram, dan tenang. Sebaliknya, seseorang yang memiliki akhlak buruk hidupnya akan kacau dan dipenuhi oleh kegelisahan karena biasanya seseorang yang berakhlak tercela akan dibenci dan dijauhi oleh masyarakat pada umumnya. Contoh nyata dari keterangan tersebut adalah Rasulullah SAW.
Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak dan budi pekerti Rasulullah Muhammad SAW, hingga salah seorang istri beliau, Aisyah RA pernah berkata, “Kana khuluquhul qur’an.”, yang berarti bahwa Akhlak Rasulullah ialah Al Qur’an (HR Abu Dawud dan Muslim). Tidak ada satupun perkataan Rasulullah yang merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, semua yang Rasulullah sampaikan berasal dari wahyu Ilahi. Hal ini menjadikan beliau selalu tenang dan sabar dalam menyampaikan risalah Islam, walaupun banyak yang tidak senang dengan dakwah yang dilakukannya, akan tetapi berkat kemuliaan akhlaknya maka banyak orang yang menjadi simpatik dan dengan sukarela memeluk agama Islam.
Bagi setiap muslim, berhias dengan akhlak mulia adalah merupakan sebagian pertanda kesempurnaan imannya. Hal ini sesuai dengan hadis yang menjelaskan bahwa di antara kesempurnaan iman adalah kesempurnaan akhlak, hadis itu mengatakan ,“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi semua umat Islam untuk meneladani semua akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Faedah Mempelajari Ilmu Akhlak
Dilihat dari kacamata agama Islam,maka setiap ilmu pengetahuan yang bermanfaat wajib dipelajari dan dicari di manapun ilmu itu berada, dari mulut siapapun keluarnya. Dalam hubungannya dengan topik di atas, maka timbul satu pertanyaan apakah ilmu akhlak mampu menjadikan subjeknya menjadi orang yang baik dan terhormat? Sebenarnya, apabila dikaji lebih dalam, letak faedah dari ilmu akhlak tidak secara otomatis bila sudah mempelajari ilmu akhlak lalu orang itu menjadi baik, terpuji dan dihormati orang lain. Kedudukan ilmu akhlak lebih menyerupai hubungan antara dokter dengan pasiennya. Tugas dokter bukanlah untuk menyembuhkan pasien, akan tetapi tugas dokter adalah memberi obat dan menjelaskan dengan sesempurna mungkin mengenai penyakit dan gejala-gejala penyakit yang timbul apabila si pasien tidak berhenti merokok atau minum-minuman keras misalnya. Jadi semuanya sangat tergantung kepada pasien, apakah setelah mendapat keterangan dari dokter ia mau menuruti nasihat yang diberikan atau tidak. Jika dituruti, insyaallah dia ada harapan untuk terhindar dari penyakit atau penyakit yang sedang diderita itu berangsur-angsur hilang dan menjadi pulih kembali.
Demikian pula halnya dengan orang yang mempelajari ilmu akhlak. Dengan ilmu tersebut, dia menjadi mengerti dalam batas-batas tertentu mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi, sekadar mengetahui yang baik dan yang buruk saja tanpa orang itu mau melakukan apa yang telah diketahui itu, maka tidak akan mungkin terwujud kebaikan pada diri orang yang bersangkutan.
Apabila kita aplikasikan dalam kehidupan masa sekarang ini yang dikenal sebagai zaman modern, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan demikian pesat, sangat sulit untuk dapat menerapkan akhlak dalam setiap lini kehidupan. Realita yang ada menunjukkan pelanggaran susila terjadi dimana-mana, yang menjadi ironi adalah orang yag melakukannya justru sudah mengetahui bahaya yang akan didapatkan nantinya. Sebagai contoh perzinahan, perjudian, korupsi, dan kekerasan sudah dipahami oleh masyarakat sebagai sesuatu yang tidak baik, akan tetapi dalam kenyataanya perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu justru dilakukan oleh mereka yang ahli hukum, ahli ekonomi, ahli moral, bahkan oleh mereka yang mengerti dan memahami tentang aturan agama. Oleh karena itu sangat tepat apa yang diungkapkan oleh Al Ghozali yang maksudnya adalah sebagai berikut, “ ilmuwan itu ada tiga macam, ada kalanya ilmuwan itu membinasakan dirinya dengan orang lain, mereka adalah orang yang terang-terangan memburu dunia. Ada kalanya ilmuwan itu membahagiakan dirinya dan orang lain, itulah mereka yang selalu mengajak ke jalan Allah secara ikhlas. Ada kalanya ilmuwan itu membinasakan dirinya dan membahagiakan orang lain, itulah tipe mereka yang mengajak orang lain mementingkan urusan akhirat, tetapi dia berpura-pura menolak, padahal ia meninggalkan urusan akhirat dan lebih mementingkan urusan dunia.” Kemudian Al Ghazali berseru dengan nada sinis, “perhatikanlah diri anda termasuk ilmuwan yang mana?”
Disebutkan oleh Yusuf Al Qardhawi dalam bukunya “An Nasu Wal haq” dengan mengutip kata-kata hikmah dari orang arab pada masa silam, bahwa manusia terdiri darii 4 golongan, yaitu: pertama,orang yang mengerti dan mengerti bahwa dirinya mengerti, inilah dia ilmuwan, maka ikutilah orang itu. Kedua adalah orang yang mengerti, inilah orang yang tidur pada siang hari, maka bangunkanlah orang itu. Ketiga adalah orang yang tidak mengerti dan tahu bahwa ia tidak mengerti, inilah orang – orang yang mencari petunjuk, maka tunjukilah orang itu. Keempat adalah orang yang tidak mengerti, tetapi tidak menyadari kalau dirinya tidak mengerti, inilah kelompok orangyang sesat., maka tinggalkanlah orang itu.
Ahmad Amin dalam bukunya Al Akhlaq menyebutkan urgensi ilmu akhlak yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ilmu akhlak dapat menyinari seseorang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada seseorang tentang sebab atau illat untuk memilih perbuatan yang lebih baik ataupun lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak memaksakan diri pada semua keinginan-keinginan yang mengarah pada keinginan syahwat dan mengarahkannya pada hal yang lebih positif.
d. Seseorang menjadi lebih mengerti sebab-sebab ia melakukan suatu perbuatan sehingga ia akan lebih mampu memilih perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Seseorang yang mempelajari ilmu akhlak akan lebih mampu memprediksi perilaku orang dan tidak akan menjadi pengekor sesuatu tanpa melalui pertimbangan yang matang terlebih dahulu.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 6, Allah Ta’ala berfirman :
“ Wahai orang-orang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.”
Para Ulama bersepakat atas fardhu 4 yang telah disebutkan dalam al-Qur’an yaitu membasuh muka, membasuh 2 tangan sampai dua siku-siku, mengusap semua kepala atau sebagian, membasuh dua kaki hinggga tumit .
Tidak ada perbedaan mendasar para imam tentang anggota wudhu tersebut. Perbedaan yang ada terdapat pada pendapat mereka mengenai batas-batas yang harus dibasuh ketika wudhu. Yang pertama adalah batas wajah yang harus dibasuh ketika berwudhu. Imam Syafi’i, Maliki dan Hambali berpendapat bahwa batas wajah dimulai dari tempat biasa tumbuhnya rambut sampai ujung dagu (janggut) bagi yang tidak mempunyai jenggot, dan sampai ujung rambut jenggot bagi orang yang mempunyainya, meskipun panjang. Hanya saja, Syafi’iyah mengatakan bahwa bagian bawah dagu termasuk dari wajah, maka harus dibasuh. Adapun Hanafiyah berpendapat, sesungguhnya batas wajah mulai tempat biasa tumbuhnya rambut kepala hingga ujung dagu. Orang yang memiliki jenggot yang menjulur dari kulit dagu, tidak wajib membasuhnya. Malikiyah dan Hanabilah bersepakat bahwa bagian bawah dagu tidak wajib dibasuh.
Keterangan dalam kitab yang lain, Madzhab Imam Malik menyatakan bahwa antara daun telinga dan bulu jampang tidak termasuk kategori muka(wajah). Madzhab Imam Malik lainnya berpendapat harus membedakan antara orang yang tidak berjenggot dengan orang yang tidak mempunyai jenggot. Sehingga madzhab Imam Malik terbagi menjadi 3 kelompok pendapat.
Syafi’iyah dan Hanafiyah bersepakat bahwa kulit putih diatas telinga merupakan bagian dari wajah, maka harus dibasuh. Berbeda dengan pendapat Malikiyah dan Hanabilah, mereka berpendapat bahwa kulit tersebut bagian dari kepala sehingga cukup dengan diusap, tidak perlu dibasuh.
Para imam berpendapat bahwa apabila rambut jenggot itu tipis, sekiranya kulit dibawahnya bisa kelihatan maka harus disela-selani , agar air sampai pada kulit. Apabila lebat, maka harus membasuh bagian luarnya tidak wajib menyela-nyelani rambut. Namun disunahkan. Hanya saja Malikiyah berpendapat bahwa rambut yang lebat meskipun tidak wajib disela-sela tapi wajib digerakkan dengan tangan agar air bisa masuk ke sela-sela rambut, meskipun tidak sampai pada kulit. Ketiga imam berpendapat bahwa kedua teinga tidak termasuk dari wajah, berbeda dengan hanabilah yang berpendapat bahwa kedua telinga bagian dari wajah yang harus dibasuh dengan air.
Perbedaan tersebut terjadi karena tidak adanya batasan yang jelas bagi penyebutan muka, apakah meliputi bagian yang berambut atau tidak. Mengenai membersihkan celah-celah jenggot, Imam Malik tidak mewajibkannya, senada dengan pendapat Abu Hanifah dan Syafi’i. namun, abdul Hakam (murid Imam Malik) mewajibkannya.
Kata yadun dalam bahasa Arab dipakai dalam arti arti sebagai berikut.
a. Telapak tangan
b. Telapak tangan dan lengan
c. Telapak tangan dan lengan atas.
Ulama yang berpendapat kata ila berarti ma’a, dan mengartikan yadun dengan ketiga arti di atas membasuh siku dinyatakan sebagai wajib. Ulama yang berpendapat kata ila berarti ghayah, dan mengartikan kata yadun sebagai tangan di bawah siku, kemudian berdasar pula dengan “suatu batasan, berarti tidak termasuk yang dibatasi” maka siku tidak termasuk yang harus dibasuh.
Dalam shahihnya Imam Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah,
Ia membasuh tangan kanannya hingga melewati daerah lengan atas, kemudian tangan kiri juga seperti itu. Ia lalu membasuh kaki kanannya sampai ke betis , kemudian kaki kiri juga seperti itu. Selanjutnya Abu Hurairah mengatakan, “ begitulah aku melihat Rasulullah saw berwudhu.”
Riwayat di atas dipegangi oleh orang yang menyatakan wajib membasuh siku. Alasannya jika suatu lafadz bisa berkemungkinan diantara dua arti yang berimbang, maka salah satu artinya tidak boleh dipakai, kecuali ada dalil yang menerangkan. Meskipun kata ila dalam bahasa arab lebih cenderung kepada ghayah disbanding arti ma’a. begitu pula dengan yadun lebih tepat diartikan berada di bawah lengan atas dibanding arti di atas lengan.
Bila dilihat dari dilalatul lafdhiyyah, pendapat ulama yang tidak memasukkan siku sebagai yang harus dibasuh adalah pendapat yang lebih kuat.
Hanabilah dan Malikiyah sepakat bahwa mengusap semua bagian kepala adalah fardlu, sementara Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa yang diwajibkan adalah mengusap sebagian kepala, adapun mengusap semua bagian adalah sunnah. Hanya saja menurut Syafi’iyah yang diwajibkan hanyalah sebagian, sedangkan Hanafiyah mengatakan bahwa yang diwajibkan adalah mengusap seperempat bagian kepala.
Hal ini seperti yang telah dijelaskan oleh penyusun tafsir Al-Munir bahwasanya ukuran mengusap kepala tersebut masih diperselisihkan. Imam Syafi’i berpendapat bahwa cukup dengan apa yang dimaksud lafal “mengusap” meskipun satu helai rambut sebagai batas kepala. Sedangkan menurut Malik dan Ahmad wajib mengusap semua bagian kepala sebagai bentuk langkah hati-hati .
Selain itu, Abu Hanifah juga menetapkan jumlah jari yang digunakan untuk menyapu kepala. Apabila kurang dari tiga maka dianggap kurang mencukupi. Dalam hal ini, Imam Syafi’i tidak memberi batasan mengenai tangan yang digunakakan untuk menyapu kepala, maupun kepala yang disapu.
Perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan isytirak yang terkandung dalam huruf bi (pada kalimat bi ru usikum). Sebab huruf bi dalam bahasa Arab bisa berarti hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Seperti dalam firman Allah,
Atas bacaan yang berbunyi tunbitu (dengan men-dhomah-kan ta’ dan men-kasrah-kan ba’), dan diambil dari kata anbata. Terkadang berarti sebagian (at tab’idh), seperti perkataan seseorang, akhadztu bi’tsaubihi wa bi’adhudihi (aku ambil sebagian kain dan lengannya bagian atas).
Huruf bi dalm bi’adhudihi keberadaannya merupakan sesuatu yang biasa dalam bahasa Arab, pendapat seperti ini juga diakui oleh ahli nahwu Kuffah. Mereka berpendapat bahwa bi merupakan tambahan yang berfungsi sebagai penguat. Sedangkan orang orang yang berpendapat bi memiliki arti, yaitu sebagai tab’idh (sebagian), maka pendapatnya adalah menganggap membasuh kepala hanya sebagian saja. Orang yang berpendapat seperti ini mendasarkannya pada hadis dari Mughirah berikut ini,
Ada juga ulama yang berpendapat mencucinya dengan menyapu. Sebagian yang lain berpendapat terserah kepada mukallaf, apakah dengan cara membasuh atau menyapu. Yang menjadi sebab perbedaan adalah adanya dua bacaan mengenai ayat wudhu, yaitu wa arjulakaum dan wa arjulikum. Bacaan wa arjulakaum diathafkan pada anggota yang dibasuh, sedangkan wa arjulikumdi athafkan pada anggota yang disapu.
Orang yang berpendapat bahwa kewajiban membasuh atau mengusap kedua kaki (salah satu dari itu) maka harus memperkuat salah satu bacaan dari kedua bacaan tersebut, juga harus mentakwilkan dzahir bacaan yang satu dengan dzahir bacaan yang lebih kuat.
Orang-orang yang berpendirian bahwa kedua bacaan sama kuat, berarti mambasuh dianggap sebagai wajib mukhayyar (wajib, tetapi boleh memilih salah satu. Seperti hukum kifarat bagi pelanggar sumpah dan lainnya. Ini adalah pendapat Ath Thabari dan Daud.
Menurut jumhur ulama, terdapat takwil di dalam membaca jar. Yang terbaik adalah bahwa ucapan wa arjulikum (bacaan jar) di athafkan pada ucapan wa ‘msahu bi ru usikum tidak di dalam artinya.
Golongan kedua mengharuskan menyapu kaki melakukan takwil terhadap bacaan wa arjulakum, bahwa lafadz tersebut athaf kepada wujuhakum, yang makna dan kedudukannya sama. Para fuqaha juga berbeda pendapat tentang batas membasuh kaki. Apakah sampai mata kaki ataukah tidak. Perbedaan itu timbul karena isytirak yang terkandung dalam lafadz ila yang tersebut dalam ayat wudhu.
Al-Zuhaily, Wahbah Mustafa. At Tafsir Al Munir fil ‘aqidah wa As syari’ah wa Al manhaj, Juz 5. Beirut: Darul Fikr Al Mu’asir.
Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid wa Nihayah Al Muqtashid,Juz 1. Beirut: Darul Fikr.
Abdurrahman, Muhammad. 1990. Tarjamah Bidayatul Mujtahid, jilid 1. Semarang: Penerbit Asy Syifa.