Seluruh umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Dari Anas bin Malik RA, Ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: "Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap Muslim." Hadis ini jelas memberitahukan kepada kita begitu pedulinya agama Islam terhadap ilmu pengetahuan. Islam adalah agama yang bersandar pada ilmu pengetahuan, baik dunia maupun akhirat, karena agama Islam adalah agama yang bersandar pada ilmu pengetahuan dan amal yang sempurna. Selain itu, umat Islam juga sudah terkenal sejak zaman dahulu sebagai umat yang terkemuka di seluruh dunia dalam bidang pengetahuannya. Hal ini disebabkan akhlakul karimah yang selalu dipegang dan diamalkan. Dengannya seseorang menjadi sabar dan tekun dalam menggali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga akhlak memiliki kaitan yang sangat erat dengan berbagai ilmu pengetahuan yang ada.
1. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)
Ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental yang terjadi pada manusia. Dengan kata lain, ilmu in meneliti tentang peranan yang dimainkan dalam perilaku manusia. Psikologi meneliti tentang suara hati (dhamir), kemauan (iradah), daya ingat, hafalan, prasangka (waham), dan kecenderungan-kecenderungan (awathif) manusia. Itu semua menjadi lapangan kerja jiwa yang menggerakkan perilaku manusia. Dengan demikian, psikologi merupakan mukadimah pokok sebelum mengkaji tentang akhlak. Prof. Ahmad Luthfi berpendapat, “ ilmu akhlak tidak akan bisa dijabarkan dengan baik tanpa dibantu oleh ilmu jiwa (psikologi).” Itulah yang menyebabkan Imam Al Ghozali sebelum mengajar ilmu akhlak, beliau mengajarkan terlebih dahulu kepada muridnya mengenai ilmu jiwa, dan itulah mengapa Imam Al Ghazali menyusun kitab Ma’arijul qudsi fi madaariji ma’riftin nafsi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa dan ilmu akhlak bertemu karena pada dasarnya sasaran keduanya adalah manusia. Ilmu akhlak melihat dari apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa (psikologi) melihat tentang apa yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Sosiologi
Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata “socious” yang berarti kawan, dan “logos”yang berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia berkawan, atau dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan yang berobjek pada kehidupan bermasyarakat.
Ahmad Amin mengemukakan bahwa antara ilmu akhlak dan ilmu sosiologi memiliki kaitan yang sangat erat. Ilmu akhlak mempelajari tentang perilaku (suluk), artinya perbuatan dan tindakan manusia yang ditimbulkan oleh kehendak, dimana tidak akan bisa lepas dari kajian kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian sosiologi. manusia dalam hidupnya tidak akan mungkin bisa melepaskan diri dari kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, dalam membahas akhlak yang membahastentang kehidupan individu, perlu menelusuri dan membahas kehidupan dalam bermasyarakat juga.
2. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Logika ( Manthiq)
Ilmu logika adalah ilmu pengetahuan yang menetapkan kaidah dan ketentuan dalam berpikir, sehingga manusia terpelihara dalam cara berpikirnya. Jelasnya, ilmu logika adalah untuk membersihkan jiwa dan memperhalusnya agar dapat berpikir baik, mendidik pikiran dan menjaganya dari kekeliruan dalam membuat hukum yang berdasarkan kepada pikiran.
Apabila dipandang sebagai penimbang, maka ilmu logika dan ilmu akhlak memiliki keterkaitan dalam dua segi;
- Ilmu logika dan ilmu akhlak, masing – masing bertugas sebagai penimbang sesuatu. Ilmu akhlak merumuskan aturan dimana manusia harus berperilaku sesuai aturan itu, sedangkan ilmu logika merumuskan aturan dimna manusia harus berpikir sesuai dengan aturan yang telah dirumuskan itu.
- Ilmu logika dan ilmu dan ilmu akhlak keduanya membahas dan meneliti kejiwaan manusia. Ilmu akhlak menyoroti perilakunya, sedangkan ilmu logika menyoroti segi hasil pikirannya.
Ilmu logika sebagai kunci memahami filsafat, dengan pengertian orang yang tidak memahami logika tidak akan mampu memahami fislsafat. Ilmu akhlak disebut juga filsafat akhlak, maka seseorang tidak akan mampu memahami filsafat akhlak tanpa memahami ilmu logika.
3. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum
Pokok pembicaraan kedua hukum ini adalah perbuatan manusia, dan tujuan keduanya juga sama, yaitu mengatur perbuatan manusia untuk kebahagiaan mereka. Akan tetapi, cakupan ilmu akhlak lebih luas. Ilmu akhlak memerintahkan untuk melakukan apa yang bermanfaat dan meninggalkan apa yang mengandung mudharat, sedangkan ilmu hukum tidak. Ilmu hukum tidak memerintahkan apa yang baik untuk dilaksanakan, tidak juga melarang apa yang buruk untuk dilakukan.
4. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Agama
Ilmu agama adalah ilmu yang mengatur tata cara keimanan, peribadatan, kepada Allah SWT dan kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia kepada Allah, manusia kepada manusia, dan manusia kepada lingkungannya. Tujuan dari ilmu agama adalah untuk menjadikan manusia bahagia di dunia dan akhirat, sedangkan cara untuk bisa menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat salah satunya adalah dengan akhlak yang baik yang juga selalu diajarkan dalam ilmu agama.
5. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Ekonomi
Istilah ekonomi dalam bahasa Inggris disebut economic, sedangkan ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, Oikos dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. menurut Alfred Marshall, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sehari-hari bertindak dalam proses produksi, konsumsi, alokasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, sumbernya yang terbatas adanya.
Yang berhubungan dengan ilmu akhlak adalah sistem ekonomi Islam. ekonomi Islam adalah prinsip ekonomi yang berdasarkan syari’at islam yang bertujuan menciptakan kehidupan individu yang sehat dan kuat, sebagai individu atau anggota masyarakat. Dengan akhlak, maka tidak akan terjadi kecurangan dalam proses ekonomi. Semua perilaku ekonomi yang dilakukan akan berlangsung lancar karena semua yang dilakukan didasarkan atas nilai-nilai moral dan budi pekerti yang mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an.Jakarta: Amzah.
Al Qardhawi, Yusuf. An Nasu Wal Haq. Kuwait.
Amin ,Ahmad. 1945. Al Akhlaq. Terj. Farid Ma’ruf. Kairo: Al Amiriyah.
Atkinson ,Rita L. dkk. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara.
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: UI Press.
Panji Masyarakat, Nomor 218, Maret 1977.
Pontjosoetirto, Soelardja. Asas – Asas Sosiologis. Yogyakarta: Gajah Mada.
Putong Iskandar. 2000, Pengantar Ekonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rajab, Mansur Ali. 1961 . Taammulat fi Falsafatil akhlaq, Mesir
Rasjidi. 1990. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Tantawi , Syekh. 1984. Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern. Surabaya: Al Ikhlas.
Thaib, Ismail. 1984. Risalah Akhlak. Yogyakarta: CV. Bina Usaha.
0 comments: