Meminimalisir perilaku sex bebas
09.39 | Author: alinaksi ahmad


sex bebas merupakan satu perilaku yang akhir akhir ini banyak sekali menggejala di lingkungan kita. Sudah tidak pandang bulu, entah itu orang kaya atau miskin, di kota atau di desa. Hal yang paling memprihatinkan adalah saat ini perilaku itu telah menggejala tidak hanya di kalangan orang dewasa, akan tetapi saat ini anak SD pun telah banyak yang mempraktikan perilaku sex bebas , astaghfirullahal’adzim..
Fenomena ini akan sangat berbahaya apabila dibiarkan terus menerus terjadi di negara kita. Terlebih apabila perilaku yang terjadi di kalangan remaja yang merupakan cikal bakal penerus bangsa. Tanpa adanya pengarahan yang benar, maka remaja yang notabene masih dalam masa perkembangan dan ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan akan terjerumus dalam pergaulan bebas yang sudah melewati batas.


Perilaku sex bebas
Perilaku sex bebas sangat drastis peningkatannya pada tahun- tahun belakangan ini. Berdasarkan data yang diperoleh, perilaku seks remaja kita sudah semakin permisif (salah satu contohnya, baseline survey oleh UI-1996) Tingginya tingkat kehamilan di luar nikah yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit dibantah. World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman, dimana 95% terjadi dinegara-negara berkembang. Angka kematian yang disebabkan aborsi yang tidak aman ini adalah 15-20%.
Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, dimana 75.000 – 1,5 juta terjadi di Indonesia (A. Waluyo, 2003:113).
Survey yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2007 sangat mengejutkan yaitu 63 % remaja (Sekolah Menengah Pertama ) SMP dan ( Sekolah Menengah Atas ) SMA di Indonesia pernah berhubungan seks. Sebanyak 21 % diantaranya melakukan aborsi. Angka ini naik dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian BKKBN tahun 2005 – 2006 dikota – kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar, ditemukan sekitar 47 % hingga 54 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Penyebab perilaku sex bebas
Dari hasil penelitian tersebut, BKKBN merekomendasikan, ada beberapa faktor mendorong remaja melakukan hubungan seks pra – nikah. Beberapa diantaranya adalah,

1. Pengaruh liberalisme dan pergaulan bebas,
Liberalisme sangatlah berpengaruh pada perilaku sex bebas yang dilakukan remaja. Dengan adanya liberalisme, maka semua orang bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa ada batasnya. Liberalisme sangat kuat digencarkan oleh negara-negara barat. Salah satunya adalah Amerika, sehingga tidak heran kalau angka perilaku sex bebas aborsi, dan penyakit kelamin di Amerika sangatlah tinggi.
Berikut ini adalah sekedar contohkehidupan seksual remaja Amerika dengan segala macam dampaknya, termasuk penularan penyakit kelamin dan kehamilan (diluar nikah), dan keterlibatanya dalam dunia pelacuran serta kehidupan sosialnya (DiClemente, 1989),yaitu:
• Tujuh dari 10 wanita dan 8 dari 10 pria telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun.
• Satu dari 6 pelajar putri yang aktif bergaul seks bebas (sexually active) paling sedikit telah berganti-ganti pasangan dengan 4 pria berbeda.
• Setiao tahunnya 1 dari 7 remaja terkena penyakit kelamin.
• Sebanyak 2,5 juta hingga 5 juta orang Amerika di bawah umur 25 tahun telah memperoleh pengobatan untuk penyakit kelamin setiap tahunnya.
• Data pada tahun 1985 menyebutkan bahwa 62% dari penyakit kencing nanah(gonorrhoe), 40% dari penyakit sipilis, penderitanya adalah mereka yang berumur antara 10-24 tahun.

2. Pengaruh lingkungan sekitar dan keluarga
Lingkungan sekitar dan keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku seseorang. Lingkungan yang kurang baik tentu akan menghasilkan manusia yang kurang baik pula apabila tidak ada filter yang mampu membentengi individu darinya. Namun, lingkungan yang baik juga belum tentu mampu menghasilkan individu yang baik apabila dalam lingkup yang lebih kecil individu tidak mendapat pengajaran yang baik, yaitu dalam lingkup kecil keluarganya.
Seseorang yang diajarkan sesuatu yang baik, tentu ia akan belajar yang baik. Akan tetapi apabila seseorang diajarkan sesuatu yang buruk, maka kecil kemungkinan baginya untuk berbuat baik.

3. Pengaruh media massa, khususnya TV dan internet.
Tidak bisa dipungkiri lagi hadirnya teknologi mebawa perubahan yang begitu berarti. Tak terkecuali adanya media berupa TV dan internet. Piranti itu akan sangat bermanfaat apabila digunakan sesuai dengan fungsi yang semestinya, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi. Remaja sekarang justru menggunakan media-media itu untuk mengakses sesuatu yang sebenarnya tidak untuk konsumsi mereka, satu contoh adalah video porno. Dengan itu mereka belajar sesuatu yang tidak baik seperti sex bebas. Namanya remaja pasti akan memilik keingintahuan yang teramat besar pada hal-hal yang beum pernah mereka rasakan, dan bukan menjadi hal yang baru lagi jika remaja mempraktikkan apa yang mereka dapatkan di media dengan cara yang salah seperti sex bebas.

Upaya menanggulangi sex bebas
Banyak penelitian yang sudah dilakukan dan nyaris mengambil kesimpulan yang sama bahwa jumlah pasangan yang melakukan seks bebas semakin tinggi setiap tahunnya. Setiap tahun sejak terjadi krisis moneter, sekitar 150.000 anak dibawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks di Indonesia berusia dibawah 18 tahun, sedangkan 50.000 diantaranya belum mencapai usia 16 tahun (Pratiwi, 2005 : 11).
Dari data yang begitu banyak tersebut, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk turut serta dalam meminimalisir perilaku sex bebas yang terjadi di negara kita. Banyak hal yang dapat diupayakan, beberapa diantaranya adalah:

1. Pemberdayaan keluaga
Keluarga sangat memiliki peran dalam tumbuh kembang anak. Keluarga yang baik tentu akan tanggap terhadap kebutuhan anak dalam setiap tahapan perkembangannya. Ketika anak beranjak pada masa pubertas, sebaiknya keluarga tidak lagi memandang tabu tentang perilaku sex. Ajarkanlah anak tentang pendidikan sex yang benar sehingga diharapkan anak akan memahai dan mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan dan ia akan senantiasa menghindari perilaku sex yang tidak benar.

2. Pendidikan kesehatan reproduksi
Kebanyakan orang khususnya remaja melakukan sex bebas asal dasar keingintahuan yang dalam tentang sex, tetapi mereka kebanyakan malah tidak mau tahu tentang dampak-dampak yang akan terjadi ketika mereka melakukan sex bebas dan bergani ganti pasangan. Merek kurang memahami tentang kesehatan reproduksi yang baik. Untuk itu, perlu satu upaya khusus dari pihak-pihak terkait untuk meberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi ataupun penyakit yang mengancam seseorang yang suka melakukan sex bebas.

3. Membentengi diri dengan agama
Agama memberikan batasan-batasan bagi penganutnya untuk bergaul dan bersosialisassi dengan lawan jenis. Dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran agama sebaik-baiknya, niscaya seseorang akan lebih terhindar dari perilaku yang menjurus pada sex bebas.

4. Menjauhi hal yang berbau pornografi
Fenomena sex bebas yang terjadi tidak bisa dipungkiri disebabkan karena maraknya perdaran video ataupun gambar-gambar yang berbau pornografi. Media-media itu memicu seseorang untuk melakukan perilaku seksual karena tentu media itu memicu dorongan hasrat yang ada pada diri individu. Satu satunya cara agar terhindar dari hal itu adalah dengan menjauhi sejauh-jauhnya.

5. Memiliki aktivitas positif
Seseorang yang memiliki banyak kegiatan positif akan lebih selamat dari perilaku sex bebas dibandingkan seseorang yang tidak memilikinya.

epilog
Sebagai masyarakat yang cinta pada negara dan peduli pada kelangsungan hidup generasi penerusnya, kita selayaknya tanggap dan prihatin pada kondisi rakyatnya. Perilaku sex bebas yang semakin menggejala tentunya tidak bisa kita biarkan begitu saja. Perlu ada upaya nyata dari kita untuk mengurangi bahkan menghilangkannya. Memulai dari diri sendiri tentunya akan berdampak besar bagi lingkungan kita. Ketika kita sudah bisa mengatur dan menjauhkan diri kita dari perilaku itu, maka ligkunganpun akan mengikuti, dan pada akhirnya negara akan terbebas dari perilaku sex bebas dan Indonesia akan menjadi satu negara yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur…

Wallahu a’lam bis shawab…

This entry was posted on 09.39 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: