Amy E. Hurley-Hanson, and Cristina M. Giannantonio, Chapman University
Allied Academies International Conference
Dalam dua dekade terakhir ini, negara-negara di dunia banyak yang mengalami krisis, baik itu krisis karena ketidakstabilan pemerintahan, serangan teroris, atau yang paling marak adalah karena bencana. Contoh dari semua itu adalah kekacauan ekonomi di Amerika yang ditimbulkan karena serangan teroris pada 11 september 2001 yang menewaskan 2.749 orang. Serangan itu mengakibatkan dampak ekonomi yang sangat parah, terutama untuk penerbangan, dan pasar saham kehilangan $ 1,2 triliun. Pada 26 Desember 2004, tsunami dengan gempa 9,1 SR menyerbu pantai di berbagai negara di Samudera Hindia menewaskan lebih dari 283.000 orang. Dengan adanya kejadian itu, maka akan sangat merugikan perusahaan apabila tidak ada tindakan nyata yang dilakukan untuk mengatasinya. Hal ini karena kejadian-kejadian itu berhubungan dengan tenaga kerja yang sangat diperlukan bagi kemajuan perusahaan.
Di Amerika, perusahaan yang mampu menanggapi krisis sumber daya manusia ini jauh lebih berkembang saat kondisi krisis dibandingkan perusahaan yang kurang tanggap akan hal itu. Bagian yang paling bertanggung jawab mengurusi hal itu adalah bagian SDM karena memang bagian itulah yang memiliki tugas mengelola dan mengembangkan SDM perusahaan. Cara yang digunakan adalah dengan mengelola HRIS dengan sebaik baiknya. Sejak kejadian 11 September, banyak perusahaan di Amerika mulai memikirkan bagaimana merancang sistem informasi perusahaan yang mampu membantu perusahaan untuk tetap eksis meski dalam keadaan krisis.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh HRIS dalam upaya membantu perusahaan dalam kondisi krisis. HRIS digunakan untuk sarana penghubung karyawan dengan perusahaan. Perusahaan tetap bisa memantau karyawannya yang berada di tempat-tempat terpisah karena bencana. Selain itu, perusahaan juga tetap bisa memberikan pantauan terhadap kesejahteraan karyawan, kesehatan, bahkan masalah keuangan karyawan yang sedang terkena musibah. Dengan cara demikian, diharapkan SDM perusahaan akan tetap tercukupi kebutuhannya, karena bagaimanapun juga mereka adalah asset perusahaan yang harus selalu dijaga.
Dengan sistem HRIS, perusahaan juga dapat memantau perkembangan dunia bisnis dalam kondisi apapun. Semua karyawan di daerah yang berbeda masih bisa melaporkan perkembangan apa yang terjadi di luar perusahaan. Banyak perusahaan yang memanfaatkan momen krisis untuk saling menjatuhkan. Dengan adanya HRIS, maka info-info terbaru pun akan tetap bisa di update sehingga perusahaan tidak akan mudah dijatuhkan oleh perusahaan lain. Pada intinya HRIS dalam krisis menjadi jembatan antara perusahaan dengan karyawannya agar tetap bisa saling komunikasi dan berbagi informasi.
Pada perkembangannya, HRIS seperti ini dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi. sehingga perangkat sederhana seperti handphone- pun bisa dugunakan untuk mengakses, sehingga dalam keadaan apapun dan bagaimananpun komunikasi antara perusahaan dengan karyawan tetap bisa berjalan dengan baik Sistem seperti ini akan sangat tepat apabila diaplikasikan di Indonesia. Persiapan perusahaan dalam merancang sistem HRIS yang akan membantu perusahaan dalam kondisi krisis, seperti bencana. Hal ini karena Indonesia merupakan daerah rawan yang sangat rentan terhadap bencana alam.
0 comments: