Akhlak Terhadap Diri Sendiri
06.30 | Author: alinaksi ahmad



Membicarakan tentang akhlak, tentunya akan membutuhkan waktu yang sangat lama agar semua makna dan arti yang terkandung dalam akhlak dapat terjelaskan dengan detail dan rinci . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walau pun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS.Al-Qalam : 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi Muhammad Saw. salah satunya hadis yang berbunyi: “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Bertitik tolak dari pengertian bahasa ini, akhlak bisa dimaknai sebagai kelakuan manusia yang beraneka ragam. Keanekaragaman kelakuan ini antara lain, nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk, serta dari objeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan.

Banyak ulama yang memberikan pengertian tentang akhlak. Diantaranya adalah :
1. Imam Ghazali dalam kitab ulumuddin, akhlaq adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Ibnu Maskawaih dalam kitab tahzibul akhlaq watathirul araq, mendifinisikan bahwa akhlaq itu sebagai sikap jiwa seserorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran.
3. Prof. Ahmad Amin, mendifinisikan akhlaq adalah adatul iradah (kehendak yang dibiasakan) lalu menjadi kelaziman (kebiasaan).
Dari pengertian-pengertian tersebut tentunya semua orang dapat menyimpulkan bahwa seseorang yang berakhlak terpuji akan melakukan berbagai tindakan yang mencerminkan ketaatannya pada Allah dimanapun dan kapanpun dia berada tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.

Akhlak
Banyak hal yang dapat kita kaitkan dengan permasalahan akhlak, bahkan semua perbuatan yang dilakukan manusia tidak akan pernah terlepas dari akhlak, baik akhlak terpuji maupun tercela.
Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak diperlukan bukan hanya untuk bergaul dengan orang lain. Akhlak terhadap diri sendiri pun tidak dapat dianggap remeh. Jasmani yang diberikan Allah kepada manusia perlu dijaga dan diperlakuka sesuai dengan tuntunan yang ada.
Begitu pula dengan akal dan pikiran yang kita miliki. Kita tidak boleh menyia-nyiakan anugerah yang begitu besar ini, namun kita juga tidak boleh memaksa dan menyiksa semau kita. Cara memperlakukan akal yang baik adalah dengan menggunakannya sebagai sarana menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
Sudah sepantasnya sebagai seorang muslim, kita belajar sebaik-baiknya untuk mengembalikan kejayaan islam di masa yang lalu. Sebagaimana yang dikatakan oleh sejarah, sebenarnya ilmuwan muslim lenih dahulu dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dibanding para ilmuwan barat. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh kekuasaan Allah dalam menciptakan Al Qur'an yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari zaman dahulu sampai zaman yang akan datang.
Para ulama' generasi terdahulu pun telah mengisyaratkan pentingnya ilmu dalam karya2 mereka. Imam al-Bukhari memulai kitab al-jami' as-Shahih dengan Kitab Bad'il Wahyi ( awal mula turunnya wahyu ). Ini adalah pengakuan terhadap otoritas tertinggi wahyu sebagai sumber ilmu. Dapat dimaklumi pula, wahyu pertama adalah surah al-'alaq ayat 1-5, dimana di dalamnya Alloh berfirman " alladzi 'allama bil qalam, 'allamal insana malam ya'lam ". Hampir seluruh tafsir akan mencantumkan riwayat detail dan panjang tentang al-qalam (pena) dan peran sentralnya dalam peradaban. Bahwa, al-qalam adalah ramz al-'ilmi wa at-ta'lim ( simbol ilmu dan pengajaran). Ilmu adalah ruh Islam. Tanpanya, Islam akan mati.
Kitab al-'ilmi ditempatkan oleh Imam al-Bukhari sebagai bab ke-3, setelah Kitab Bad'il Wahyi Dan Kitab al-Iman. Bahkan didalamnya ada bab yg berjudul bab al-Ilmi qablal Qaul wal 'Amal (pasal tentang ilmu sebelum berbicara dan bnerbuat), yang merupakan pasal ke-10 dalam Kitab al-'Ilmi.
Imam al-Ghazali memulai kitab Ihya' 'Ulumiddin-nya dg bab al-'Ilm. Dengan kitab at-Targhib wa at-Tarhib, imam al-Mundziry menempatkan Kitabul 'Ilmi : at-Targhib fil 'Ilmi wa Thalabihi wa Ta'allumihi wa Ta'limihi wa ma Jaa'a fi Fadhlil 'Ulama' wal Muta'allimin (Bab tentang Ilmu : Motivasi tentang Ilmu, Mencari Ilmu, Mempelajari dan Mengajarkannya, serta Riwayat lain tentang Keutamaan Ulama' dan Pengajar), sebeum bab2 ibadah spt bersuci, sholat, zakat, puasa, haji, dan bahkan jihat fisabillilah. Kitab al-'Aqidah an-Nasafiyah yang berbicara tentang teologi, juga mengawali pembahasannya dengan menjelaskan konsep ilmu dalam pandangan Islam. Dengan demikian sangatlah jelas digambarkan bahwa menunut ilmu merupakan suatu akhlak mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Kemudian, akhlak terhadap jiwa kita juga sangat diperlukan agar tecipta pribadi yang utuh . Agar jiwa kita menjadi utuh, maka jiwa harus bersih untuk itu perlu adanya upaya penyucian jiwa. Beberapa hal yang dapat membersihkan jiwa antara lain :


Bertaubat
Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.

Bermuqarabah
Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya adalah dengan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dan memperbanyak ibadah.

Bermuhasabah
Arti muhasabah ialah introspeksi atau mawas atau meneliti diri. Yakni menghitung-hitung perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari bahkan setiap saat. Oleh karena itu muhasabah ini tidak harus dilakukan pada akhir tahun, akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat. Satu hal yang perlu diingat adalah muhasabah tak akan ada artinya tanpa adanya tidak lanjut dari apa yang telah dievaluasinya.

Bermujahadah
Makna asal dari mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan musuh. Namun secara spesifik mujahadah berarti Pengamalan Sholawat Wahidiyah atau sebagian dari padanya menurut adab, cara dan tuntunan yang diberikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah, sebagai penghormatan kepada Rasulullah SAW dan sekaligus merupakan doa permoohonan kepada Allah SWT yang diperuntukkan diri pribadi dan keluarga baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, bagi bangsa dan negara serta pemimpin mereka di segala bidang dan umumnya bagi segalah makhluk ciptaan Allah SWT.

Memperbanyak ibadah

Memperbanyak ibadah baik mahdhah ataupun ghairu mahdhah tentunya akan membuat kita senantiasa lebih baik dari sebelumnya.

Menghadiri majelis Iman

Yang dimaksud majelis iman adalah majelis yang apabila kita menghadirinya akan menambah keimanan kita kepada Allah.


Ikhtitam

Begitu banyak ajaran dalam islam yang mengajak kita untuk senantiasa menjadi manusia yang mulia dan sempurna . Namun begitu masih banyak orang yang acuh dan melalaikannya. Untuk itu, sebagai generasi muslim yang baik, sudah sepantasnya kita memulai dari diri kita sendiri untuk dapat brakhlakul karimah baik pada Allah, diri sendiri maupun orang lain.

|
This entry was posted on 06.30 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: