“.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. Al Baqarah 216)

Seperti judul tulisan yang tertera di atas, mengapa aku tak mendapatkan apa yang aku inginkan? Maka seperti itulah gambaran pertanyaan kebanyakan orang dalam menjalani hidupnya saat ini. Tidak heran apabila saat ini banyak orang yang merasa selalu kekurangan dalam hidupnya, merasa hidup sendiri dan tak ada yang menemani. Mereka merasa apapun yang telah mereka terima tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Jika pikiran semacam itu merasuk untuk menjadi bahan pemikiran dan kemudian bisa melecutkan diri menjadi lebih baik, tentu pikiran-pikiran itu menjadi bermanfaat, akan tetapi apabila pikiran-pikiran semacam itu manjadi sebuah penyesalan, kemarahan, bahkan keputusasaan, maka sudah barang tentu semua itu hanya akan menjadi penyakit dalam diri kita.

Belum menjadi seorang muslim sejati apabila dalam pribadinya tumbuh bibit penyakit hati. Penyakit hati bisa tumbuh dari berbagai macam bibit, salah satu bibit yang berbahaya adalah perasaan kurang yakin dan berburuk sangka kepada Allah Swt. Dengan penyakit ini, manusia akan selalu merasa bahwa Allah Swt. tidak pernah sayang kepadanya. Allah Swt.tidak mau memberi hamba-Nya nikmat dan Allah Swt. itu jahat. Ketika penyakit ini merasuk dalam diri seseorang, maka nafsu jahat dalam diri manusia sedang berpesta pora menyambut kedatangan teman baru mereka, dan ia adalah keserakahan.

Sifat serakah seringkali menjalar dalam diri tanpa bisa dideteksi dengan alat apapun selain kesucian hati. Dengan sifat serakah manusia akan tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Memang boleh apabila kita merasa tidak puas dengan apa yang kita dapatkan, terutama dalam hal ilmu dan ibadah, tetapi tidak pada nikmat Allah Swt. kita tidak boleh menghujat Allah Swt. dengan mengatakan bahwa Allah Swt. tidak pernah memberi apa yang kita inginkan, karena dengan begitu kita sebenarnya telah digiring nafsu jahat dalam diri untuk menjadi seseorang yang kufur nikmat, naudzubillah.

Sebenarnya, apabila kita mampu mengkaji lebih dalam tentang semua yang diberikan Allah Swt., maka kita akan bisa merasakan betapa rahman dan rahim Allah Swt. yang begitu melimpah. Allah Swt. selalu memberi apa yang terbaik di hadapan Allah bagi makhluk-Nya. Kebanyakan manusia selalu menilik apa yang diberikan Allah Swt. dengan kacamata nafsu mereka, bukan dari hikmah yang ada dibaliknya. Dengan jelas Allah telah menjelaskan dalam surat al Baqarah ayat 216 bahwa Allah Swt. selalu memberi yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, karena hanya Allah Swt. lah yang paling mengerti tentang apa-apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Bisa jadi kita membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita, dan bisa jadi ketika kita menyukai sesuatu, padahal ternyata ia amat buruk bagi kita.

Sebuah analogi sederhana, adalah cerita tentang seorang anak bernama Ahmad dan ibunya yang sedang menyulam kain. Sang ibu duduk di atas kursi dan Ahmad duduk di lantai samping kursi ibunya. Ketika sang ibu menyulam, Ahmad bertanya, “ibu, kenapa ibu membuat untaian benang yang begitu rumit dan tidak teratur seperti itu?” sang ibu hanya tersenyum dan terus meyelesaikan sulamannya itu. Tak berapa lama hasil sulamannya pun jadi. Ibu mengangkat dan mendudukkan Ahmad ke pangkuannya. Kemudian sang ibu berkata, “apa yang kamu lihat sekarang Ahmad? ”, dan Ahmad menjawab, “wow, indah sekali sulaman ini bu”. Ahmad takjub ketika melihat pola dari atas yang begitu rapi membentuk gambar bunga, berbeda dengan apa yang ia lihat dari bawah, rumit dan tidak beraturan. Kemudian sang ibu menjelaskan kepada anaknya bahwa apa yang ia lihat adalah perumpamaan hidup kita. Jalan hidup seringkali terasa begitu rumit dan buruk bagi kita, tapi belum tentu di mata Allah Swt. Bisa jadi apa yang kita pandang sebagai sesuatu yang berat dan menyusahkan, ternyata begitu indah di hadapan Allah Swt.

Dari cerita tersebut kita seharusnya bisa lebih memahami bahwa Allah Swt. selalu lebih mengerti apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Semua yang kita terima, entah itu nikmat ataupun musibah hanya merupakan ujian dari Allah Swt. Dalam al Quran surat Al Ankabut ayat 2 Allah Swt. menyampaikan firman yang artinya,”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Jadi, kita tidak perlu risau akan semua ujian itu. Hal yang perlu kita lakukan adalah melakukan apapun dengan sebaik-baiknya. Semua ujian yang diberikan Allah Swt. tidak lain adalah untuk mengetahui siapa yang benar-benar beriman kepada Allah Swt. Dalam lanjutan surat Al Ankabut ayat 3, Allah telah menjelaskan, “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Allah memang tidak akan selalu memberi apa yang kita inginkan, tetapi yakinlah bahwa Allah pasti akan memberi apapun yang kita butuhkan.
Mungkin bertahun tahun sudah aku menengadahkan tangan, tekun berdoa dan berusaha untuk keberhasilan dan kebahagiaan.
Sering aku mengeluh karena banyak harapan yang tidak bisa tercapai.
Namun kini aku harus sadar, ada kalanya niatanku alisasi dan keinginanku tak kudapati, dan aku yakin Allah akan menggantikan dengan yang lain, yang lebih baik.
Aku yakin keberhasilan dan kebahagiaan itu akan menghampiri walaupun mungkin dalam bentuk dan waktu yang lain. Insyaallah...

Wallahu a’lam bisshawab

This entry was posted on 22.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 comments:

On 7 Januari 2016 pukul 01.57 , orange mengatakan...

Terima kasih, jazakallahu khayran atas blognya. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita, dunia - akhirat walaupun mungkin sekarang ini kita melihatnya sebagai sesuatu yang sangat kita tidak inginkan. Aamiin..

 
On 20 Februari 2016 pukul 21.42 , Unknown mengatakan...

Sangat bermanfaat. Terimakasih saudaraku.

 
On 22 November 2016 pukul 02.26 , ajidimas mengatakan...

Allah tidak akan memberikan apa yang kita butuhkan dan Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan tapi Allah akan memberikan apa yang dihendaki-Nya mengenai keinginan dan kebutuhan kita.

 
On 17 Mei 2018 pukul 12.30 , Unknown mengatakan...

ya... memahaminya boleh mudah menjalaninya perlu perjuangan berat