lagu yang lagi dihapalin.. :p
09.31 | Author: alinaksi ahmad


Brian Mcknight
Marry Your Daughter lyrics

Sir, I'm a bit nervous
'Bout being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time,
See in this box is a ring for your oldest
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Very soon I'm hoping that I...
Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
Can't wait to smile
When she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

She's been hearing for steps
Since the day that we met (I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far (So bring on the better or worse)
And tell death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I say I do
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
Selengkapnya...

Akhlak Terhadap Diri Sendiri
06.30 | Author: alinaksi ahmad



Membicarakan tentang akhlak, tentunya akan membutuhkan waktu yang sangat lama agar semua makna dan arti yang terkandung dalam akhlak dapat terjelaskan dengan detail dan rinci . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walau pun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS.Al-Qalam : 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi Muhammad Saw. salah satunya hadis yang berbunyi: “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Bertitik tolak dari pengertian bahasa ini, akhlak bisa dimaknai sebagai kelakuan manusia yang beraneka ragam. Keanekaragaman kelakuan ini antara lain, nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk, serta dari objeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan.

Banyak ulama yang memberikan pengertian tentang akhlak. Diantaranya adalah :
1. Imam Ghazali dalam kitab ulumuddin, akhlaq adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Ibnu Maskawaih dalam kitab tahzibul akhlaq watathirul araq, mendifinisikan bahwa akhlaq itu sebagai sikap jiwa seserorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran.
3. Prof. Ahmad Amin, mendifinisikan akhlaq adalah adatul iradah (kehendak yang dibiasakan) lalu menjadi kelaziman (kebiasaan).
Dari pengertian-pengertian tersebut tentunya semua orang dapat menyimpulkan bahwa seseorang yang berakhlak terpuji akan melakukan berbagai tindakan yang mencerminkan ketaatannya pada Allah dimanapun dan kapanpun dia berada tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.

Akhlak
Banyak hal yang dapat kita kaitkan dengan permasalahan akhlak, bahkan semua perbuatan yang dilakukan manusia tidak akan pernah terlepas dari akhlak, baik akhlak terpuji maupun tercela.
Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak diperlukan bukan hanya untuk bergaul dengan orang lain. Akhlak terhadap diri sendiri pun tidak dapat dianggap remeh. Jasmani yang diberikan Allah kepada manusia perlu dijaga dan diperlakuka sesuai dengan tuntunan yang ada.
Begitu pula dengan akal dan pikiran yang kita miliki. Kita tidak boleh menyia-nyiakan anugerah yang begitu besar ini, namun kita juga tidak boleh memaksa dan menyiksa semau kita. Cara memperlakukan akal yang baik adalah dengan menggunakannya sebagai sarana menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
Sudah sepantasnya sebagai seorang muslim, kita belajar sebaik-baiknya untuk mengembalikan kejayaan islam di masa yang lalu. Sebagaimana yang dikatakan oleh sejarah, sebenarnya ilmuwan muslim lenih dahulu dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dibanding para ilmuwan barat. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh kekuasaan Allah dalam menciptakan Al Qur'an yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari zaman dahulu sampai zaman yang akan datang.
Para ulama' generasi terdahulu pun telah mengisyaratkan pentingnya ilmu dalam karya2 mereka. Imam al-Bukhari memulai kitab al-jami' as-Shahih dengan Kitab Bad'il Wahyi ( awal mula turunnya wahyu ). Ini adalah pengakuan terhadap otoritas tertinggi wahyu sebagai sumber ilmu. Dapat dimaklumi pula, wahyu pertama adalah surah al-'alaq ayat 1-5, dimana di dalamnya Alloh berfirman " alladzi 'allama bil qalam, 'allamal insana malam ya'lam ". Hampir seluruh tafsir akan mencantumkan riwayat detail dan panjang tentang al-qalam (pena) dan peran sentralnya dalam peradaban. Bahwa, al-qalam adalah ramz al-'ilmi wa at-ta'lim ( simbol ilmu dan pengajaran). Ilmu adalah ruh Islam. Tanpanya, Islam akan mati.
Kitab al-'ilmi ditempatkan oleh Imam al-Bukhari sebagai bab ke-3, setelah Kitab Bad'il Wahyi Dan Kitab al-Iman. Bahkan didalamnya ada bab yg berjudul bab al-Ilmi qablal Qaul wal 'Amal (pasal tentang ilmu sebelum berbicara dan bnerbuat), yang merupakan pasal ke-10 dalam Kitab al-'Ilmi.
Imam al-Ghazali memulai kitab Ihya' 'Ulumiddin-nya dg bab al-'Ilm. Dengan kitab at-Targhib wa at-Tarhib, imam al-Mundziry menempatkan Kitabul 'Ilmi : at-Targhib fil 'Ilmi wa Thalabihi wa Ta'allumihi wa Ta'limihi wa ma Jaa'a fi Fadhlil 'Ulama' wal Muta'allimin (Bab tentang Ilmu : Motivasi tentang Ilmu, Mencari Ilmu, Mempelajari dan Mengajarkannya, serta Riwayat lain tentang Keutamaan Ulama' dan Pengajar), sebeum bab2 ibadah spt bersuci, sholat, zakat, puasa, haji, dan bahkan jihat fisabillilah. Kitab al-'Aqidah an-Nasafiyah yang berbicara tentang teologi, juga mengawali pembahasannya dengan menjelaskan konsep ilmu dalam pandangan Islam. Dengan demikian sangatlah jelas digambarkan bahwa menunut ilmu merupakan suatu akhlak mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Kemudian, akhlak terhadap jiwa kita juga sangat diperlukan agar tecipta pribadi yang utuh . Agar jiwa kita menjadi utuh, maka jiwa harus bersih untuk itu perlu adanya upaya penyucian jiwa. Beberapa hal yang dapat membersihkan jiwa antara lain :


Bertaubat
Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.

Bermuqarabah
Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya adalah dengan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dan memperbanyak ibadah.

Bermuhasabah
Arti muhasabah ialah introspeksi atau mawas atau meneliti diri. Yakni menghitung-hitung perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari bahkan setiap saat. Oleh karena itu muhasabah ini tidak harus dilakukan pada akhir tahun, akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat. Satu hal yang perlu diingat adalah muhasabah tak akan ada artinya tanpa adanya tidak lanjut dari apa yang telah dievaluasinya.

Bermujahadah
Makna asal dari mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan musuh. Namun secara spesifik mujahadah berarti Pengamalan Sholawat Wahidiyah atau sebagian dari padanya menurut adab, cara dan tuntunan yang diberikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah, sebagai penghormatan kepada Rasulullah SAW dan sekaligus merupakan doa permoohonan kepada Allah SWT yang diperuntukkan diri pribadi dan keluarga baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, bagi bangsa dan negara serta pemimpin mereka di segala bidang dan umumnya bagi segalah makhluk ciptaan Allah SWT.

Memperbanyak ibadah

Memperbanyak ibadah baik mahdhah ataupun ghairu mahdhah tentunya akan membuat kita senantiasa lebih baik dari sebelumnya.

Menghadiri majelis Iman

Yang dimaksud majelis iman adalah majelis yang apabila kita menghadirinya akan menambah keimanan kita kepada Allah.


Ikhtitam

Begitu banyak ajaran dalam islam yang mengajak kita untuk senantiasa menjadi manusia yang mulia dan sempurna . Namun begitu masih banyak orang yang acuh dan melalaikannya. Untuk itu, sebagai generasi muslim yang baik, sudah sepantasnya kita memulai dari diri kita sendiri untuk dapat brakhlakul karimah baik pada Allah, diri sendiri maupun orang lain.
Selengkapnya...

Keterampilan asesor
06.15 | Author: alinaksi ahmad


Seorang asesor yang baik memiliki banyak sekali persyaratan yang diharuskan untuk dimiliki dalam dirinya, paling tidak ada 3 hal pokok yang harus ada yaitu pengetahuan, content skill, dan karakteristik pribadi.
Hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang asesor adalah pengetahuan. Dalam wawancara yang kami lakukan terhadap seorang praktisi asesmen psikologi, dijelaskan bahwa Pengetahuan yang dimaksud adalah pemahaman yang baik terkait dengan teori dan praktik. Ketika meng-ases seseorang, seorang asesor tidak akan mungkin bisa menangkap poin-poin yang dimaksud oleh klien apabila tidak memiliki landasan teori yang mendasarinya. Teori juga berfungsi sebagai alat untuk mempertimbangkan perlakuan apa yang dikenakan pada klien setelah diketahui duduk permasalahan yang terjadi. Selain itu, pengetahuan mengenai praktik juga sangat penting. Tanpa adanya pengetahuan yang menjadi acuan, maka seorang asesor akan kesulitan dalam menghadapi klien karena klien yang dihadapi pasti bermacam-macam dan tentunya akan membutuhkan treatmen khusus yang berbeda-beda. Dengan pengetahuan yang baik tentang praktik ini, maka dimungkinkan seorang asesor akan lebih siap dan professional dalam mengahdapi klien yang akan di-ases.
Seorang asesor yang baik harus mengetahui betul apa yang akan diungkap dari seorang klien. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan yang tepat bagi klien. Apabila seorang asesor tidak mampu menangkap tentang apa yang akan diungkap, maka proses asesmen yang dilakukan hanya akan sia-sia dan tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Apabila asesor sudah tahu apa yang akan diungkap, selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana mengungkap permasalahan tersebut.
Untuk dapat mengungkap permasalahan klien, seorang asesor harus memiliki pengetahuan tentang alat untuk mengungkap semua itu yang berupa alat tes. Seorang asesor yang ideal wajib mengetahui tentang beberapa alat tes, bahkan tidak hanya sekadar itu tetapi juga harus mengetahui sejarah dan perkembangan alat tes tersebut.
Bukan hanya mengetahui berbagai alat tes yang diharapkan dimiliki oleh seorang asesor karena akan sangat sia-sia apabila mengetahui alat tesnya tetapi tidak mampu dalam pengadministrasiannya. Untuk itu, pengetahuan tentang administrasi alat tes juga menjadi hal yang harus diperthatikan oleh seorang asesor yang baik.
Terkait dengan Content skill, Seorang asesor harus mahir dalam memahami setiap informasi yang ingin diperoleh dari klien. Beberapa informasi yang akan digali adalah aspek-aspek yang terkait dengan riwayat hidup klien, keluhan atau problemnya, latar belakang keluarga dan lingkungan, pekerjaan dan lain lain. Apabila klien mahir dalam memahami semua informasi informasi tersebut, maka asesmen yang dilakukan akan menjadi lbih mudah karena semua hal itu akan sangat berkaitan dengan permasalahan inti yang dihadapi oleh klien.
Seorang asesor yang baik idealnya memiliki karakteristik pribadi yang baik pula. Seorang asesor harus memiliki pola kerja yang teliti. Hal ini sangat penting karena pekerjaan seorang asesor terkait dengan kepentingan orang lain. Apabila salah mendiagnosa sedikit saja, maka akan dapat berakibat fatal bagi kehidupan orang lain. Selain itu, seorang asesor harus mampu mengambil kesimpulan dari interpretasi yang dilakukan terhadap permasalahan yang diungkapkan klien.
Beberapa uraian yang telah disebutkan di atas sangat erat hubungannya dengan teori yang diungkapkan oleh Anastasi (2007) dan Marnat (1999) terkait dengan syarat-syarat seorang asesor sebagai berikut ::
1. Memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman ter-supervisi yang memadai
2. Mampu memilih alat tes yang sesuai dengan tujuan pengetesan & orang yang di-tes
Mampu mengevaluasi alat tes (kelebihan & kelemahan terkait: norma, validitas, reliabilitas, riset
4. Peka terhadap kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi hasil tes (variasi instruksi, tingkatan rapport, mood testee, waktu pelaksanaan)
5. Menarik kesimpulan atau membuat rekomendasi dengan mempertimbangkan informasi lain yang terkait
6. Memiliki pengetahuan yang luas tentang perilaku manusia
7. Menyadari batas-batas kompetensi & keahlian diri mereka sendiri.
Semua keterampilan yang disyaratkan untuk dimiliki seorang asesor akan dapat dicapai apabila asesor mampu memadukan pengetahuan teoritik dan praktis terapan. Untuk bisa mendapatkan semua itu maka seorang asesor harus memperbanyak jam terbang dan selalu melakukan sertifikasi ataupun menambah pengetahuan yang dimilikinya dengan berbagai cara. Hal lain yang tidak boleh dikesampingkan oleh asesor adalah kode etik psikologi yang sangat penting untuk dijaga dan dilaksanakan.
Selengkapnya...

Kesehatan Mental, Optimis..
06.07 | Author: alinaksi ahmad




SEKILAS TENTANG KESEHATAN MENTAL

Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.
Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan, dsb. Akan tetapi lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.
Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak bersemangat.
Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah dianalisa, dicari sebab-sebab yang dimenimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lain. Mempunyai kesehatan mental yang baik juga berarti mempunyai perasaan positif tentang diri sendiri, mampu menyelesaikan masalah dan tekanan hidup sehari-hari, dan bisa membentuk dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Kesehatan mental menurut Zakiah Darajat dalam buku Kesehatan Mental mengemukakan bahwa kesehatan mental merupakan pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindarnya dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Secara luas Zakiah Dradjat memberi batasan tentang kesahetan mental mencakup dari semua batasan yang pernah ada yaitu : terhindarnya seseorang dari gangguan dan pnyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan biasa, adanya keserasiaan fungsi-fungsi jiwa (tidak adanya konflik) dan merasa dirinya tidak berharga, berguna dan bahgia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptomal mungkin, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemapuan dirinya, juga memilki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakatserta lingkungan dimana ia berada.
Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah. Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu ; perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini semua tergolong kepada gangguan jiwa, sedangkan sakit jiwa adalah jauh lebih berat.
Dalam sosialisasi yang dilakukan PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) dan IPK (Ikatan Psikologi Klinis) Surabaya dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia ( World Mental Health ), yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2007 yang lalu di sebutkan bahwa paling tidak, satu dari lima orang dalam satu populasi terganggu kesehatan mentalnya.
Mempunyai masalah kesehatan mental tak ubahnya dengan masalah kesehatan fisik. Sangat penting untuk mengenali gejala-gejala, menemukan cara untuk mengatasinya, dan melakukan langkah-langkah untuk melindungi diri dari berbagai masalah yang terkait dengan kesehatan mental. Mengabaikan masalah kesehatan mental pada diri sendiri atau orang lain, tidak akan membuat hal itu akan berlalu dengan sendirinya. Kenyataannya, perlahan atau cepat akan membuat keadaan bertambah buruk, paling tidak menurunkan kualitas hidup.

PEMBAHASAN

Dalam sebuah hadis yang mahsyur di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan, “Dalam diri seseorang ada segumpal daging, yang apabila itu baik, maka baiklah seluruh perbuatannya. Apabila itu buruk, maka buruklah perbuatannya.”
Hal ini mengindikasikan bahwa hati memiliki titik sentral dalam diri manusia. Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang manusia, dapat mencerminkan hati dan pribadi orang tersebut.
Dalam konsep Islam, hati manusia dapat teridap penyakit yang tiap jenis penyakit penyakit dapat menimbulkan dampak dan bentuk perilaku yang berbeda pula. Pada makalah ini, kelompok kita akan memfokuskan pembahasan pada masalah “optimisme”. Mengingat begitu pentingnya masalah optimisme ini, kami akan melakukan pembedahan masalah optimisme sedalam yang kami mampu. Optimisme begitu vital dalam kehidupan manusia, karena tanpa adanya optimisme, manusia niscaya tidak akan pernah berkembang, tidak akan memiliki motivasi, dan manusia tidak akan pernah dapat mengaktualisasikan dirinya.

OPTIMISME
Konsep yang akan dibahas dalam makalah ini adalah konsep optimisme yang bisa dipersamakan dengan konsep Islam yang disebut dengan ar raja’. Kata ar raja’ dalam bahasa arab berarti harapan. Apabila dihubungkan dengan konsep optimisme, maka ini sangat berkaitan erat dengan apa ang akan kita bicarakan.
Masalah ar raja’ membawa kita berhadapan dengan sebuah pertanyaan, “Mengapa optimisme diharuskan bagi Umat Islam, dan hal itu juga memiliki kebenaran yang objektif, mengapa demikian?” Untuk mendapatkan jawabannya, pertama kita akan mengarahkan pandangan kita pada sepercik pengertian optimis yang bisa disebut ar raja’ . Optimis merupakan perasaan tenang dalam diri seseorang menunggu (mengharapkan) sesuatu yang disukai olehnnya. Akan tetapi perasaan ini harus berdasarkan suatu alasan yang dapat diraih melalui penyebabnya. Jika tidak ada penyebab (jalan) untuk meraihnya, maka disebut angan-angan, karena sesungguhnya manusia itu apabila menunggu sesuatu tanpa penyebab, bukan disebut sebagai orang yang optimistis, melainkan orang yang berangan-angan alias melamun. (Al Munajjid, 2006)
Adapun sesuatu yang mempunyai penyebab, sedang orang yang bersangkutan menunggu hasil yang sisukainya berkat karyanya, maka hal seperti inlah yang disebut optimism/harapan. Sikap raja’ banyak diibaratkan oleh ulama salaf dengan petani yang rajin. Ia membajak tanahnya, menyemai bibit, menanamnya, memupuknya, mengairinya, memeliharanya, menjaganya dari hama, serta mencabuti rumput dan gulma. Setelah itu, ia berharap Allah menghasilkan rezeki dari usaha pertaniannya tersebut. Inilah orang yang bersikap raja’.
Optimisme timbul dari rasa gembira dengan kemurahan Allah dan karunia-Nya serta perasaan lega menanti kemurahan dan anugerah-Nya karena percaya akan kemurahan Tuhannya. Perassan inilah yang memacu hati manusia untuk sampai ke negeri yang dicintai, yakni surga.
Helen Keler yang merupakan seorang penulis tuna netra dan aktivis politik Amerika memberikan benih-benih pikirannya dalam membahas masalah optimisme yaitu, menurutnya optimisme adalah keyakinan yang menggiring kamu untuk meraih prestasi. Tidak ada yang bisa kamu lakukan tanpa harapan dan keyakinan. Oleh sebab itu optimisme merupakan suatu bentuk sikap yang sangat perlu tertanam pada jiwa setiap muslim, sebab dengan adanya sikap optimis dalam relung jiwa seorang manusia pasti dapat menjadikan manusia lebih giat lagi beribadah pada Allah SWT dan lebih percaya diri untuk menuju kesuksesan dan kebahagian dunia dan akhirat. Sebaliknya jika manusia tidak mempunyai sifat optimis, maka dia akan terkekang dan terpenjara dalam kerangkeng pesimstis yang memonopoli jiwa manusia, sehingga melahirkan suatu sifat keputusasaan akan rahmat Allah SWT.
Optimisme adalah lawan kata dari putus asa. Putus asa timbul karena luputnya rahmat Allah dan tiada kemauan hati untuk mencapainya. Sikap ini merupakan perbuatan durhaka. Sehubungan dengan hal ini, Allah telah berfirman : qs, Yusuf, 87. “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”
Sehubungan dengan ayat ini al-Qurtubi ( 1214 - 1273), seorang ahli tafsir mengomentari realita tersebut dengan kalimat, ”Bahwa sesungguhnya orang mukmin itu selalu mengharapkan kelapangan dari Allah SWT, sedang orang kafir berputus asa saat dalam kesulitan. Ayat ini menunjukan bahwa putus asa dalam berharap sesuatu yang baik adalah dosa besar.” Di samping itu, putus asa dapat mengakibatkan munculnya angan-angan, khayalan, lamunan belaka dalam diri manusia. Pada akhirnya, dia akan menjadi malas atau tidak mau memperjuangkan apa yang dia inginkan, maka dia akan menjadi orang yang benar-benar pailit (bangkrut) dunia dan akhirat. Sehubungan dengan ini Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa : 123, yang artinya, “(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalsan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”
Berkenaan dengan masalah pesimisme, L.P. Jack menyatakan: “Orang pesimisme melihat kesulitan dari setiap peluang; sementara orang optimisme melihat peluang dari setiap kesulitan.” Lazimnya, jika kita tilik secara mendalam, bahwa faktor yang paling menonjol dari penyebab orang putus asa biasanya dikarenakan adanya masalah atau problematika dalam kehidupannya, seperti; terhimpitnya masalah ekonomi, konflik dalam rumah tangga, patah hati, tak kunjung tibanya kesuksesan atau selalu gagal dalam melakukan sesuatu, dan lain sebagainya. Realita telah membuktikan hal semacam itu bila berlarut-larut kerap memicu rasa frustasi, yang dapat melahirkan kesedihan, kegelisahan, dan kecemasan, yang tidak akan pudar. Krisis yang dialami orang-orang seperti ini merupakan sebuah jalan keuguncangan jiwa yang tidak dapat tertata. Sehingga tidak ada jalan kebenaran yang menghampirinya.
Fenomena seperti ini merupakan sebuah kasus guncangan jiwa yang secara lambat atau cepat yang akhirnya menemukan perdebatan yang tidak layak bagi dirinya. Sehingga dapat mengakibatkan orang menjadi lupa diri dan dapat menimbulkan dampak negatif yang sangat fatal, implikasi itu biasanya orang sering sekali melakukan tindakan yang tidak disukai oleh Allah SWT, yaitu bunuh diri (suiside). Namun, kebanyakan orang sejenis ini disebabkan keputusasaannya yang sudah tidak terbendung lagi. Apalagi kalau setan sudak merasuk/meracuni otaknya, agar dia terjerumus ke dalam jurang kenistaan, kekufuran, dan kesesatan.
Kalau kita lihat dari kasus-kasus gangguan jiwa yang mengakibatkan orang bunuh diri. Di Cina pada tahun 1998 bahwa bunuh diri menjadi pemicu utama kematian terbesar penduduk usia 15 sampai 31 tahun. Di Negeri itu, bunuh diri menyalip kecelakaan lalu lintas sebagai pemicu kematian di usia muda, urutan ketiga di tempati kanker dan penyakit lain. Di Eropa bunuh diri menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas disusul kanker. Berdasarkan catatan WHO (World Health Organization) sebanyak 450 juta orang di muka bumi ini mengalami gangguan mental (mental disorder), 150 juta orang mengalami depresi atau gangguan jiwa berat, 25 juta orang mengalami Skizofrenia, dan setiap tahunnya, satu juta orang bunuh diri akibat gangguan mental.
Di Indonesia orang yang mengalami gangguan mental sebesar 10 sampai 15 persen jumlah penduduk alias 22 sampai 23 juta orang, mereka ada di mana-mana dan jumlahnya lebih besar dari itu. Studi World Bank pada tahun 1995 dibeberapa Negara menunjukan bahwa gangguan jiwa menyumbang 8,1 persen terhadap hilangnya hari-hari produktif atau disability adjusted life years (DALY’s) dari kelompok global byrden of disease. Angka ini lebih tinggi daripada dampak yang disebabkan tubercolosis (7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen), dan malaria (2,6 persen).
Ketua Federasi Psikiater ASEAN, Dr. Pandu Setiawan SpKJ Psych mengatakan, “Tak diragukan bahwa gangguan jiwa berpengaruh terhadap produktivitas dan daya kreatifitas seseorang. Mereka tak bisa konsentrasi dan banyak membuat kesalahan.” Di Indonesia pada tahun1997, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat hilangnya waktu produktif lantaran gangguan jiwa mencapai Rp 31,9 triliun atau sepersepuluh dari jumlah APBN. Pada tahun 2000 di Inggris kerugian akibat mental disorder mencapai sembilan miliar poundsterling. Angka ini dihitung berdasarkan ongkos pengobatan, kematian (bunuh diri), serta menurunnya produktifitas.
Penyakit jiwa jelas menimbulkan kerugian tak sedikit, sayangnya ini tak pernah disadari oleh para politisi. Padahal jauh-jauh hari WHO telah mengingatkan. WHO mencatat, bahwa hingga saat ini penyebab dissabilitas nomor satu di dunia adalah gangguan jiwa unipolar deppresive, dan pada UU no 23 tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari hal tersebut tersirat kesehatan jiwa merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Adapun indikator untuk mengenali ciri-ciri jiwa yang sehat, merasa senang terhadap diri sendiri, mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda, memiliki tujuan hidup yang realistis, merasa nyaman berhubungan dengan orang lain, dan mampu memenuhi tuntunan hidupnya. (REPUBLIKA, “Yang Terpinggirkan” sabtu 1 Juli 2006, hal. 22)
Di sisi lain orang yang putus asa atau mengalami gangguan jiwa tapi tidak melakukan tindakan bodoh (bunuh diri) biasanya dia hanya mengalami sedikit guncangan mental yang dapat mengakibatkan dia menjadi tidak berdaya dan patah semangat dalam melakukan sesuatu tindakan. Akan tetapi, dalam hal ini ada sebuah surat dalam al-Qur’an, yang dapat memberikan motivasi kepada orang bersangkutan, agar lebih semangat,dan optimis. Allah SWT berfirman,
“Bukankah Kami telah melapangakan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS. Al Insyiroh: 1-8)

Sedangkan untuk tingkatan-tingkatan yang diperlukan guna merealisasikan sikap optimisme adalah sebagai berikut:
1. Senantiasa mengingat limpahan karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada hamba pada waktu-waktu terdahulu.
2. Sanantiasa mengingat janji Allah berupa pahala-Nya yang berlimpah dan kmurahan sserta kedermawan-Nya yang sangat besar tanpa meminta terlebih dahulu oleh seorang hamba.
3. Hendaklah sseseorang selalu mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan berkenaan dengan urusan agama, kesehatan badan, dan urusan dunia pada masa sekarang.
4. Senantiasa mengingat luasnya rahmat Allah, dan bahwa rahmat Allah itu senantiasa mendahului murka-Nya.
Orang yang memiliki sikap optimis ialah orang yang mempunyai kelestarian dalam menjalankan ketaatan lagi menegakan semua yang dituntut oleh keimanannya. Dia berharap agar Allah tidak memalingkannya, menerima amalnya, dan tidak menolaknya, serta melipatgandakan pahala-Nya dan melimpakan imbalan. Dia berharap demikian dengan mengerjakan semua penyebab yang mampu dilakukannya seraya berharap beroleh rahmat Tuhannya. Optimis adalah obat penawar yang diperlukan bagi dua macam orang, yaitu:
1. Orang yang disukai oleh rasa putus asa, sehingga meninggalkan ibadah, dan tiba dia bertekad bahwa mengerjakan ibadah tidak membawa faedah apapun.
2. Orang yang dikecam rasa takutnya, sehingga merugikan dirinya dan juga keluarganya.ketakutan yang melanda dirinya telah melampui batas kewajaran sehingga dia memerlukan kestabilan dan harus dibantu dengan sesuatu yang yang dapat menimbulkan keseimbangan dalam dirinya, yaitu dengan menumbuhkan rasa optimism yang merupakan kondisi normal bagi seorang yang beriman.
Sebagian orang memang ada yang terobati bila diajak bicara tentang hal-hal yang dapat menumbuhkan optimisme dalam dirinya. Akan tetapi, ada orang yang diberikan terapi dengan menanamkan benih-benih optimisme dalam dirinya tidak akan member guna apa pun selamanya. Yaitu, orang-orang yang pendurhaka, terperdaya, lagi suka berangan-angan kepada Allah, sementara dia enggan menyembah-Nya. Orang semacam ini harus diberikan terapi yang lebih menakutkan, dengan cambukan peringatan yang menakutkan dan ditakut-takuti dengan kematian, karena dia adalah orang yang suka berangan-angan, meremehkan kewwajiban, dan melampui batas. Hal ini penting untuk diperhatikan para juru nasehat dan para da’I dan juga para psikolog.
Seorang ulama telah mengatakan: “seorang juru nasihat diharuskan bersikap lembut dalam berbicara kepada pasien seraya memperhatikan celah-celah kelemahan yang ada dan mengobati setiap penyakit dengan terapi yang sesuai. Namun demikian, pada masa sekarang tidak layak lagi menggunakan cara yang lunak dengan memberikan terapi pemberian optimism kepada semua orang. Seorang juru nasehat hanya baru menyebutkan hal-hal keutamaan dan berbagai kisah yang menumbuhkan sikap optimism, manakala yang menjadi tujuannya adalah memikat hati para pasien guna memperbaiki kondisinya. Dan sahabat Rasulullah saw yang terkemuka, yaitu Ali ra pernah mengatakan: “sesungguhnya orang yang ‘alim itu hanyalah orang yang tidak membuat orang lain putus asa dari rahmat Allah dan tidak pula membuat mereka merasa aman dari pembalasan Allah”.

BUAH SIKAP OPTIMISME

Optimisme sangat berguna dalam kehidupan kita, diantara manfaat yang dapat kita rasakan dengan adanya optimisme dalam hidup adalah sebagai berikut,
1. Menumbuhkan kemauan dalam diri untuk merealisasikan amalan dengan kerja keras.
2. Menumbuhkan kemauan untuk melestarikan ketaatan, sekalipun kondisinya berubah-ubah.
3. Hamba yang bersangkutan akan merasa senang dengan melestarikan diri menghadap kepada Allah, merasa nikmat dengan bermunajat kepada-Nya, dan memelas dalam meminta kepada-Nya dengan permintaan yang mendesak.
4. Sikap hamba yang bersangkutan akan terlihat sangat berhajat kepada Tuhannya dan bahwa dia merasa tidak dapat terlepas dari karunia dan kebijakan-Nya barang sekejap mata pu.
5. Sesungguhnya Allah menyukai bila para hamba meminta kepada-Nya, berharap kepada-Nya, dan mendesak kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia adalah Maha Pemurah lagi Mahamulia. Dan orang yang tidak berharap kepadaa-Nya, Maka Dia akan murka. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa diantara buah optimism ialah terhindar dari murka Tuhan.
6. Siakp optimis tak ubahnya bagaikan pemacu seorang hamba yang memberinya semangat dalam perjalanan menuju kepada Allah.
7. Bersimpuh di hadapan pintu kecintaan Allah dan merebahkan diri di hadapan-Nya. Semakin bertambah keras optimisnya semakin sang hamba dapat meraih apa yang diharapkannya, maka semakin cinta mereka kepada Allah dan semakin merasa puas dengan-Nya.
8. Sikap optimis akan membangkitkan seorang hamba untuk menempati kedudukan bersyukur akan nikmat-Nya.
9. Sikap optimis akan memastikan seorang hamba untuk lebih mengenal asma-asma dan sifat-sifat Allah.
10. Apabila kalbu seorang hamba menggantungkan harapannya kepada Tuhannya, niscaya Allah akan memberikan kepadanya apa yang diharapkan, dan hal ini akan menambah semangat hamba untuk lebih menghadapkan diri kepada Tuhannya.
11. Sesuai dengan kadar optimism dan rasa takut seorang hamba, maka kelak akan mendapatkan kenikmatan yang mereka dambakan di akhirat, yaitu mendapatkan Ridho Allah, surge, dan dapat bertemu Allah di surga.

BERBAGAI MACAM OPTIMISME

Optimisme dibagi ke dalam tiga macam, dua macam diantaranya terpuji, sedang yang lain merupakan jenis memperdaya dan tercela.
1. Optimisme seseorang yang dibarengi dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah berdasarkan penerangan dari Allah; tiada lagi yang ditunggunya selain pahal Allah.
2. Seseorang yang berbuat banyak dosa, kemudian bertobat, maka tiada lagi yang diharapkannya selain ampunan Allah.
3. Seseorang yang berkelanjutan dalam sikapnya yang melampui batas, tenggelam dalam kemaksiatan dan keburukan, lalu dia mengharapkan rahmat Tuhan dan ampunan tanpa amalan. Optimism ini jelas merupakan sikap menipu diri sendiri, berangan-angan, dan menaruh harapan kosong, dan selamanya tidak bias disebut sikap optimisme yang terpuji.

TINGKATAN-TINGKATAN OPTIMISME

1. Tingkatan pertama
Optimisme yang menggugah seorang hamba untuk berusaha keras dalam ibadahnya, bahkan dapat menumbuhkan kenikmatan beribadah betapapun beratnya dan betapapun sulitnya ibadah tersebut dan ia rela meninggalakan semua larangan. Barang siapa mengetahui bobot sesuatu yang dicarinya, akan terasa ringanlah baginya semua pengorbanan yang dialaminya demi meraihnya; dan barang siapa yang mengharapkan keuntungan yang besar dalam perjalannanya, akan terasa ringanlah baginya penderitaan yang dialami dalam perjalannanya.
2. Tingktan kedua
Orang-orang yang berjuang melawan hawa nafsunya dengan meninggalkan kebiasaan semulanya, lalu mengganti dengan kebiasaan yang lebih baik daripada yang semula, maka optimisme mereka untuk meraih tujuan akan akan dijalinya dengan semangat yang tinggi.
3. Tingkatan ketiga
Optimisme orang-orang yang memiliki hati nurani untuk bersua dengan Allah dengan perasaan sangat merindukan-Nya; inilah optimisme yang dapat melakukan zuhudnya secara sempurna terhadap perkara duniawi. Optimisme ini termasuk jenis yang paling tinggi.

PENUTUP

Demikanlah pembahasan kelompok kami berkaitan dengan kesehatan mental berupa optimisme. Hal yang harus kita ingat adalah bahwasanya kesehatan mental seseorang tidaklah hanya mencakup satu aspek saja. Melainkan banyak aspek yang harus terpenuhi agar seseorang dapat diberi predikat manusia yang sehat secara mental. Manusia tidak ada yang diciptakan secara sempurna (tidak memiliki “cacat”). Setiap manusia pasti memiliki kelemahan dan kekurangan dalam dirinya. Kekurangan ini harusnya dapat memecut semangat dan motivasi kita agar kita dapat menjadi lebih sempurna. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah saw, bahwa barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Sementara orang yang hari ini sama saja dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka.
Hal lain yang harus kita garis bawahi adalah bahwa sikap optimis adalah suatu senjata yang sangat ampuh dalam menghadapi masa yang akan datang. Karena tanpa adanya sikap optimis, maka individu akan menjalani setiap hari dan setiap kejadiaanya dengan penuh kebijaksanaan.




REFERENSI

Al Munajjid, Muhammad Bin Shalih, Silsilah Amalan Hati, terjemahan Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi Lc, Bandung: Irsyad Baitussalam, 2006.
Aspek Psikologis Muhasabah dan ImplikasinyaTerhadap Kesehatan Mental, Jurnal Tazkiya Vol. 2 No. 3, Desember 2002.
Majalah NIKAH, Volume 7; 5 Juli – 15 Agustus 2008
Seligman, Martin E.P. ,Menginstal Optimisme, terjemahan Budhi Yogapranata, Bandung: Momentum, 2008.
Wijaya, Ahsin, Fikih Kesehatan, Jakarta: Amzah, 2008.
http://hidayahfikri.wordpress.com/?m=artikel&page=detail&page=&no=64
http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=64
http://bawsa.blogspot.com/2008/06/ar-raja.html
Selengkapnya...

Technostructural Intervention
05.51 | Author: alinaksi ahmad


Intervensi


Dalam suatu organisasi atau perusahaan pasti akan dijumpai beragam permasalahan. Permasalahan itu bisa jadi satu penghambat bagi kinerja organisasi atau perusahaan tersebut, tetapi bisa juga menjadi suatu stimulus yang menjadikan perusahaan atau organisasi menjadi lebih maju apabila mampu menyikapinya dengan baik. Cara menyikapinya adalah dengan menggunakan intervensi yang tepat bagi pemasalahan tersebut.
Intervensi dalam pengembangan dimaksudkan untuk menetapkan cara-cara apakah yang patut dipergunakan untuk merencanakan perbaikan berdasarkan masalah yang ditemukan dalam proses diagnosa dan pemberian umpan balik. Intervensi berarti keikutsertaan klien dan konsultan bersama-sama merencanakan proses perbaikan berdasarkan atas masalah yang di jumpai dalam proses diagnosa perusahaan. Tahap perencanaan intervensi harus diikuti dengan serangkaian konsep yang saling berhubungan satu sama lain. Yaitu antara lain terdiri dari teori, model dan kerangka konsep referensinya.
Intervensi merupakan suatu kegiatan perbaikan yang terencana dalam proses pembinaan organisasi. Intervensi juga merupakan kegiatan yang mencoba masuk kedalam suatu sistem tata hubungan yang sedang berjalan, hadir berada diantara orang-orang, kelompok ataupun suatu objek dengan tujuan untuk membantu mereka (Chris Argyris). Ada suatu pemikiran yang implisit dari pengertian itu yang harus dibuat eksplisit. Pemikiran itu ialah bahwa sistem yang akan diintervensi itu tidak tergantung sama sekali pada pengintervensi.

Kriteria Suatu Intervensi Yang Efektif

Kriteria dari suatu intervensi yang efektif antara lain adanya informasi yang benar dan bermanfaat, kebebasan memilih, dan keterikatan di dalam.

1.) Dengan informasi yang benar dan bermanfaat dimaksudkan segala bahan keterangan tentang masalah organisasi yang diperoleh ketika proses diagnosa. Bahan keterangan tersebut bukan karangan dari konsultan atau klien melainkan benar-benar terjadi dan berlaku secara nyata dalam kegiatan organisasi. Selain itu bahan keterangan tersebut berkaitan dengan persoalan yang sedang dipecahkan, sehingga bahan keterangan tersebut bermanfaat bagi perbaikan organisasi. Oleh karena itu tugas pertama bagi konsultan ialah mencari informasi yang benar dan bermanfaat tersebut. Kalau tugas ini tidak berhasil dilaksanakan, artinya konsultan tidak memperoleh data yang benar dan relevan kiranya sulit bisa dilakukan intervensi yang tepat.

2.) Dengan kebebasan memilih dimaksudkan bahwa tempat pembuatan suatu keputusan itu terletak pada posisi klien. Klien sama sekali bebas memilih alternatif dalam pembuatan keputusan. Ia tidak tergantung kepada konsultan. Tidak ada suatu tindakan atau alternatif tindakan yang datang secara otomatis, tersusun rapi tinggal dipakai, atau dipaksa untuk dipakai. Dengan demikian kebebasan memilih ini ditekankan bahwa tidak ada paksaan pada klien untuk memilih dan membuat keputusan.

3.) Dengan keterikatan kedalam dimaksudkan untuk memberikan penekanan bahwa klien mempunyai tanggung jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan dari rencana atau keputusan yang telah dibuat. Klien yang telah dengan bebas membuat keputusan untuk perbaikan organisasi dengan cara tertentu, maka dalam hal ini dia bertanggung jawab untuk mau melaksanakannya. Keterikatan ini sangat penting artinya, karena inti usaha pembinaan organisasi terletak pada keterikatan orang-orang yang terlibat sejak awal sampai usaha pembinaan organisasi itu selesai.
Dengan tiga kriteria diatas kita dapat menangkap bahwa proses intervensi itu memang sangat tergantung pada proses diagnosa. Dengan kata lain proses pengumpulan data akan banyak mewarnai kegiatan intervensi yang akan dijalankan. Proses intervensi bukanlah berdiri sendiri. Dengan demikian perencanaan intervensi yang tidak berdasarkan proses pengumpulan data atau diagnosa, maka intervensi seperti itu kurang logis.

Bentuk – bentuk intervensi

Ada banyak sekali model intervensi yang dikenal dalam pengembangan organisasi. Beberapa diantaranya adalah :
1. Model intervensi individu dan interpersonal
2. Model intervensi human resource management
3. Model intervensi teknostruktural
Akan tetapi, untuk memperdalam pembahasan maka model yang akan dibahas pada makalah ini adalah model intervensi teknostruktural.

Intervensi Teknostruktural

Adalah sebuah model intervensi dalam pengembangan organisasi yang menggunakan pendekatan teknologi dan struktural dalam prosesnya. Intervensi Teknostruktural menekankan pada peningkatan efektivitas organisasi dan pengembangan sumber daya manusia dengan berfokus pada teknologi dan struktur organisasi. Intervensi ini berakar dari bidang teknik, sosiologi, dan psikologi yang dikombinasikan dengan system sosio-teknis, analisis pekerjaan, dan desainnya. Jenis intervensi ini sangat bergantung pada pendekatan berbasis deficit, yaitu gagasan utamanya adalah untuk memecahkan masalah. Menurut Cummings dan Worley (2001) pendekatan teknostruktural memfokuskan pada peningkatan teknologi organisasi (misalnya metode penugasan dan desain pekerjaan) dan struktur (misalnya pembagian kerja dan hirarki) (Kormanik (2005).
Intervensi Teknostruktural bertujuan untuk:
1. Meningkatkan konten kerja, metode kerja, dan hubungan antara pekerja.
2. Mengurangi biaya produksi dengan mengganti bahan, metode, peralatan, dan desain alur kerja yang tidak efisien, serta tenaga kerja yang tidak perlu dengan teknologi yang lebih efisien.


Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam intervensi teknostruktural:
1. Restrukturisasi
2. Downsizing
3. Reengineering
4. Quality Circles
5. Total Quality Management
6. Work Design,
dan yang akan kita coba bahas adalah pendekatan teknostruktural dengan cara work design.

Work Design

Dalam pendekatan work design ini ada tiga teori yang dapat digunakan yaitu,

1. The engineering approach : fokus terhadap efisiensi dan simplikasi gaya kerja lama menjadi modern dan lebih efisien. Gaya kerja yang lebih simple dan efisien akan lebih mudah dalam memaksimalkan waktu dan tenaga kerja. Sehingga perusahaan dapat memaksimalkan tenaga kerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah perusahaan tetapkan.

2. Motivational theories : melakukan pendekatan yang berguna untuk membantu dan meningkatnkan motivasi pegawai. Sehingga pegawai mampu terus menjaga motivasinya dalam bekerja untuk mencapai target yang telah di tetapkan perusahaan. Motivasi sangat penting bagi terciptanya hasil kerja dan produktivitas yang maksimal. Motivasi dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu aspek penting motivasi adalah keadaan psikologis dari orang tersebut.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan pegawai adalah dengan memperkaya pekerjaannya. Menurut model Hackman dan Oldman, ada beberapa hal yang perlu diperkaya bagi seorang pegawai yaitu,

- Skill variety (Variasi keterampilan), yaitu dengan meningkatkan jumlah keterampilan yang dimiliki terkait dengan pekerjaannya. Misalkan seorang penjaga toko, maka ia dilatih agar mampu menjadi kasir, pelayan, dan juga petugas.
- Task identity ( identitas tugas), sejauh mana individu melakukan tugasnya. Misalkan seorang pekerja yang memeriksa keseluruhan mesin pesawat, sasis, pengereman, dan juga elektrik pesawat akan lebih merasa puas dibandingkan dengan pegawai yang hanya bertugas memeriksa bagian penegereman saja.
- Task significance (signifikansi tugas), pekerjaan yang dilakukan berdampak pada pekerjaan orang lain. Misalkan pekerjaan seorang perawat akan juga berdampak pada penanganan dokter yang menjadikan pasien menjadi cepat pulih.
Dalam proses pengayaan pekerjaan tentunya juga akan menghadapi hambatan-hambatan. Beberapa hambatan yang akan dihadapi adalah,

a. Masalah teknis
Teknologi sebuah organisasi dapat menjadi suatu penghambat pengayaan sebuah organisasi.

b. Sistem personil
Sistem personil dapat membatasi pengayaan pekerjaan. Deskripsi pekerjaan formal yang didefinisikan secara kaku dan membatasi fleksibilitas dalam mengubah tugas-tugas pekerjaan pegawai. Sebagai contoh, banyak serikat perjanjian sempit seperti deskripsi pekerjaan antara manajemen dan serikat buruh.

c. Sistem kontrol
Sistem kontrol, seperti anggaran, laporan produksi, dan praktik akuntansi, dapat membatasi kompleksitas dan tantangan pekerjaan di dalam sistem. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang bekerja pada sebuah kontrak pemerintah mungkin memiliki prosedur kontrol kualitas yang terlalu ketat.

d. Sistem pengawasan
Supervisor menentukan untuk sebagian besar jumlah otonomi dan umpan balik yang bawahan dapat pengalaman. Sejauh pengawas menggunakan kontrol yang terkait dengan pekerjaan, maka pekerjaan yang dilakukan akan sulit
Ketika kendala-kendala pelaksanaan ini telah diatasi, maka efek pengayaan pekerjaan akan menjadi kuat dan tahan lama apabila didukung oleh praktek-praktek organisasi lain, seperti yang berkaitan dengan pelatihan, kompensasi, dan supervisi.

3. Sociotechnical systems methods : teknik pengembangaan kemampuan bersosial pegawai dalam bekerja sehingga dapat membentuk group kerja yang efisien. Apabila pegawai memiliki kemampuan berkerjasama yang baik, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam hal efisiensi pegawai.
Pendekatan ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian social, termasuk di dalamnya adalah performa pekerja dan hubungan diantara mereka, dan bagian teknik berupa peralatan, alat, serta teknik mereka dalam melkukan performansi. Sosioteknikal system memiliki dua komponen sehingga memiliki dua hasil juga. Teknis menghasilkan barang dan jasa, sedangkan social menghasilkan kepuasan kerja dan komitmen.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada pendekatan ini, diantaranya adalah,

- self managed work teams
Adalah aplikasi yang paling umum dari pendekatan STS. Cara yang dilakukan adalah dengan mengatur diri sendiri dalam kinerja tim kerja, desain kerja ini terdiri dari anggota pelaksana tugas-tugas yang saling terkait. Mereka mengendalikan anggota perilaku tugas dan membuat keputusan tentang tugas tugas yang dilakukan. model ini didasarkan terutama pada pengalaman dengan tim yang melakukan pekerjaan sehari-hari organisasi (tim kerja), yang juga memiliki relevansi dengan desain tim lain, seperti tim pemecahan masalah, manajemen tim, lintas fungsional mengintegrasikan tim, dan karyawan keterlibatan tim.


- Team task design
Adalah tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu, konsekuensi dari tim atas apa yang telah mereka kerjakan. Ketika satu tim berhasil mengerjakan tugasnya, maka mereka akan melihat bahwa kontribusi mereka nyata dalam mengembangkan dan memajukan organisasi.
Keberhasilan dari metode sosioteknikal ini juga dipengaruhi oleh faktor intervensi dari kelompok dan dukungan dari organisasi atau perusahaan tempat mereka berada. Tanpa adanya dorongan dari dua faktor tersebut, maka metode ini akan sulit untuk berhasil.

Wallahu a’lam…
Selengkapnya...


“.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. Al Baqarah 216)

Seperti judul tulisan yang tertera di atas, mengapa aku tak mendapatkan apa yang aku inginkan? Maka seperti itulah gambaran pertanyaan kebanyakan orang dalam menjalani hidupnya saat ini. Tidak heran apabila saat ini banyak orang yang merasa selalu kekurangan dalam hidupnya, merasa hidup sendiri dan tak ada yang menemani. Mereka merasa apapun yang telah mereka terima tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Jika pikiran semacam itu merasuk untuk menjadi bahan pemikiran dan kemudian bisa melecutkan diri menjadi lebih baik, tentu pikiran-pikiran itu menjadi bermanfaat, akan tetapi apabila pikiran-pikiran semacam itu manjadi sebuah penyesalan, kemarahan, bahkan keputusasaan, maka sudah barang tentu semua itu hanya akan menjadi penyakit dalam diri kita.

Belum menjadi seorang muslim sejati apabila dalam pribadinya tumbuh bibit penyakit hati. Penyakit hati bisa tumbuh dari berbagai macam bibit, salah satu bibit yang berbahaya adalah perasaan kurang yakin dan berburuk sangka kepada Allah Swt. Dengan penyakit ini, manusia akan selalu merasa bahwa Allah Swt. tidak pernah sayang kepadanya. Allah Swt.tidak mau memberi hamba-Nya nikmat dan Allah Swt. itu jahat. Ketika penyakit ini merasuk dalam diri seseorang, maka nafsu jahat dalam diri manusia sedang berpesta pora menyambut kedatangan teman baru mereka, dan ia adalah keserakahan.

Sifat serakah seringkali menjalar dalam diri tanpa bisa dideteksi dengan alat apapun selain kesucian hati. Dengan sifat serakah manusia akan tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Memang boleh apabila kita merasa tidak puas dengan apa yang kita dapatkan, terutama dalam hal ilmu dan ibadah, tetapi tidak pada nikmat Allah Swt. kita tidak boleh menghujat Allah Swt. dengan mengatakan bahwa Allah Swt. tidak pernah memberi apa yang kita inginkan, karena dengan begitu kita sebenarnya telah digiring nafsu jahat dalam diri untuk menjadi seseorang yang kufur nikmat, naudzubillah.

Sebenarnya, apabila kita mampu mengkaji lebih dalam tentang semua yang diberikan Allah Swt., maka kita akan bisa merasakan betapa rahman dan rahim Allah Swt. yang begitu melimpah. Allah Swt. selalu memberi apa yang terbaik di hadapan Allah bagi makhluk-Nya. Kebanyakan manusia selalu menilik apa yang diberikan Allah Swt. dengan kacamata nafsu mereka, bukan dari hikmah yang ada dibaliknya. Dengan jelas Allah telah menjelaskan dalam surat al Baqarah ayat 216 bahwa Allah Swt. selalu memberi yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, karena hanya Allah Swt. lah yang paling mengerti tentang apa-apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Bisa jadi kita membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita, dan bisa jadi ketika kita menyukai sesuatu, padahal ternyata ia amat buruk bagi kita.

Sebuah analogi sederhana, adalah cerita tentang seorang anak bernama Ahmad dan ibunya yang sedang menyulam kain. Sang ibu duduk di atas kursi dan Ahmad duduk di lantai samping kursi ibunya. Ketika sang ibu menyulam, Ahmad bertanya, “ibu, kenapa ibu membuat untaian benang yang begitu rumit dan tidak teratur seperti itu?” sang ibu hanya tersenyum dan terus meyelesaikan sulamannya itu. Tak berapa lama hasil sulamannya pun jadi. Ibu mengangkat dan mendudukkan Ahmad ke pangkuannya. Kemudian sang ibu berkata, “apa yang kamu lihat sekarang Ahmad? ”, dan Ahmad menjawab, “wow, indah sekali sulaman ini bu”. Ahmad takjub ketika melihat pola dari atas yang begitu rapi membentuk gambar bunga, berbeda dengan apa yang ia lihat dari bawah, rumit dan tidak beraturan. Kemudian sang ibu menjelaskan kepada anaknya bahwa apa yang ia lihat adalah perumpamaan hidup kita. Jalan hidup seringkali terasa begitu rumit dan buruk bagi kita, tapi belum tentu di mata Allah Swt. Bisa jadi apa yang kita pandang sebagai sesuatu yang berat dan menyusahkan, ternyata begitu indah di hadapan Allah Swt.

Dari cerita tersebut kita seharusnya bisa lebih memahami bahwa Allah Swt. selalu lebih mengerti apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Semua yang kita terima, entah itu nikmat ataupun musibah hanya merupakan ujian dari Allah Swt. Dalam al Quran surat Al Ankabut ayat 2 Allah Swt. menyampaikan firman yang artinya,”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Jadi, kita tidak perlu risau akan semua ujian itu. Hal yang perlu kita lakukan adalah melakukan apapun dengan sebaik-baiknya. Semua ujian yang diberikan Allah Swt. tidak lain adalah untuk mengetahui siapa yang benar-benar beriman kepada Allah Swt. Dalam lanjutan surat Al Ankabut ayat 3, Allah telah menjelaskan, “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Allah memang tidak akan selalu memberi apa yang kita inginkan, tetapi yakinlah bahwa Allah pasti akan memberi apapun yang kita butuhkan.
Mungkin bertahun tahun sudah aku menengadahkan tangan, tekun berdoa dan berusaha untuk keberhasilan dan kebahagiaan.
Sering aku mengeluh karena banyak harapan yang tidak bisa tercapai.
Namun kini aku harus sadar, ada kalanya niatanku alisasi dan keinginanku tak kudapati, dan aku yakin Allah akan menggantikan dengan yang lain, yang lebih baik.
Aku yakin keberhasilan dan kebahagiaan itu akan menghampiri walaupun mungkin dalam bentuk dan waktu yang lain. Insyaallah...

Wallahu a’lam bisshawab
Selengkapnya...

Tajwid 3
21.48 | Author: alinaksi ahmad

Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Hukum nun sukun (نْ) dan tanwin (ً) terbagi 4, yaitu :
1. Al Idgham
2. Al Izhar
3. Al Iqlab
4. Al Ikhfa’
Berikut ini penjelasannya :


1. Al Idgham

Artinya : Memasukkan, maksudnya memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Al Idgham terbagi 2, yaitu :
• Bi Ghunnah
• Bila Ghunnah
- Bi Ghunnah
Artinya : mendengung
Maksudnya : dimasukkan ke huruf yang lain dengan mendengung
Huruf-hurufnya adalah : Yaa’ (ي), nun (ن), mim (م) dan wau (و)
Bila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf tersebut, maka disebut idgham bi ghunnah
Cara membacanya : dengan dimasukkan kesalah satu huruf di atas, kemudian didengungkan sepanjang 2 harakat.
Contoh :
1. مَنْ يَقُوْلُ: mayy yaquuwlu, disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf yaa’ (ي)
2. مِهَادًا وَالْجِبَالَ: mihaadaww waljibaala, disini fathah tanwin (دً) bertemu dengan huruf wau (و)
- Bila Ghunnah
Artinya : dimasukkan ke huruf yang lain tanpa didengungkan.
Huruf-hurufnya adalah : lam (ل) dan raa’ (ر)
Bila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf di atas, maka disebut idgham bila ghunnah.
Cara membacanya : dimasukkan ke huruf-huruf di atas, dengan tanpa mendengung.
Contoh :
• مِنْ رَبِّكَ: mirr rabbika, disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf raa’ (ر)
• خَيْرٌ لَكُمْ: khoyrullakum, disini dhommah tanwin (رٌ) bertemu dengan huruf lam (ل).

2. Al Izhar

Artinya : Menampakkan, menjelaskan
Maksudnya adalah cara membacanya harus jelas, tidak samar-samar, tidak mendengung, tetapi jelas pengucapan nun sukun atau tanwin pada huruf izharnya.
Huruf-huruf al izhar adalah : hamzah (ء), ha (ه), ‘ain (ع), ghain (غ), kha’ (ح), dan kho’ (خ)
Bila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf-huruf tersebut maka namanya adalah al izhar.
Cara membacanya adalah : harus jelas nun sukunnya atau tanwinnya, sebagaimana jelasnya huruf-huruf izharnya.
Contoh :
• مَنْ ءَامَنَ: man aamana, disini nun sukun (نْ) bertemu huruf hamzah (ء)
• يَنْهَوْنَ : yanhauwna, disini nun sukun (نْ) bertemu huruf ha (ه)
• مِنْ هَاد : min haad, disini nun sukun (نْ) bertemu huruf ha (ه)

3. Al Iqlab

Artinya : Dibalik
Maksudnya adalah cara membacanya dibalik (dirubah dari nun sukun atau tanwin ke mim)
Huruf al iqlab adalah : ba (ب)
Bila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب) maka namanya adalah al iqlab.
Cara membacanya adalah : harus dirubah menjadi mim, tetapi karena asalnya adalah nun dan tanwin maka cara menyebut huruf mim tidak sepenuhnya bibir tertutup rapat, tetapi bibir sedikit terbuka (perlu praktek).
Contoh :
1. مِنْ بَعْدِ: mim ba’di, disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf ba (ب)
4. Al Ikhfa’

Artinya : Disembunyikan, atau samar-samar
Maksudnya adalah cara membacanya harus samar-samar, antara nun sukun atau tanwin, dengan huruf-huruf ikhfa’.
Huruf-huruf ikhfa’ adalah sebagai berikut : ta (ت), tsa (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), jay (ز), sin (س), sya (ش), shod (ص), dhod (ض), tho (ط), dho (ظ), fa (ف), qof (ق), kaf (ك)
Adalah semua huruf-huruf hijaiyah, selain huruf-huruf idghom, izhar, dan iqlab.
Bila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf al ikhfa’, maka cara membacanya adalah, harus disamar-samarkan di bibir. Samar-samar antara nun sukun atau tanwin dengan huruf-huruf ikhfa’ tersebut.
Contoh :
• مِنْ تَحْتِهَا : disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf ta (ت)
• مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ : disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf sya (ش)
• مِنْ دَآبَّة : disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf dal (د)
• وَمِنْ ذُرِّيَةِ : disini nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf dzal (ذ)
Huruf-huruf Mufakham (dibaca tebal) seperti : shod (ص), dhod (ض), tho (ط), dho (ظ), dan qaf (ق), dibaca ikhfa’ dengan tebal seperti ketika membaca huruf tebal tersebut, sedang huruf-huruf ikhfa’ lainnya dibaca ikhfa’ tipis seperti ketika menyebut huruf-huruf tersebut.
Lama ikhfa’ adalah 2 harakat.

Hukum Mim Sukun
Hukum mim sukun terbagi tiga, yaitu :
1. Al Idgham Al Mimi
2. Al Ikhfa’
3. Al Izhar
Berikut ini penjelasannya :

1. Al Idgham Al Mimi

Artinya : dimasukkan ke dalam huruf mim (م), maksudnya huruf mim (م) bertemu dengan huruf mim (م), yang mana huruf mim pertama dimasukkan ke dalam huruf mim yang kedua.
Huruf al idgham al mimi, hanya satu yaitu : mim (م)
Cara membacanya adalah : didengungkan dengan panjang dua (2) harakat.
Contoh :
• (Quraiys : 4)
• (Al Humazah : 8 )
• (Al Qadr : 4)

2. Al Ikhfa’

Artinya : Sembunyi, maksudnya bunyi hurufnya disembunyikan di bibir.
Kapan dinamakan al ikhfa’?Yaitu apabila ada mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf al ikhfa’.
Huruf al ikhfa’, juga hanya ada satu yaitu : ba (ب)
Cara membacanya adalah : harus samar-samar di bibir, juga sembunyi-sembunyi antara huruf mim (م) dan ba (ب), dipanjangkan dua (2) harakat. Hampir sama dengan kaidah hukum iqlab, cuma saja di iqlab, keadaan bibir sedikit masih terbuka.
Contoh :
• (Al Fil : 4)
• (Al ‘Aadiyat : 11)
• (Al ‘Alaq : 14)

3. Al Izhar

Artinya : jelas dan nampak, maksudnya bila huruf mim bertemu dengan huruf-huruf izhar, maka harus dibaca jelas hurufnya, sebagaimana juga pada kaidah hukum izhar nun sukun.
Huruf al izhar, adalah semua huruf-huruf hijaiyah kecuali huruf mim (م) dan ba (ب)
Kapan dinamakan al izhar? Yaitu apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan salah satu dari huruf al izhar
Cara membacanya adalah : harus jelas huruf mimnya dan jelas juga huruf al izharnya, sebagaimana jelasnya huruf izhar pada hukum nun sukun dan tanwin
Contoh :
• (Al Lahab : 4)
• (An Nasr : 3)
• (Al Kaafiruun : 3)
• (Al Kaafiruun : 6)

Hukum Qalqalah

Dibaca dengan qalqalah maksudnya adalah, dibaca dengan digemakan.
Huruf-huruf qalqalah yaitu :ba’ (ب), jim (ج), dal (د), tho’ (ط), qaf (ق). (untuk memudahkan mengingatnya :baju ditoko).
Qalqalah yang tanda harakat sebelumnya kasrah dibaca/digemakan agak tipis dan qalqalah yang tanda harakat sebelumnya fathah dibaca/digemakan agak tebal.
Qalqalah yang bertaysdid, cara bacanya dengan sedikit ditekan huruf qalqalahnya kemudian digemakan, adapun qalqalah yang tidak bertaysdid langsung digemakan tanpa jarak sela.
Contoh :
• إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(Al Alaq :1) = Perhatikan kalimat (إِقْرَأْ) huruf qalqalah qaf (ق) didahului tanda harakat kasroh, sehingga dibaca agak tipis gemanya. ( إِقْرَأْ : iqra’, dengan huruf qaf (ق) digemakan tipis).
• Masih pada contoh ayat di atas, perhatikan kalimat (خَلَقَ) huruf qalqalah qaf (ق) didahului tanda harakat fathah, sehingga dibaca tebal gemanya. (خَلَقَ: kholaq’, dengan huruf qof (ق) di gemakan tebal)
• تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ(Al Lahab : 1) = Perhatikan pada kalimat (وَتَبَّ) –bila berhenti pada kalimat tersebut– huruf qalqalah ba’ (ب) bertanda tasydid, sehingga digemakan setelah ditekan huruf qalqalahnya (وَتَبَّ: watab b’, ada jarak antara menyebut huruf ba’ (ب) dengan bunyi gema)
• مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ(Al Lahab : 2) = Perhatikan pada kalimat (كَسَبَ) –bila berhenti pada kalimat tersebut– maka huruf qalqalah ba’ (ب) digemakan langsung tanpa jarak sela. (كَسَبَ: kasab’)
Selengkapnya...

Tajwid 2
21.45 | Author: alinaksi ahmad

Al Qomariah dan Asy Syamsiah


Al Qomariah

Berasal dari kata al qamar (القمر) artinya : bulan.
Huruf-huruf hijaiyah yang diawali oleh alifdan lam (ال) dalam satu kata, dimana huruf alif dan lam (ال) tersebut tetap dibaca, maka dinamakan huruf al qamariah. Sebagaimana pengucapan al qamar (alif dan lamnya dibaca).
Huruf-huruf al qamariah sebagai berikut :
ba (ب), jim (ج), kha’ (ح), kho’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), fa (ف), qof (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha (ه), hamzah (ء), ya (ي).
Contoh :

Asy Syamsiah

Berasal dari kata asy syams (الشمس) artinya : matahari,.
Huruf-huruf hijaiyah yang diawali oleh alifdan lam (ال) dalam satu kata, dimana huruf alif dan lam (ال) tersebut tidak dibaca, maka dinamakan huruf asy syamsiah. Sebagaimana pengucapan asy syams (alif dan lamnya tidak dibaca).
Huruf-huruf asy syamsiah sebagai berikut :
ta (ت), tsa (ث), dal (د), dzal (ذ), ra (ر), jai (ز), sa (س), sya (ش), shod (ص), dhod (ض), tho (ط), dho (ظ), lam (ل), nun (ن)
adalah seluruh huruf hijaiyah selain huruf-huruf al qamariah


Hukum Al Idgham

Hukum Al Idgham terbagi 4, yaitu :
1. Al Idgham bi Ghunnah dan bi la Ghunnah
2. Al Idgham Al Mutamatsilain
3. Al Idgham Al Mutajanisain
4. Al Idgham Al MutaqaribainBerikut ini penjelasan dari masing masing-masing hukum Al Idgham secara ringkas

1. Al Idgham bi Ghunnah dan bi la Ghunnah.
Akan dijelaskan secara terpisah pada pembahasan hukum nun sukun dan tanwin.

2. Al Idgham Al Mutamatsilain
Maksudnya adalah, apabila ada 2 huruf yang sama bertemu, dimana huruf yang pertama mati (disukun) dan huruf yang kedua huruf hidup (tidak disukun).
Arti Mutamatsilain, mutamatsilain berasal dari kata matsal, artinya sama. Sehingga al mutamatsilain artinya adalah dua yang sama
Cara membacanya, huruf pertama diidghom (dimasukkan) ke huruf setelahnya.Maksudnya, huruf pertama tidak dibaca, dan huruf kedua ditasydid tanpa mendengung/tanpa ghunnah.
Contoh :
إضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ(idzribbi’ashookal’hajara), disini huruf ba’ sukun (بْ) bertemu dengan huruf ba’ hidup (بِ)

3. Al Idgham Al Mutajanisain
Dinamakan al mutajanisain karena bertemunya dua huruf yang sejenis, bisa sejenis makhrajnya walaupun beda sifatnya, atau bisa juga sejenis sifatnya dan beda makhrajnya.
Hal ini terjadi bila ada 7 pasangan huruf dibawah ini bertemu, yaitu :
• ذketemu dengan ت, contoh : قَدْ تَبَيَّنَ (qattabayyana)
• تketemu dengan د, contoh : أثْقَلَتْ دَعَوَاللّه (atsqaladdawallaah)
• ذketemu dengan ظ, contoh : إذْظَلَمْتُمْ (idzdzolamtum)
• تketemu dengan ط, contoh : هَمَّتْ طَائِفَة (hammaththoo ifah)
• ثketemu dengan ذ, contoh : يَلْهَثْ ذَالِكَ (yalhadzdzaalika)
• بketemu dengan م, contoh : إرْكَبْ مَعَنَا (irkamma’anaa)
• طketemu dengan ت, contoh : أحَطْتُ، بَسَطْتَ (a’hattu, basatta)
Cara bacanya adalah, huruf pertama diidghom (dimasukkan) ke huruf kedua, yakni huruf pertama tidak dibaca dan tidak didengungkan, kecuali bila huruf ba’ (ب) bertemu mim (م), harus didengungkan.
Juga bila huruf tho’ (ط) bertemu huruf ta’ (ت), maka huruf tho’ (ط)nya dihilangkan dan tidak dibaca dengan qalqalah.

4. Al Idghom Al Mutaqaribain
Dinamakan al mutaqaribain bila dua huruf yang hampir sama sifat dan makhrajnya bertemu.
Contoh :
• قketemu dengan ك, contoh : ألَمْ نَخْلُقْكُمْ (alam nakhlukkum)
• ل ketemu dengan ر, contoh : وَقُلْرَبِّي (waqurrabbiiy)
Selengkapnya...

Tajwid 1
21.39 | Author: alinaksi ahmad

Adab Membaca al-Qur’an
Adab membaca al-Qur’an bukan merupakan suatu keharusan namun lebih bersifat menganjurkan yang sangat diutamakan
Adab-adab tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dalam keadaan suci atau wudhu
2. Bersiwak atau sikat gigi sebelumnya
3. Menghadap kiblat
4. Menutup mulut disaat menguap, dan hentikan membaca bila sudah mengantuk
5. Merenungi apa yang dibaca/ berusaha memahami
6. Tidak meninggalkannya dalam keadaan terbuka
7. Bagi yang menghafal, minimal merujuk ke al-Qur’an walau hanya sekali.

Pentingnya Tajwid
Apa itu ilmu tajwid, dan sejauh mana pentingnya bagi kita dalam membaca Al-Qur’an, juga apa hukumnya mempelajari ilmu tajwid bagi kita. Berikut penjelasannya dalam poin demi poin :
1. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda :
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi shalat dengan membaca Al-Qur’an dan cara Nabi membaca Al-Qur’an adalah dengan mujawwadan (membacanya dengan tajwid)
2. Allah Ta’ala berfirman :
“(Tuhan) yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an.” (Ar-Rahman : 1-2).
Al-Hasan berkata (maknanya) : “Diajari membaca huruf dengan baik”.
3. Anas bin Malik Radiyallahu’anhuberkata : “Bacaan Nabi menggunakan ‘mad’ (pakai aturan panjang).”
4. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu’anhu berkata tentang firman Allah Ta’ala :
“Dan Kami membacanya dengan Tartil.” (Al-Furqon : 32),
yang dimaksud adalah : “membacanya dengan tajwid, dan berhenti pada tempatnya.”1. Ibnu Mas’ud Radiyallahu’anhu berkata kepada seorang muslim yang membaca lafazh :لِلْفُقَرَاءِ tanpa dipanjangkan, “Tidak begitu yang Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ajarkan kepada saya.”
2. Makhraj (bunyi huruf) yang benar adalah bagian dari tajwid,
contoh : kata عسىdan عصى, juga kata ازكى dan اذكى harus dibedakan cara menyebutkannya.
3. Syaikh Muhammad Makki berkata : “Tidak ada perbedaan diantara ulama bahwa mempelajari Tajwid adalah fardhu kifayah, dan mengamalkannya adalah fadhu ‘ain.


Isti’adzah dan Basmallah
Isti’adzah
Adalah wajib hukumnya membaca Isti’adzah setiap ingin membaca Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (An-Nahl : 98)
Berikut metode membacanya yang diperbolehkan :
1. a’uudzubillaahi minasy-syaithoonirrajiiym
2. a’uudzubillaahis samiiy’il ‘aliiym minasy-syaithoonirrajiiym
3. a’uudzubillahi minasy-syaithoon
Basmallah
Hukum membaca Basmallah di awal surat adalah wajib, terkecuali awal surat At-Taubah. Bila membaca Al-Qur’an dari pertengahan surat atau di awal juz maka boleh membaca dan boleh tidak.
Isti’adzah, Basmallah dan Awal Surat
Cara membacanya ada 4 pilihan yang diperbolehkan :
1. Berhenti (waqaf) setelah isti’adzah (sebelum basmillah), dan berhenti setelah basmallah sebelum awal surat.
2. Menyambung (washal) isti’adzah dengan basmallah dan menyambung dengan awal surat.
3. Berhenti setelah isti’adzah sebelum basmallah, dan menyambung langsung basmallah dengan awal surat.
4. Bila membaca bukan dari awal surat, maka ada dua cara :
a. Memisahkan (waqaf) isti’adzah dengan awal ayat.
b. Menyambung (washal) isti’adzah dengan awal ayat.
Dan 1 pilihan yang tidak diperbolehkan, yaitu menyambung isti’adzah dengan basmallah, dan berhenti setelah basmallah sebelum awal surat.
Sedang berkenaan dengan Surat At-Taubah, metodenya adalah :
1. Bila menyambung akhir surat dengan surat At-Taubah, ada 3 cara :
1. Langsung menyambung tanpa berhenti
2. Saktah (berhenti tanpa napas)
3. Waqaf (berhenti) dengan napas lega tanpa basmallah
2. Bila membaca dari awal surat At-Taubah, ada 2 cara :
1. Washal (disambung) isti’adzah dengan awal surat
2. Waqaf dengan nafas yang lega antara isti’adzah dengan awal surat
Selengkapnya...

Dampak Negatif Televisi bagi Pendidikan Anak
21.06 | Author: alinaksi ahmad


Ada hal yang sangat menggelisahkan saat menyaksikan tayangan-tayangan televisi belakangan ini. Kecuali Metro TV, hampir semua stasiun-stasiun televisi, banyak menayangkan program acara (terutama sinetron) yang cenderung mengarah pada tayangan berbau kekerasan (sadisme), pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memperhatikan dampak bagi pemirsanya.Kegelisahan itu semakin bertambah karena tayangan-tayangan tersebut dengan mudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak.
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, misalnya, mencatat, rata-rata anak usia Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).


Lebih mengkhawatirkan, kebanyakan orang tua tidak sadar akan kebebasan media yang kurang baik atas anak-anak. Anak-anak tidak diawasi dengan baik saat menonton televisi.Dengan kondisi ini sangat dikawatirkan bagaimana dampaknya bagi perkembangan anak-anak.Kita memang tidak bisa gegabah menyamaratakan semua program televisi berdampak buruk bagi anak. Ada juga program televisi yang punya sisi baik, misalnya program Acara Pendidikan. Banyak informasi yang bisa diserap dari televisi, yang tidak didapat dari tempat lain. Namun di sisi lain banyak juga tayangan televisi yang bisa berdampak buruk bagi anak. Sudah banyak survei-survei yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak tayangan televisi di kalangan anak-anak. Sebuah survei yang pernah dilakukan harian Los Angeles Times membuktikan, 4 dari 5 orang Amerika menganggap kekerasan di televisi mirip dengan dunia nyata. Oleh sebab itu sangat berbahaya kalau anak-anak sering menonton tayangan TV yang mengandung unsur kekerasan.Kekerasan di TV membuat anak menganggap kekerasan adalah jalan untuk menyelesaikan masalah (Era Muslim, 27/07/2004).Sementara itu sebuah penelitian di Texas, Amerika Serikat, yang dilakukan selama lebih dari tiga tahun terhadap 200 anak usia 2-7 tahun menemukan bahwa anak-anak yang banyak menonton program hiburan dan kartun terbukti memperoleh nilai yang lebih rendah dibanding anak yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton tayangan yang sama (KCM, 11/08/2005). Dua survei itu sebenarnya bisa jadi pelajaran.

Namun di Indonesia suguhan tayangan kekerasan dan kriminal seperti Patroli, Buser, TKP dan sebagainya, tetap saja dengan mudah bisa ditonton oleh anak-anak.Demikian pula tayangan yang berbau pornografi dan pornoaksi. Persoalan gaya hidup dan kemewahan juga patut dikritisi. Banyak sinetron yang menampilkan kehidupan yang serba glamour.Tanpa bekerja orang bisa hidup mewah.Anak-anak sekolahan dengan dandanan yang "aneh-aneh" tidak mencerminkan sebagai seorang pelajar justru dipajang sebagai pemikat.Sikap terhadap guru, orangtua, maupun sesama teman juga sangat tidak mendidik.

Dikawatirkan anak-anak sekolahan meniru gaya, sikap, serta apa yang mereka lihat di sinetron-sinetron yang berlimpah kemewahan itu. Peranan Orangtua Memang televisi bisa berdampak kurang baik bagi anak, namun melarang anak sama sekali untuk menonton televisi juga kurang baik. Yang lebih bijaksana adalah mengontrol tayangan televisi bagi anak-anak.Setidaknya memberikan pemahaman kepada anak mana yang bisa mereka tonton dan mana yang tidak boleh.Orang tua perlu mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi.Memberikan berbagai pemahaman kepada anak-anak tentang suatu tayangan yang sedang disaksikan.Selain sarana membangun komunikasi dengan anak, hal ini bisa mengurangi dampak negatif televisi bagi anak. Kebiasaan mengonsumsi televisi secara sehat ini mesti dimulai sejak anak di usia dini.
Perlu dipahami bahwa tempat pendidikan paling utama adalah di keluarga, dimana orangtua adalah yang paling bertanggungjawab di dalamnya.Kenapa mesti orangtua?Karena orangtua yang bisa mengawasi anaknya lebih lama.Orangtua paling dekat anaknya.Dalam keluargalah anak bertumbuh kembang.Membiarkan anak menonton televisi secara berlebihan berarti membiarkan tumbuh kembang dan pendidikan anak terganggu.Kewajiban orangtua juga untuk memantau kegiatan belajar anak di rumah.Perkembangan si anak tidak bisa terlalu dibebankan pada sekolah.

Dalam kesehariaannya, guru di sekolah tidak akan bisa mengantikan peran orangtua. Karena itu menjadi suatu keharusan bagi orangtua untuk tetap memperhatikan si anak selama di rumah. J Drost SJ (2000), seorang ahli pendidikan dari IKIP Sanata Dharma pernah menulis dalam buku Reformasi Pengajaran: Salah Asuhan Orantua?: "Penanaman nilai-nilai dalam pembentukan watak merupakan proses informal. Tidak ada pendidikan formal.Jadi seluruh pembentukan moral manusia muda hanya lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.Maka pendidik utama adalah orangtua.

Kenapa Kita Harus Mengurangi Menonton TV?
• Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
• Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.
• Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
• Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
• Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
• Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
• Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri.Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan.Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
• Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya 'terpotong' atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang 'berbagi cerita' antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.
• Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral& etika.

Wallahu a’lam bisshawab…
Selengkapnya...

Pasangan Hidup
20.40 | Author: alinaksi ahmad


Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.

Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.

Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapan pun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri." Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. "Tentu saja tidak," jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?". Istrinya menjawab, "Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati". Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan,"Maafkan aku," ujarnya "Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu". Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu". Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapatiistri pertamanya di sana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku."

Sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapa pun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.

Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburanlah mereka akan menemani kita.

Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang akan terbawa kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan.
Selengkapnya...

Corak Kekhalifahan dalam Islam (2)
18.32 | Author: alinaksi ahmad

2. Periode Dinasti Umayah (661 – 750 M)
Periode negara Madinah berakhir dengan wafatnya Ali bin Abi Thalib. Wafatnya Ali dianggap berakhirnya satu era yakni era al-Khulafa al-Rasyidun. Sejalan dengan itu, berakhir pula suatu tradisi pengisian jabatan kepala negara melalui musyawarah. Tokoh yang naik ke panggung politik selanjutnya adalah Muawiyah ibn Sofyan. kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/ 750 M. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada zaman Khalifah Usman cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya Setelah Husein putra Ali bin Abi Thalib dapat dikalahkan oleh Umayyah dalam pertempuran di Karbala. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Umayyah mencapai puncaknya di zaman Al-Walid. Dan sesudah itu kekuasaan mereka menurun.
Walaupun Muawiyah mengubah sistem pemerintahan dari musyawarah menjadi monarki, namun dinasti ini tetap memakai gelar khalifah. Namun ia memberikan interpretasi baru untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat Allah dalam memimpin umat dengan mengaitkannya kepada al Qur’an (2:30). Atas dasar ini dinasti menyatakan bahwa keputusan-keputusan Khalifah berdasarkan atas kehendak Allah, siapa yang menentangnya adalah kafir. Dengan kata lain pemerintahan Dinasti Umayyah bercorak teokratis, yaitu penguasa yang harus ditaati semata-mata karena iman. Seseorang selama menjadi mukmin tidak boleh melawan khalifahnya, sekalipun ia beranggapan bahwa khalifah adalah seseorang yang memusuhi agama Allah dan tindakan-tindakan khalifah tidak sesuai dengan hukum-hukum syariat. Dengan demikian, meskipun pemimpin dinasti ini menyatakan sebagai khalifah akan tetapi dalam praktiknya memimpin umat Islam sama sekali berbeda dengan khalifah yang empat sebelumnya, setelah Rasulullah. Jabatan raja menjadi turun-temurun, dan daulah Islam berubah sifatnya menjadi daulah yang bersifat kerajaan (monarkhi). Muawiyah tidak menaati isi perjanjian yang telah dilakukannya dengan Hasan bin Ali ketika ia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah akan diserahkan kepada pemilihan umat Islam. Hal ini terjadi ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Sejak saat itu suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai.Perubahan yang paling menonjol pada masa Bani Umayyah terjadi pada sistem politik, diantaranya adalah: (a) politik dalam negeri, yakni pertama, pemindahan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Kedua, pembentukan lembaga baru. Dalam menjalankan pemerintahannya Bani Umayyah dibantu oleh beberapa al Kuttab (sekretaris) yang meliputi:64 (a) Katib al Rasaail yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat-menyurat dengan pembesar-pembesar setempat. (b) Katib al Kharraj yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara. (c) Katib al Jund yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan hal-hal yang berkaitan dengan ketentaraan. (d) Katib asy Syurthah yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum. (e) Katib al-Qaadhi yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hakim setempat.
Pada masa Bani Umayyah banyak kemajuan yang telah dicapai. Ekspansi yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali dilanjutkan oleh dinasti ini, sehingga kekuasaan Islam betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbekistan dan Kirgistan di Asia Tengah. Di samping melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga berjasa dalam bidang pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan, misalnya mendirikan dinas pos, menertibkan angkatan bersenjata, memperbaharui sistem perpajakan, mencetak mata uang mendirikan masjid qubbah al-shaqra(Dome of The Rock). Ilmu naqli, yaitu filsafat dan ilmu eksakta mulai dirintis. Ilmu tafsir al-Qur’an berkembang dengan pesat, karena orang Muslim membutuhkan hukum dan undang-undang, yang bersumber pada al-Qur’an. Apabila menemui kesulitan dalam melakukan penafsiran, mereka mencarinya dalam al-hadist.

3. Periode Dinasti Abbasiah (750 – 1258 M)
Bani Abbasiah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, Irak. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini naik kekuasaan setelah mengalahkan Bani Umayyah dari semua kecuali Andalusia. Bani Abbasiah dibentuk oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, Abbas. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad.
Fondasi bangunan dinasti dibangun melalui kekerasan, dalam mempertahankan kekuasaan juga terpaksa dilakukan dengan cara kekerasan dan intrik-intrik politik. Bentuk dan sistem pemerintahan, struktur organisasi pemerintahan dan administrasi pemerintahan Dinasti Abbasiah pada dasarnya sama dengan Dinasti Umayah, hanya terdapat beberapa penambahan saja. Bentuk negara tetap monarki dan gelar kepala negara tetap khalifah, hanya saja ada penambahan gelar khalifah sebagai zhulullahi fil ardhi (Bayangan Allah di bumi). Pernyataan ini mengandung arti bahwa khalifah memperoleh kekuasaan dan kedaulatan dari Allah, maka kekuasaan itu bersifat absolut. Sebab kekuasaan itu dianggap sebagai penjelmaan kekuasaan Tuhan sebagai penguasa alam semesta. Interpretasi ini nampaknya dipengaruhi oleh kebudayaan Persia, karena kota Baghdad, pusat pemerintahan Dinasti Abbasiah berada di lingkungan Persia. Mereka juga menggunakan gelar imam sebagai pemimpin umat Islam di bidang spiritual. Gelar imam ini telah lazim digunakan oleh kelompok Syi’ah dan penggunaan kata imam ini bukan hanya di bidang agama saja, juga dalam lapangan politik.
Struktur organisasi Dinasti Abbasiah terdiri dari al-khilafat, al-wizarat, al-kitabat, al hijabat. Lembaga khilafat dijabat oleh seorang khalifah dan suksesi khalifah berjalan secara turun temurun di lingkungan keluarga Dinasti Abbasiah. Lembaga al wizarat (kementrian) dipimpin oleh seorang wazir, seperti menteri pada zaman sekarang. Lembaga dan jabatan ini baru dalam sejarah pemerintahan Islam yang diciptakan oleh Abu Ja’far al-Mansur. Wazir membawahi kepala-kepala departemen. Wazir adalah pembantu dan penasehat utama khalifah, mewakilinya dalam pelaksanaan pemerintahan, mengangkat para pejabat negara atas persetujuan khalifah. Wazir juga berkedudukan sebagai kepala pemerintahan eksekutif dan pemimpin angkatan bersenjata.
Dalam hal pengangkatan putra mahkota, Abbassiah meniru sistem yang digunakan oleh Umayyah, yakni menetapkan dua orang putra mahkota sebagai pengganti pendahulunya yang berakibat fatal karena dapat menimbulkan pertikaian antar putra mahkota.
Al-Mu'tashim, Khalifah berikutnya (833-842M), memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa Daulah Umayyah, Dinasti Abbasiah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktik orang-orang Muslim mengikuti perang sudah terhenti. Tentara dibina secara khusus menjadi prajurit-prajurit profesional. Dengan demikian, kekuatan militer Dinasti Bani Abbas menjadi sangat kuat.
Di samping itu, ada pula ciri-ciri menonjol Dinasti Bani Abbas yang tak terdapat di zaman Bani Umayyah: (1) dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh dari pengaruh Arab Islam, sedangkan Dinasti Umayyah sangat berorientasi kepada Arab Islam. Dalam periode pertama dan ketiga pemerintahan Abbasiah, pengaruh kebudayaan Persia sangat kuat, dan pada periode kedua dan keempat bangsa Turki sangat dominan dalam politik dan pemerintahan dinasti ini. (2) Dalam penyelenggaraan negara, pada masa Bani Abbas ada jabatan wazir, yang membawahi kepala-kepala departemen. Jabatan ini tidak ada di dalam pemerintahan Bani Umayyah. (3) Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani Abbas. Sebelumnya, belum ada tentara khusus yang profesional. Di samping jabatan wazir tersebut, masih terdapat dua jabatan penting, yakni hajib, perantara antara rakyat dan khalifah. Saat seseorang atau utusan dari mancanegara sebelum menghadap khalifah ia harus mencatat atau memperkenalkan diri kepada sang hajib yang membawanya kepada khalifah. Selain itu ada juga jallad yakni pelaksana hukuman, termasuk hukuman mati (algojo) yang selalu siap dibelakang khalifah, jabatan ini diadopsi dari Persia.

4. Periode Dinasti Usmaniyah
Bangsa Turki terbagi dalam berbagai suku, salah satu yang terkenal adalah suku Ughuj. Suku ini terbagi dalam 24 sub-suku. Dalam salah satu sub-suku tersebut lahirlah Sultan pertama dari Dinasti Turki Usmani yang bernama Usman. Pada saat Bangsa Mongol (sebelum Islam) dan orang Kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta bumi, orang Turki Usmani muncul sebagai pelindung Islam hingga ke tengah-tengah daratan Eropa.
Pada awalnya Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan dukungan militer, Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar dan bertahan dalam kurun yang lama. Setelah Usman meninggal pada 1326 M, putranya, Orkhan (Urkhan) naik tahta pada usia 42 tahun. Pada periode ini Islam pertama kali masuk Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara yakni: tentara sipahi (tentara reguler) yang mendapat gaji pada tiap bulannya. Tentara hazeb (tentara irreguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (mal al-ghanimah) dan tentara jenisari yang direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat. Selanjutnya tentara ini terbagi dalam sepuluh, seratus dan seribu tiap kelompoknya. Mereka diasingkan dari keluarga, dan membawa kejayaan Usmani.
Kepemimpinan selanjutnya diperintah oleh al Fatih. Dalam masa kepemimpinan al Fatih diterapkanlah sebuah undang-undang yang disahkan dalam qanun namah, yakni yang menetapkan bahwa membunuh saudara kandung, termasuk keponakan, paman, dan keluarga dekat yang dianggap bersaing dalam perebutan kekuasaan adalah halal. Dengan alasan bahwa lebih baik negara itu utuh daripada kehilangan wilayah. Fatwa ini disahkan oleh Sheikh al-Islam. Sekalipun pada masa sebelumnya yakni pada masa Murad I telah ada, namun belum disahkan dalam perundang-undangan. Baru setelah abad ke-16 M, aturan ini dilonggarkan, yakni bahwa mereka tidak dibunuh namun semenjak lahir diasingkan dan dimasukkan penjara.
Setelah al Fatih meninggal, ia digantikan oleh putranya Bayazid II, kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Salim I yang terkenal sangat kejam. Sebelum menjadi Sultan, ia melawan ayahnya dan banyak melakukan pembunuhan terhadap saudaranya yang bersaing merebutkan tahta. Ia juga menaklukkan Asia Kecil, Persia, dan Mesir. Ia juga berhasil menaklukkan Sultan Mamluk (1517 M). di samping itu ia juga berhasil memindahkan khalifah boneka Bani Abbas yang bernama Ahmad ke Konstantinopel dan secara paksa mengambil gelar sakral dan selanjutnya digunakan oleh Sultan Turki, Salim I. Dengan pemindahan jabatan sakral dari Kairo ke Konstantinopel ini, maka sejak saat itu Konstantinopel berubah nama menjadi Istambul dan ibu kota juga di pindah ke kota ini.
Sejak saat itulah, dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yang dikuasai oleh seorang penguasa, yakni sebagai sultan untuk kekuasaan dan sebagai khalifah bagi seluruh dunia Islam dan Turki Usmani mengalami kemunduran pada masa kepemimpinan setelah Sulaiman.


DAFTAR PUSTAKA
Karim, M. Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Maududi, Abul A’la. 1996. Khilafah dan Kerajaan Evaluasi Kritis Atas Sejarah Pemerintahan Islam terj. Muhammad al Baqir. Bandung, Mizan.
Yatim, Badri. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki/khalifah diakses pada tanggal 19 Oktober 2010
http://hewar.7forum.biz/kewangan-islam-f7/baitul-mal-zaman-khalifah-abu-bakar-t100.htm diakses tanggal 19 Oktober 2010
Selengkapnya...