Konsep dalam Al Qur'an Mengenai Proses,
06.27 | Author: alinaksi ahmad


Al-Quran adalah wasiat yang ditinggalkan oleh Rasullullah SAW bagi kita ummat Islam sebagai pedoman untuk menjalani hidup yang berkualitas secara Islami, di dalamnya tertera hukum, nasehat dan ibrah yang selayaknya kita jadikan acuan dalam mengarungi bahtera kehidupan. Salah satu dari banyak ibrah yang Al-Quran ajarkan kepada kita adalah untuk menghargai proses tanpa merisaukan hasilnya dalam mengerjakan segala hal, berikut beberapa ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai proses.


· “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah, 134).


· Kemudian pada surat An-Najm 40-41, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya - dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.· Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Al-Baqarah, 202).· Dan bagi masing – masing orang memperoleh derajat – derajat ( seimbang ) dengan apa yang dikerjakannya”. (Al-Qur’an, Surat Al An’aam : 132)


· Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (An-Nisaa’ 32)


· Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (Al-An’am 3)


· Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.

(Thahaa 15)


Enam buah ayat diatas memiliki sebuah benang merah, yaitu membahas mengenai usaha manusia, bahwa sesungguhnya Allah SWT akan melihat kepada apa yang kita kerjakan dan usahakan. Allah SWT pasti akan membalas dengan hasil yang sepadan dengan apa yang telah kita kerjakan, karena Allah SWT sangat cepat dan tepat perhitungannya. Berusaha dan bekerja merupakan bagian terkecil dari sebuah proses dalam melakukan sesuatu, doa merupakan bagian terbesar yang berperan penting dari kesuksesan proses yang kita lakukan.

Al-Qur’an tidak menyebutkan bahwa Allah SWT akan memandang kita dari sebuah hasil, jika Al-Qur’an adalah kumpulan kalam Ilahi yang keabsahannya tidak perlu diragukan lagi, maka seharusnya sebuah proses lah yang perlu kita lakoni dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan berdoa dan berusaha. Sedangkan hasilnya tidak perlu jadikan tujuan utama yang selalu kita risaukan, karena Allah SWT telah berjanji untuk membalas segala usaha sesuai dengan kadarnya, dan juga Allah SWT sangat cepat dan tepat perhitungan-Nya. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya - Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (Az Zalzalah 7-8)


Al-Quran sebagai motivasi untuk selalu menghargai proses dalam pendidikan


“Life is education and education is life” pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan, bertolak dari asumsi diatas maka selayaknya kita memandang pendidikan sebagai sebuah proses panjang, dan sebuah proses pastilah mengarah kepada sebuah goal . Dalam pandangan Islam, manusia diciptakan dengan sebuah tujuan yaitu untuk beribadah kepada Sang Pencipta. “Dan tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaku” (al-Dzariat:56).

Dalam berproses pastilah ada saat dimana kita merasa jenuh dan kehilangan semangat, terlebih apabila kita terlalu berharap dan selalu merisaukan akan hasil yang harus kita capai hal ini terkadang memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti “Bagaimana hasilnya nanti?, apakah saya akan mendapatkan hasil yang memuaskan, atau apakah orang lain akan menghargai hasil yang saya capai?” pertanyaan-pertanyaan seperti di atas akan selalu menghantui dan mengiringi proses yang kita lakukan apabila kita hanya berorientasi pada hasil yang ingin dicapai. Semangat untuk terus menghargai sebuah proses dalam pendidikan harus selalu dibangun dengan jalan yang baik pula. Salah satu jalan untuk membangun semangat itu adalah dengan selalu memotivasi diri sendiri untuk selalu menghargai proses.

Motivasi ialah suatu dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku secara persisten yang diarahkan untuk mencapai tujuan. (Morgan,1986) Motivasi sendiri terbagi atas dua macam, yaitu motivasi dari dalam (intrinsic) dan motivasi dari luar (ektrinsic). Motivasi dari dalam muncul bila ada pemahaman seseorang tentang tujuan dari apa yang akan dicapainya atau sebuah bentuk kesadaran yang timbul dari seseorang itu sendiri. Biasanya motivasi ini akan bersifat kekal selama tujuan itu belum tercapai. Sedangkan motivasi dari luar muncul bila ada stimulus dari luar diri. Biasanya motivasi ini tidak bertahan lama, bila stimulus untuk memotivasi masih menarik, maka proses masih tetap berjalan, namun tidak selamanya stimulus tersebut akan selalu menarik. Dari kedua motivasi di atas, maka motivasi dari dalam dirilah yang perlu terus diperbaharui.

Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman bagi ummat Islam, “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (Al-Baqarah 2), di dalamnya termaktub banyak ibrah yang selayaknya dijadikan motivasi yang tertanam kokoh di dalam diri umat Islam, sehingga tidak akan hilang dan akan selalu menyertai proses yang kita jalani.

Proses panjang dalam pendidikan selayaknya dipandang seperti sebuah perjalanan panjang yang harus ditempuh dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan Mardhotillah. Kita tidak perlu menomersatukan hasil untuk dirisaukan yang perlu kita lakukan adalah berdoa dan berusaha sebaik-baiknya dalam proses yang kita lakukan, karena sesungguhnya Allah SWT Maha Melihat akan apa- apa yang kita lakukan, dan jika Ia melihat kesungguhan kita dalam berproses niscaya Allah SWT akan memberikan hasil yang sepadan untuk kesungguhan kita.


This entry was posted on 06.27 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

3 comments:

On 31 Oktober 2016 pukul 02.18 , faradis zahra mengatakan...

assalamualaikum, untuk saudara yang menulis artikel diatas, mohon untuk dibaca kembali redaksi yang ditulis, pada paragraf ke3 ditulis "al-baqarah,134" yang dimaksud apakah al-baqarah ayat 134? saya membuka al-quran untuk menuliskan dalam b.arab tetapi saat saya baca artinya bukan seperti uang saudara tulis, mohon untuk diperiksa kembali sebelum di post, dikhawatirkan ada kesalah fahaman. terimakasih.

 
On 31 Oktober 2016 pukul 02.18 , faradis zahra mengatakan...

assalamualaikum, untuk saudara yang menulis artikel diatas, mohon untuk dibaca kembali redaksi yang ditulis, pada paragraf ke3 ditulis "al-baqarah,134" yang dimaksud apakah al-baqarah ayat 134? saya membuka al-quran untuk menuliskan dalam b.arab tetapi saat saya baca artinya bukan seperti uang saudara tulis, mohon untuk diperiksa kembali sebelum di post, dikhawatirkan ada kesalah fahaman. terimakasih.

 
On 31 Oktober 2016 pukul 02.19 , faradis zahra mengatakan...

assalamualaikum, untuk saudara yang menulis artikel diatas, mohon untuk dibaca kembali redaksi yang ditulis, pada paragraf ke3 ditulis "al-baqarah,134" yang dimaksud apakah al-baqarah ayat 134? saya membuka al-quran untuk menuliskan dalam b.arab tetapi saat saya baca artinya bukan seperti uang saudara tulis, mohon untuk diperiksa kembali sebelum di post, dikhawatirkan ada kesalah fahaman. terimakasih.