SEBUAH RENUNGAN TENTANG SYIRIK
07.02 | Author: alinaksi ahmad


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”

(An Nisaa: 48)

Syirik merupakan satu perbuatan yang sangat ringan untuk dilakukan, tetapi begitu berat konsekuensi yang harus ditanggung di hadapan Allah SWT. Umat islam pastinya sudah tahu tentang apa yang dimaksud dengan syirik, namun masih banyak fenomena yang terjadi pada masyarakat terkait dengan permasalahan syirik. satu contoh permasalahan menarik yang pernah mencuat adalah perilaku syirik yang timbul dari fenomena pengobatan alternatif Ponari di Jombang Jawa Timur. Fenomena ini membuat gempar seluruh rakyat Indonesia. Banyak kalangan yang menyayangkan kejadian ini. Yang disesalkan bukanlah praktik pengobatannya, akan tetapi keyakinan masyarakat terhadap keampuhan batu petir yang dimiliki Ponari dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Keyakinan yang salah ini dikhawatirkan dapat menjadikan beribu umat Islam terjebak dalam syirik masal. Hal itu bisa terjadi bila melihat betapa masyarakat mengagungkan batu Ponari sehingga tidak mampu lagi berpikir rasional. Bahkan, masalah akidah pun diabaikan. Satu bukti nyata adalah ketika ribuan masyarakat antre menunggu pengobatan, mereka bertahan siang-malam hanya untuk mendapatkan air celupan batu "ajaib" Ponari. Mereka lupa menjaga kesehatan diri, lupa melaksanakan shalat lima waktu. Otak dan pikiran mereka hanya terfokus pada batu "ajaib" Ponari yang katanya bisa mengobati semua penyakit. Apalagi kemudian Ponari dianggap sebagai titisan dewa tertentu, sehingga harus digendong kalau berpergian. Dari semua itu nampak jelas bahwa akidah masyarakat sedang berada pada tahap yang memprihatinkan.Manusia seringkali lalai terhadap peringatan-peringatan yang telah disampaikan oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan tentang tujuan utama diciptakan manusia di muka bumi ini yang atinya, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56). Dari kandungan ayat tersebut, begitu jelas dipahami bahwa tujuan penciptaan kita di dunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT baik berupa perkataan atau perbuatan, yang lahir maupun batin. Ibadah ini harus ditujukan hanya kepada Allah SWT tidak kepada selain-Nya, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya, “Hanya kepadaMu lah kami beribadah dan hanya kepadaMu lah kami minta pertolongan.” (Al Fatihah: 5). Akan tetapi saat ini sudah sangat banyak orang yang mulai berani mencoba mencari berkah dan peruntungan kepada selain Allah SWT. Ketika seseorang mencari semua itu pada selain Allah SWT, maka ia telah masuk dalam golongan orang-rang yang syirik.

Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah SWT. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (qurban), berpuasa, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kedzaliman yang paling besar.

Syirik dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok. Syirik besar dan syirik kecil.

[1]. Syirik Besar

Syirik besar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat. Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.[a]. Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada AllahSWT, ia juga berdo'a kepada selainNya.[b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah.[c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiat kepada Allah.[d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.

[2]. Syirik Kecil.

Perbuatan ini tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar. Syirik Kecil Ada Dua Macam. [a]. Syirik Dhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah SAW bersabda. Artinya : “Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik”[HR. At-Tirmidzi]. [b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, artinya "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau SAW menjawab: "Yaitu riya'"[HR. Ahmad].

Dampak syirik :

Memadamkan cahaya fitrah yang bersih. Manusia dilahirkan berada dalam fitrah tauhid yang suci, apabila manusia melakukan syirik, maka padamlah kesucian fitrah tersebut dari tauhid yang lurus.
Mematikan kesucian jiwa. Jiwa yang bertauhid takkan tenggelam dalam lumpur hawa nafsu, karena hawa nafsu bersifat menurunkan jiwa manusia kebumi sementara ruh mengangkat ke langit dan melihat ke alam malakut. Maka jiwa yang melakukan syirik akan jatuh ke jurang kerendahan dan kehinaan.
Menghilangkan sifat ‘izzah (kemuliaan). Syirik membuat jiwa menjadi tunduk kepada sesuatu selain Allah SWT yang rendah dan hina. Seorang yang berbuat syirik takkan pernah memiliki kemuliaan karena ia telah bersandar kepada sesuatu yang rendah dan hina.
Menggugurkan semua amal baik, karena syirik langsung menyentuh nilai-nilai tauhid yang paling mendasar dan aspek ketuhanan yang paling penting dalam agama Islam, yaitu pengakuan akan ke- Esa-an Allah SWT dari segala sekutu dan tandingan.
5. Kekal dan abadi di neraka. Hukuman yang paling berat bagi orang musyrik yaitu kekal di neraka, dan tidak mendapatkan kesempatan pengampunan sama sekali dari Allah SWT, karena perbuatan ini adalah kesalahan yang memang tidak bisa dimaafkan.

Wallahu a’lam bisshawab


|
This entry was posted on 07.02 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: