Teori Intelegensi (2)
03.52 | Author: alinaksi ahmad


8. HOWARD GARDNER (1983)Profesor dalam bidang pendidikan di Harvard Universiti ini mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah.Teorinya disebut dengan teory multiple Inteligence. Menurut Gardner, kaedah lama untuk mengukur tahap kecerdasan manusia, berdasarkan ujian IQ sangatlah tidak adil. Gardner mengemukakan ada 8 jenis kecerdasan yang berbeda sebagai satu cara untuk mengukur potensi kecerdasan manusia, Kecerdasan-kecerdasan tersebut adalah seperti berikut:

1. Linguistic intelligence (kecerdasan bahasa)
2. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan berhitung)
3. Spatial intelligence (kecerdasan ruang)
4. Bodily-Kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik- jasmani)
5. Musical intelligence (kecerdasan musik)
6. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)
7. Intrapersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)
8. Naturalist intelligence (kecerdasan alam)

Menurut Gardner, teori yang ia kemukakan sangat mungkin untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Adapun cara penerapannya adalah sebagai berikut:
1. pelajaran bahasa (linguistic intelligence)
2. pelajaran matematika (logical-mathematical intelligence)
3. menggambar (spatial intelligence)
4. musik (musical intelligence)
5. refleksi diri (intrapersonal intelligence)
6. pelajaran fisika (bodily-kinesthetic intelligence)
7. pelajaran sosial (interpersonal intelligence)
8. pelajaran alam (naturalist intelligence)


9. GEORGE D. STODDARD (1941)Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan manusia untuk menyelesaikan masalah yang bercirikan :
a. mengandung kesukaran
b. kompleks, yaitu mampu menyerap kemampuan baru yang sudah dimiliki untuk menghadapi masalah
c. abstrak, yakni mengandung simbol – simbol yang memerlukan analisis dan interpretasi
d. ekonomis, yaitu proses mental yang efisien dari penggunaan waktu
e. diarahkan pada suatu tujuan
f. memilik nilai-nilai sosial dan
g. berasal dari sumbernya, yaitu pola fikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain.

10. CHARLES SPEARMAN (1863)Menurut Spearman, kecerdasan ialah kemampuan umum untuk berpikir dan menimbang. Intelegensi dikenalkan melalui kemampuan mental yang popular dengan nama teori dua faktor (Two Factor Theory). Awal penjelasannya mengenai teori ini berangkat dari analisis korelasional yang dilakukan terhadap skor seperangkat tes yang mempunyai tujuan dan fungsi ukur yang berlainan. Hasil analisisnya memperlihatkan adanya interkorelasi positif diantara berbagai tes tersebut. Menurutnya, interkorelasi positif itu terjadi dikarenakan masing-masing tes tersebut memang mengukur suatu faktor umum yang sama, yaitu faktor-g. Namun demikian korelasi itu tidaklah sempurna, disebabkan setiap tes, disamping mengukur faktor umum yang sama, mengukur pola komponen tertentu yang spesifik bagi tes masing-masing. Faktor yang spesifik dan hanya diungkap oleh tes tertentu saja ini disebut faktor-s.
Definisi intelegensi Spearman mengandung dua makna kualitatif yang penting, yaitu edukasi relasi (Education of Relation) dan edukasi korelasi (Education of Correlates).
a. Education of relation (edukasi relasi), yaitu kemampuan untuk menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku diantara dua hal. Misal menghubungkan hubungan yang terdapat dalam dua kata “panjang-pendek”
b. Education of correlates (edukasi korelasi) yaitu kemampuan untuk menerapkan gubungan dasar yangtelah ditemukan dalam proses edukasi relasi sebelumnya kedaan situasi baru. Misalnya, bila telah diketahui bahwa hubungan “panjang” dan “pendek” dalam situasi pertanyaan seperti “baik-….. ” tentu dapat dilakukan.
Dalam istilah modern apa ya dikonsepkan oleh Spearmen itu dapat disebut sebagai proses encoding , prosespenyimpulan (inference) dan aplikasi. Inilah proses penalaran yang dengan mengunakan analogi yang menurut Spearmen merupakan salah satu indikator faktor g yang terbaik.
Disamping itu, Spearman mengemukakan lima prinsip kuantitatif dalam kognisi yaitu:
a. Energi mental. Setiap fikiran cenderung untuk menjaga total output kognitif stimultannya dalam kuantitas yang tetap walau bagaimanapun kualitatifnya.
b. Retentivity (kekuatan menyimpan). Terjadninya peristiwa kognitif menimbulkan kecenderungan untuk terulang kembali.
c. Kelelahan. Terjadinya peristiwa kognitif menimbulkan kecenderungan untuk melawan terulangnya peristiwa tersebut.
d. Kontrol konatif. Intensotas kognisi dapat dikendalikan oleh konasi (motivasi)
e. Potensi Primordial. Setiap manifestasi dari keempat prinsif kuantitatif terdahulu akan ditimbun diatas potensi awal indiviu yang bervariasi.

11. EDWARD LEE THORNDIKE (1913) Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa intelegensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku intelegen. Oleh karena ituu, teorinya dikategorikan dalam teori intelegensi faktor ganda. Menurutnya, intelegensi dibedakan ke dalam tiga bentuk kemampuan yaitu,
a. Kemampuan abstrak. Yaitu kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol.
b. Kemampuan mekanik, yaitu kemampua untuk bekerja dengna menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan aktivitas indera gerak (sensory motor)
c. Kemampuan sosial yaitu kemampuan untuk menghadapi orang disekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif.
Thorndike percaya bahwa tingkat intelegensi tergantung pada banyaknya neural connection atau ikatan syaraf antara rangkain stimuluis dan respon dikarenakan adanya penguatan (reinforcement) yang dialami seseorang (Wilson et al.,1974).

12. J.P. GUILFORD (1897)Guilford mengembangkan teori yang mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil informasi (product).penjelasannya adalah sbb :
1.Operation (aktivitas pikiran atau mental)
Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”
2.Content (isi informasi)
 Visual yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata
 Auditory yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga)
 Simbolic yaitu item – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan iem – iet yang lain. Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya
 Semantic biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada simbol – simbol kata
 Behavioral yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individuuang dipindahkan melaluyi tindakan dan bahasa tubuh.
3.Product (bentuk informasi yang dihasilkan)
Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata. Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan bilangan genap dan ganjil. Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani. Sistem yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Transformation yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi. Implication yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.

This entry was posted on 03.52 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: