Internet Sebagai Media Dakwah
04.08 | Author: alinaksi ahmad


Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan ummatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia (Shaleh, 1997: 11). Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu disajikan sebagai pedoman hidup dan di laksanakan dengan sungguh-sungguh oleh umat manusia. Islam adalah agama yang mengajarkan kebenaran-kebenaran universal dan kekal, namun dalam pelaksanaannya memiliki kapasitas untuk menampung segala kebinekaan, yang merupakan ciri khas kehidupan umat manusia. Agama Islam adalah agama yang memiliki kemampuan untuk mengembang sejajar dengan kemajuan-kemajuan lajunya peradaban dengan tidak meninggalkan esensinya (Triatmo, dkk, 2001: 72). Sehingga dengan sendirinya umat Islam beserta Islamnya bisa melibatkan diri pada masalah- masalah dasar yang dihadapi umat manusia seperti kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan. Agama Islam adalah agama yang amaliah, agama yang dinamis, agama yang menuntut para pemeluknya untuk berorientasi kepada kebajikan (Tasmara, 1997: 34).
Bagi seorang muslim, dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan lagi. Kewajiban dakwah merupakan suatu yang bersifat conditio sine quanon, tak mungkin dihindarkan dari kehidupannya (Tasmara, 1997: 32). Dakwah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim, bahkan agama Islam sebagai sebuah ajaran tidaklah berarti manakala tidak dimanifestasikan dalam perbuatan sehari-hari dan di amalkan.
Karena Islam tidak semata-mata membicarakan dari satu sisi kehidupan manusia (hubungan manusia dengan Tuhan), tetapi Islam juga menyoroti persoalan hidup manusia secara total dalam kesehariannya. Memanifestasikan agama bisa di lakukan dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun, seorang muslim harus menyatakan ke-Islamannya. Artinya untuk merealisasikan ajaran Islam ditengah-tengah kehidupan umat manusia merupakan usaha dakwah yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam teknologi informasi, maka salah satu tantangan para da’i adalah berdakwah melalui multi media. Salah satu media yang sangat cepat perkembangannya dan mendunia adalah internet. Kemajuan teknologi informasi berupa internet sangat patut menjadi perhatian umat Islam saat. Internet telah menjadi sebuah perpustakaan raksasa yang di dalamnya terdapat jutaan artikel, buku, jurnal, kliping berita, foto dan lain-lain dalam bentuk media elektronik. Orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja dan dari mana saja. Bagi yang suka berbelanja, internet merupakan sebuah shopping centre terbesar di dunia. Dengan panduan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses yang mudah atas bermacam informasi.
Dengan realitas tersebut, internet sebenarnya memberikan peluang sangat baik kepada pendakwah untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar. Sayangnya, karena berbagai sebab, internet belum tergarap secara maksimal sebagai alat dakwah. Para pendakwah dan cendekiawan muslim belum maksimal memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan dakwah. Agaknya, sosialisasi internet di kalangan ulama dan pemikir Islam perlu mendapatkan prioritas dalam menggalakkan dakwah Islam. berdasarkan hal itu maka, pembahasan makalah ini akan dititikberatkan kepada media yang internet.


Internet Sebagai Media Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata (bahasa), dakwah berasal dari bahasa Arab, yang berarti “ panggilan, ajakan atau seruan”. Dakwah adalah bentuk kata dasar (masdar) dari kata kerja دعا (da’a) يدعو (yad’u) دعوة (da’wah) yang berarti panggilan, seruan atau ajakan (Munawir, 1984 : 184). Da'wah berarti mengajak atau mendorong kesuatu tujuan (Umary, 1969: 52). Sedangkan orang yang melakukan seruan, ajakan tersebut dikenal dengan panggilan da’i: orang yang menyeru. Tetapi mengingat bahwa proses memanggil atau menyeru tersebut merupakan suatu penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu, maka dikenal pula istilah muballigh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaiakan pesan (message) kepada pihak komunikan (Tasmara, 1997: 31).
Menurut M. Aminuddin Sanwar (1985: 40), unsur-unsur pokok yang harus ada dalam setiap kegiatan da’wah paling tidak terdapat 3 (tiga) unsur penentu sehingga proses da’wah itu dapat berlangsung, yaitu: Da’i (subyek da’wah), Mad’u (obyek da’wah) dan Maadatu Ad-Da’wah (materi da’wah). Sedangkan unsur-unsur lain yang juga dapat mempengaruhi proses da’wah antara lain seperti: Wasaailu as-Da’wah (media da’wah), Kaifiyatu Ad-Da’wah atau thoriqotu Ad-Da’wah (metode da’wah).
Yang dimaksud dengan media dakwah ialah alat obyektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totaliteit dakwah. Diantaranya yaitu (Ya’qub, 1992: 47-48):
1. Lisan: termasuk dalam bentuk khutbah, pidato, ceramah, musyawarah.
2. Tulisan : da’wah yang dilakukan dengan perantara tulisan seperti buku-buku, majalah, surat kabar, pamlet, atau spanduk.
3. Lukisan: yakni gambar-gambar hasil seni lukis, foto.
4. Audio Visual: yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran.
5. Akhlak: yakni suatu penyampaian langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata.
Merujuk pada pendapat Ya’kub (1992) di atas, maka sebenarnya internet justru dapat menjadi suatu media dakwah yang dapat mengakomodir beberapa media dakwah lainnya. Internet dapat menagkomodir dakwah melalui lisan, tulisan, lukisan dan audio visual, hal ini sangat mungkin karena memang internet memiliki fasilitas-fasilitas untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Setidaknya terdapat tiga motode dakwah melalui internet yaitu :
1. Dengan menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam maupun tokoh-tokoh ulama. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini dianggap lebih fleksibel dan luas jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya.
2. Menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya.
3. Menggunakan fasilitas chatting ynag memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung. Sebenarnya jika dibandingkan dengan dua fasilitas yang telah disebutkan di atas, fasilitas chatting lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan dakwah melalui fasilitas ini hanya berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang on line di internet saja.
Pada hakikatnya metode dan sarana atau media untuk berdakwah itu sangat banyak dan luas, atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Sebab semua yang bisa dikerjakan oleh manusia dan apa yang ada dimuka bumi ini selagi tidak berbenturan dengan syariat Islam maka hal itu boleh dijadikan sebagai metode dan sarana untuk berdakwah.
Namun, ketentuan di atas apabila dakwah itu sendiri tidak diartikan dengan makna yang sempit, seperti yang telah diyakini oleh sebagian kalangan muslim. Dakwah tidak harus dilakukan harus secara formalitas. Dunia kesenian, kebudayaan, pariwisata, entertainmen dengan segala pernak-perniknya, termasuk sarana untuk berdakwah, menurut pemahan dakwah dalam makna yang luas sebagaimana dalam arti terminologi diatas. Hadirnya akses internet mrupakan media yang tak bisa dihindari, karena telah menjadi suatu peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis, dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.
Pada saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari kebanyakan tokoh Islam memandangnya dengan mata curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi mutahir tersebut.
Mewabahnya racun dunia di tengah-tengah masyarakat muslim, seperti krisis kebudayaan, dekadensi moral, ketidak pedulian terhadap norma-norma agama, dan kriminalitas adalah faktor yang terjadi alasan utama sikap curiga mereka.
Setelah beberapa lama kemudian sikap curiga dan khawatir mereka menjadi sima dengan sendirinya, tatkala teknologi internet ternyata juga menyediakan porsi yang cukup bagi aktifitas keagamaan tak terkecuali agama Islam. Pemikir Islam asal Syiria Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi berkata: ''Ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang di situ bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan islam, dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela, dan memecahkan berbagai problemanya.'' (http://peperonity.com/go/sites/mview/al-furqon).

Dakwah Melalui Internet: Antara Peluang dan Tantangan


A. Dakwah Melalui Internet Sebagai Peluang

Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan beberapa alasan, diantaranya mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan enerji yang relatif terjangkau. Pengguna jasa internet setiap tahunya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah. Para pakar dan ulama yang berada di balik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut satus hukum syar'i. Perlu diingatkan pula bahwa keefektifan setiap media dakwah juga sangat tergantung pada kecakapan dan keikhlasan dalam berdakwah.
Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya:
1. Mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau,
2. Pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah.
3. Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i,
4. Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari,
5. Cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan (http://www.uinsuska.info/lemlit/):
1. Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
2. Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang di luar kelaziman ilmiah.
3. Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.

B. Dakwah Melalui Internet Sebagai Tantangan
Tidak dapat dipungkiri selain memiliki beberapa kelabihan internet juga juga mempunyai beberapa kelemahan dalam perannya sebagai media dakwah kontemporer, diantaranya sebagai berikut;
1. Tidak adanya keteladanan dari para da’i kepada masyarakat yang di dakwahinya. Dalam proses penyampaian materi dakwah, hal yang diperlukan bukan hanya isi dari materi semata, akan tetapi figur dari pendakwah (da’i) juga sangat berperan. Dalam dakwah menggunakan media teknologi (internet) proses interaksi antara pendakwa (da’i) dengan objek dakwah (mad’u) sangatlah minim, bahkan nyaris tidak ada, kalaupun ada hanya sebatas komunikasi melalui tulisan atau hanya melalui suara saja (voice chatting)
2. Minimnya jumlah para da’i yang mengusai teknologi. Berdakwah melalui media teknologi menuntut pendakwah (da’i) untuk bisa menguasai alat teknologi yang bisa mendukung kelancaran dakwah. Beberapa yang sangat penting adalah komputer dan internet. Yang menjadi permasalahan adalah kuantitas dari da’i yang menguasai teknologi informasi masih sangat minim. Sebagaimana budaya yang ada di Indonesia, pendidikan untuk para da’i dalam hal ini adalah basis pesantren masih relatif terbelakang dibandingkan dengan institusi atau lembaga lain, terutam,a untuk pondok-pondok salaf. Hal ini tentu akan cukup menyulitkan apabila proses dakwah harus dilakukan dengan media teknologi.
3. Biaya yang cukup mahal. Untuk dakwah dengan teknologi, pendakwah harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mempersiapkan piranti yang dibutuhkan. Tak terkecuali internet, ketika akan menggunakan internet, pendakwah harus memiliki seperangkat komputer lengkap dengan jaringan internetnya, atau apabila tidak memiliki maka harus pergi ke warung internet (warnet) yang tentunya membutuhkan biaya dan tentu proses dakwah juga tidak akan mungkin bisa berlangsung dengan efektif.
4. Globalisasi budaya bebas. Globalisasi yang terjadi saat ini menjadikan segala sesuatu seakan tidak memiliki batas dan aturan. Terkait dengan internet, pornografi yang semakin merajalela dan segala iming-iming kehidupan modern yang semakin bebas tanpa batas juga menjadi salah satu penghambat yang cukup berat dalam proses dakwah dengan internet.

epilog
Internet pada dasarnya dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk dakwah karena pada hakikatnya metode dan sarana atau media untuk berdakwah itu sangat banyak dan luas, atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Namun disamping memiliki beberapa keunggulan media dakwah internet juga memiliki beberapa kelemahan.
Sebagai rekomendasi Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam umat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini.

Daftar Pustaka
http://www.uinsuska.info/lemlit
http://peperonity.com/go/sites/mview/al-furqon
Munawir, Ahmad Warson, 1984, Al-Munawir: Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak
Sanwar, M. Aminuddin, 1985, Pengantar Studi Ilmu Da’wah, Semarang: Fakultas da’wah IAIN Walisongo.
Shaleh, A. Rosyid, 1997, Manajemen Da’wah Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Bayu Media Pratama.
Umary, Barmawie, 1969, Azas-azas Ilmu Dakwah, TK, Ramadhani.
Ya’qub, Hamzah, 1992, Publisistik Islam, Bandung: CV. Diponegoro.

This entry was posted on 04.08 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 comments:

On 5 November 2015 pukul 04.53 , Unknown mengatakan...

ketemu juga nih pengertian media dakwah itu sndiri mksih ya mas.
Avril Lavigne - Real
Download lagu one direction full album